Kendari (ANTARA) - Subdit V Tipidsiber Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Dit Reskrimsus) Polda Sulawesi Tenggara (Sultra) mengkampanyekan anti judi online kepada para pelajar sebagai generasi penerus bangsa, khususnya di wilayah Bumi Anoa.
Kasubdit V Tipidsiber Dit Reskrimsus Polda Sultra Kompol Decky Hendra Wijaya saat ditemui di Kendari, Kamis, mengatakan bahwa di era digital ini juga mengalami perubahan yang cukup besar.
"Jika sebelumnya judi identik dengan permainan kartu remi atau togel, kini beralih ke genggaman digital yang jauh lebih muda diakses dan minim pengawasan," kata Decky.
Dia menyebutkan bahwa sosialisasi anti judi online yang diberikan kepada para pelajar di SMAN 4 Kendari sekaligus juga menjadi sekolah pelopor zona anti judi online di Sulawesi Tenggara.
"Kegiatan ini adalah bagian dari program nasional yang diinisiasi langsung oleh Presiden untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya judi online," ujarnya.
Decky mengungkapkan bahwa dalam pelaksanaan sosialisasi itu para pelajar juga sangat antusias dan penuh semangat menyambut materi yang menampilkan berbagai data serta fakta terkait judi online yang mengejutkan para peserta.
Ia menjelaskan bahwa judi online memberikan dampak yang sangat besar dan jauh dari sekedar kerugian finansial, bahkan sampai bisa merusak mental, menurunkan konsentrasi, hingga membuka peluang kriminalitas.
"Judi online mungkin terlihat seperti permainan biasa, tetapi di balik layar ada bahaya besar yang mengintai, terutama bagi generasi muda yang masih rentan," jelas Decky.
Dia menyampaikan bahwa Polda Sultra berkomitmen untuk memperluas sosialisasi anti judi online itu hingga ke berbagai lembaga pendidikan dan instansi pemerintahan di Sulawesi Tenggara.
“Kami akan melanjutkan kegiatan ini ke sekolah-sekolah lain dan kantor-kantor di Kendari, sehingga bisa menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi generasi muda,” ucapnya.
Kasubdit V Tipidsiber Dit Reskrimsus Polda Sultra Kompol Decky Hendra Wijaya saat ditemui di Kendari, Kamis, mengatakan bahwa di era digital ini juga mengalami perubahan yang cukup besar.
"Jika sebelumnya judi identik dengan permainan kartu remi atau togel, kini beralih ke genggaman digital yang jauh lebih muda diakses dan minim pengawasan," kata Decky.
Dia menyebutkan bahwa sosialisasi anti judi online yang diberikan kepada para pelajar di SMAN 4 Kendari sekaligus juga menjadi sekolah pelopor zona anti judi online di Sulawesi Tenggara.
"Kegiatan ini adalah bagian dari program nasional yang diinisiasi langsung oleh Presiden untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya judi online," ujarnya.
Decky mengungkapkan bahwa dalam pelaksanaan sosialisasi itu para pelajar juga sangat antusias dan penuh semangat menyambut materi yang menampilkan berbagai data serta fakta terkait judi online yang mengejutkan para peserta.
Ia menjelaskan bahwa judi online memberikan dampak yang sangat besar dan jauh dari sekedar kerugian finansial, bahkan sampai bisa merusak mental, menurunkan konsentrasi, hingga membuka peluang kriminalitas.
"Judi online mungkin terlihat seperti permainan biasa, tetapi di balik layar ada bahaya besar yang mengintai, terutama bagi generasi muda yang masih rentan," jelas Decky.
Dia menyampaikan bahwa Polda Sultra berkomitmen untuk memperluas sosialisasi anti judi online itu hingga ke berbagai lembaga pendidikan dan instansi pemerintahan di Sulawesi Tenggara.
“Kami akan melanjutkan kegiatan ini ke sekolah-sekolah lain dan kantor-kantor di Kendari, sehingga bisa menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi generasi muda,” ucapnya.