Jakarta (ANTARA) - Film "Pelangi Tanpa Warna" yang dibintangi oleh Rano Karno dan Maudy Koesnady akan tetap tayang di bioskop pada 17 Februari meski kasus COVID-19 kembali meningkat.
Meningkatnya kasus COVID-19 membuat wilayah Jawa dan Bali kembali berada di Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3. Sedangkan dua film Indonesia lain yang juga tayang di bulan Februari seperti "KKN di Desa Penari" dan "Ashiap Man" sudah menunda penayangan.
Sutradara "Pelangi Tanpa Warna" Indra Gunawan mengatakan bahwa setiap film memiliki cara tersendiri untuk bertemu dengan penontonnya. Akan tetapi, Indra yakin tayang sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan adalah yang terbaik.
"Ada teman yang menunda penayangannya, produser memang sempat minta pertimbangan. Kami tetap tayang di 17 Februari," ujar Indra dalam siaran resminya dikutip pada Sabtu.
Indra juga percaya bahwa bioskop di Indonesia telah menetapkan protokol keselamatan dan kesehatan secara aman dan ketat sehingga penonton dapat dengan tenang menikmati filmnya.
"Saya yakin bioskop akan tetap aman dari penularan COVID-19 selama para penonton mematuhi protokol kesehatan secara ketat," katanya.
Sementara itu, Rano Karno mengatakan saat ini perfilman Indonesia sudah mulai menggeliat. Hal ini dibuktikan dengan adanya film yang mencapai angka 1,7 juta penonton meski masih dalam kondisi pandemi.
Rano pun optimistis jika "Pelangi Tanpa Warna" juga bisa mendatangkan jumlah penonton bagus, apalagi dengan film dan cerita yang berkualitas.
"Saya melihat film ini cukup baik, dimainkan hanya oleh empat pemain inti, tidak membuat bosan dari awal sampai akhir. Kalau dapat 500 ribu penonton, alhamdullilah. Tanggal 17 Februari tidak bisa ditunda," kata Rano.
"Pelangi Tanpa Warna" menceritakan tentang sosok Fedi (Rano Karno), yang rancangan indah dalam pernikahannya hancur karena sang istri mengidap Alzheimer.
Dari hari ke hari, Kirana (Maudy Koesnaedi) terus melupakan semua hal sederhana hingga yang paling penting dalam hidupnya.
Situasi berubah menjadi penuh emosi hingga membuat ketenangan di rumah seolah menghilang, lalu berganti dengan kesedihan yang tak berkesudahan. Fedi terus diuji dengan kondisi Kirana yang semakin hari semakin menurun.
Tugas rumah tangga yang awalnya dipegang sang istri, kini dibebankan penuh padanya. Mampukah Fedi bertahan atau malah memilih menyerah?