Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Perhubungan (Wamenhub) Suntana menyatakan bahwa sejumlah kapal laut baik milik pemerintah hingga swasta disiagakan untuk mendukung mobilitas orang yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Setiap hari mungkin lebih dari 10-15 unit kapal (yang beroperasi), ada kapal yang reguler misalnya gini, kapal Pelni regulernya lewat situ, tapi juga ada kapal-kapal yang kita siagakan seperti Darma Lautan Utama (milik swasta), lalu dari Pelindo," kata Wamenhub di sela menghadiri Pelantikan Terpadu Lulusan Sekolah Kedinasan Jalur Pola Pembibitan Kementerian Perhubungan di Jakarta, Kamis.
Suntana mengapresiasi kontribusi semua pihak, termasuk operator kapal, dalam mengarahkan armada mereka untuk mendukung evakuasi dan melindungi masyarakat di sekitar area terdampak erupsi Gunung Lewotobi.
Dia menyebutkan bahwa kapal Pelni, Pelindo, ASDP, dan Dharma Lautan serta armada lainnya telah dimobilisasi untuk mengevakuasi masyarakat di Labuan Bajo dan wilayah lain yang terdampak abu vulkanik dari erupsi Gunung Lewotobi.
Ia mengungkapkan bahwa hingga kini hampir 5.000 orang dari masyarakat yang berada di wilayah terdampak erupsi telah berhasil dievakuasi dari Labuan Bajo ke wilayah yang dianggap aman dengan menggunakan kapal-kapal yang disiagakan.
Mereka yang dipindahkan ke wilayah aman kini memiliki akses ke transportasi udara yang memungkinkan mereka melanjutkan perjalanan atau kembali ke tempat asal dengan selamat.
"Sampai sekarang saya lihat dari data yang ada, hampir 4.000-5.000 orang dari masyarakat, teman-teman, saudara-saudara kita yang pada saat itu berada di wilayah letusan, sudah diangkut melalui kapal laut yang ada, ke wilayah-wilayah yang bisa langsung melaksanakan penerbangan udara," jelas Wamenhu.
Dia mengaku, sejak menerima informasi pertama tentang aktivitas Gunung Lewotobi dari BMKG, Basarnas, dan BNPB, maka Kementerian Perhubungan terus memantau dan intensif memperbarui situasi perkembangan erupsi setiap hari.
"Jadi sejak kami dapat informasi dari teman-teman BMKG, teman-teman Basarnas dan BNPB, kami sudah mengupdate per hari, per jam dinamika letusan Gunung Lewotobi," ujarnya.
Tim pemantauan Kemenhub melakukan pembaruan per jam terkait arah abu vulkanik yang mempengaruhi operasional bandara di sekitar wilayah terdampak untuk memastikan keamanan transportasi udara.
"Kalau misalnya ternyata abu (vulkanik) itu mencapai Bima, nah kami akan (evakuasi menggunakan kapal laut) dari Labuan Bojo, kami arahkan ke arah Kupang," kata Wamenhub.