Ambon (ANTARA) - Tokoh agama di Maluku mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu menjaga keharmonisan di tengah isu sensitif yang berpotensi memecah belah persatuan usai peristiwa bentrok di kawasan Tugu Trikora, Ambon pada Sabtu malam (11/1).

"Jangan mudah terpengaruh isu yang tidak bertanggungjawab. Mari kita sama-sama menyelesaikan masalah ini dengan tidak menyebar video-video insiden semalam," kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Maluku Abdulah Latuapo, di Ambon, Minggu.

Ia mengaku, menyayangkan adanya peristiwa baku lempar yang terjadi antar kelompok remaja di kawasan Tugu Trikora, Kota Ambon, pada Sabtu malam hingga Minggu dini hari itu.

"Ini sangat disayangkan. Ambon yang damai, yang kuat toleransinya kembali disayat dengan tindakan-tindakan yang tidak bertanggungjawab," ujarnya.

Menurutnya, sesuai hasil rapat bersama forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) Maluku dan Kota Ambon serta tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda, disepakati bahwa peristiwa tersebut murni tindakan kriminal bukan masalah agama.

Senada dengan Latuapo, Ketua Sinode GPM Pendeta Elifas Tomix Maspaitella juga mengajak masyarakat Maluku untuk tetap menjaga persaudaraan dan kedamaian di tanah para raja ini.

"Sebagai pimpinan beragama, saya mengajak semua masyarakat bersama-sama menahan diri dan membangun terus komitmen perdamaian antarumat beragama yang sudah menjadi berkat Tuhan kepada Maluku selama ini," pintanya.

Menurutnya, jika memang ada terjadi salah paham, maka alangkah baiknya itu dibicarakan dari hati ke hati sebagai orang basudara. Ia juga menyarankan jika permasalahan-permasalahan kecil sebaiknya diselesaikan dengan bantuan ketua RT/RW, lurah atau tokoh agama setempat.

"Itu jauh lebih baik daripada membiarkan emosi pribadi dan kelompok memicu konflik antarwarga yang bisa merombak persaudaraan antar umat di Maluku," ujarnya.

Pendeta Elifas menambahkan, selaku pimpinan umat beragama akan terus membina umat masing-masing agar menjadi masyarakat yang cinta damai. “Sebab kita harus membangun Ambon dan Maluku supaya kita tidak terus terpuruk," ucapnya.

Informasi dari kepolisian, keributan ini bermula dari cekcok antar pemuda yang diduga terlibat balap liar dan mabuk-mabukan di sekitar Tugu Trikora tersebut.

Perselisihan kecil tersebut memicu konsentrasi massa hingga akhirnya terjadi bentrokan yang meluas ke beberapa jalan utama dan kawasan permukiman.

Akibat bentrokan ini, tiga sepeda motor dan satu bangunan dilaporkan terbakar. Beberapa orang juga mengalami luka-luka akibat lemparan batu. Aparat kepolisian dari Polresta Ambon yang mendapat laporan sejak Minggu (12/1/2025) pukul 01.30 WIT dini hari langsung bergerak ke lokasi kejadian.

Kapolresta Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease Kombes Pol Driyano Andri Ibrahim, menjelaskan bahwa pihaknya menurunkan personel gabungan dari Polresta Ambon, Polda Maluku, dan Kodam Pattimura untuk membubarkan massa yang bertikai.

“Kami menerima laporan adanya keributan di Tugu Trikora yang dipicu balap liar dan mabuk-mabukan. Anggota segera dikerahkan untuk menghalau massa. Alhamdulillah, pagi ini situasi sudah kondusif,” ujar Driyano.

Petugas sempat melepaskan tembakan peringatan dan gas air mata untuk membubarkan massa, namun aksi saling serang terus berlangsung hingga pagi.

Pada Minggu pagi, situasi di lokasi berangsur kondusif. Meski begitu, ruas jalan utama di sekitar Tugu Trikora dipenuhi puing-puing batu dan sisa bentrokan.

Untuk mencegah bentrokan susulan, aparat keamanan dikerahkan di sejumlah titik strategis di Kota Ambon. Hingga saat ini, polisi masih mengidentifikasi pelaku yang memicu bentrokan.



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Tokoh agama ajak warga Ambon jaga keharmonisan di tengah isu sensitif

Pewarta : Winda Herman
Editor : Abdul Azis Senong
Copyright © ANTARA 2025