Kendari (ANTARA) - Perum Bulog Kantor Wilayah (Kanwil) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menyebutkan penyerapan beras petani di wilayah Bumi Anoa sebanyak 33 ribu ton sepanjang tahun 2024.

Kepala Perum Bulog Kanwil Sultra Siti Mardati Saing saat ditemui di Kendari, Sultra, Jumat, mengatakan bahwa serapan beras tersebut melampaui target Bulog Sultra pada 2024 sebesar 25 ribu ton.

"Alhamdulillah, realisasi tersebut melampaui target dengan capaian 33 ribu ton," kata Siti Mardati Saing.

Dia menyebutkan bahwa penyerapan beras itu dilakukan terhadap hasil panen para petani yang tersebar di berbagai daerah di Bumi Anoa, Seperti Kabupaten Konawe, Konawe Selatan (Konsel), dan daerah-daerah penghasil padi lainnya.

"Sedangkan untuk tahun 2025 ini, Bulog Sultra menargetkan penyerapan beras petani sebanyak 35 ribu ton," ujarnya.

Siti Mardati Saing menyebutkan bahwa selain beras, Bulog Sultra juga akan menyerap gabah petani baik basah maupun giling di wilayah Bumi Anoa dalam rangka mempercepat penyerapan serta memperbanyak volume yang bisa diserap.

"Dan juga untuk mengantisipasi harga gabah jatuh di bawah harga pokok penjualan (HPP) saat panen," ujarnya.

Siti Mardati Saing menjelaskan bahwa berdasarkan harga yang telah ditetapkan pemerintah pembelian gabah kering pamet (GKP) di petani sebesar Rp6.500 per kg dengan ketentuan kualitas kadar air maksimal 25 per sen dan kadar hampa maksimal sebesar 10 per sen.

"Sedangkan harga GKP di penggilingan sebesar Rp6.700 per kg dengan kualitas yang sama pada pembelian di petani," sebut Siti Mardati Saing

Kemudian, untuk gabah kering giling (GKG) di penggilingan, kata dia, sebesar Rp8.000 per kg dengan kualitas kadar air maksimal 14 persen dan kadar hampa maksimal 13 persen.

Menurut Siti Mardati Saing, meski sudah ditetapkan tidak menutup kemungkinan harga gabah turun atau tidak sesuai karena tergantung kualitas atau kandungan kadar air maupun hampa yang telah ditentukan.

 

 


Pewarta : La Ode Muh. Deden Saputra
Editor : Zabur Karuru
Copyright © ANTARA 2025