Jakarta (ANTARA) - Ketika Angel Lama turun dari catwalk di final Miss Universe Nepal pada hari Rabu, dia akan membuat sejarah sebagai perempuan transgender pertama yang menjadi finalis dalam acara tahunan paling glamor di negara Himalaya itu.
Nepal adalah salah satu dari sedikit negara di dunia yang menerima kontestan transgender di kontes kecantikan, juga negara ketiga di Asia setelah Myanmar dan Mongolia, kata aktivis LGBT+.
Langkah ini hadir setelah manajemen baru melonggarkan kriteria peserta dalam hal tinggi, berat badan dan penampilan. Mereka mengizinkan siapa pun perempuan yang berani, cantik dan percaya diri di rentang usia 18-28 tahun untuk ikut berpartisipasi.
"Saya ikut Miss Universe Nepal untuk menunjukkan keberagaman di masyarakat," kata Lama (21) kepada Reuters.
"Jika saya berdiri di panggung dan memperlihatkan diri ini, itu akan jadi mahkota terbesar yang pernah ada."
Direktur nasional organisasi Miss Universe Nepal, Nagma Shrestha, mengatakan semua orang itu setara, apa pun orientasi seksual mereka.
"Jika mereka bilang mereka perempuan, mereka itu perempuan, dan harus diperlakukan sebagai perempuan," kata Shrestha (29) yang jadi Miss Nepal pertama yang mewakili negaranya di Miss Universe 2017.
Dia mengubah aturan sehingga transgender bisa ikut berpartisipasi. Dia ingin memperkuat pesan inklusivitas melalui kontes ini.
Transgender sudah diakui secara hukum di Nepal, tapi sebagian keluarga masih sulit menerima hal itu.
Orangtua Angel Lama ingin anaknya menikah dan berkeluarga, tapi Angel memilih bekerja untuk kelompok pembela hak LGBT+ Blue Diamond Sociaty.
Pada 2018, dia berkompetisi di kontes LGBT+ dan dinobatkan sebagai Miss Pink Nepal yang akhirnya membuat keluarga menerimanya sebagai transpuan.