Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, Pemerintah tengah menyiapkan digitalisasi pada sektor asuransi guna mewujudkan transformasi ekonomi.
Menurut dia, masifnya perkembangan teknologi digital saat ini menjadi tantangan tersendiri bagi sektor asuransi.
“Kondisi tersebut mendorong industri asuransi untuk mengembangkan bisnis ke arah digitalisasi proses bisnis,” kata Airlangga saat menyampaikan sambutan secara virtual dalam acara Indonesia Re International Conference (IIC) 2024, dikutip dari keterangan resmi di Jakarta, Jumat.
Transformasi digital dalam asuransi yang didukung oleh kecerdasan buatan, machine learning, analisis prediktif, layanan seluler, hingga live chat memungkinkan perusahaan asuransi mengembangkan bisnis secara berkelanjutan.
Menurut dia, secara keseluruhan meskipun tantangan seperti kesenjangan infrastruktur dan masalah keamanan siber masih ada, industri asuransi di Indonesia tetap siap menghadapi transformasi digital yang signifikan.
“Transformasi ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi operasional, memperluas jangkauan pasar, meningkatkan kepuasan nasabah di tahun-tahun mendatang, dan juga berpotensi meningkatkan kontribusi industri asuransi terhadap PDB Indonesia,” jelasnya.
Airlangga menilai sektor asuransi yang telah menjadi salah satu penyumbang utama produk domestik bruto (PDB) serta memiliki potensi yang optimal.
Hal tersebut ditunjukkan dengan kinerja industri asuransi yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan perekonomian nasional.
Dengan memobilisasi tabungan dalam negeri, asuransi memungkinkan mengurangi kerugian, meningkatkan stabilitas keuangan, dan mendorong kegiatan perdagangan, sehingga asuransi berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Adapun dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045, transformasi ekonomi menjadi salah satu langkah esensial yang perlu dilakukan pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Berbekal bonus demografi dan kepercayaan dunia internasional, peluang dalam mencapai visi Indonesia Emas pada tahun 2045 tersebut kian meningkat dan perlu untuk dioptimalkan oleh pemerintah.