Kupang (ANTARA) - Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur Komisaris Besar Polisi Ariasandy mengatakan situasi terkini di Desa Ile Pati dan Bugalima, Kecamatan Adonara Barat, Kabupaten Flores Timur, dalam keadaan aman dan kondusif.
"Kami tetap menyiagakan anggota untuk melakukan patroli di sepanjang desa. Masyarakat yang sebelumnya mengungsi kini mulai membersihkan rumah mereka dibantu kapolsek dan anggotanya," kata Ariasandy kepada wartawan di Kupang, Rabu.
Ia mengatakan hal ini berkaitan dengan perkembangan konflik antarwarga di dua desa, yakni Bugalima dan Ile Pati, Kecamatan Adonara Barat.
Konflik tersebut mengakibatkan 51 rumah dilaporkan terbakar dan satu orang meninggal dunia, serta dmpat orang mengalami luka tembak.
Ariasandy mengatakan bahwa personel gabungan Polri dan TNI juga telah berada di lokasi kejadian pada Senin (21/10) setelah konflik itu terjadi.
Selain itu, Polda NTT juga mengirimkan 96 personel gabungan untuk bantuan kendali operasi (BKO) pada Selasa (22/10) dan akan tiba pada Rabu (23/10) pagi tadi.
"Mereka akan berada di bawah kendali Kapolres Flores Timur untuk memastikan penanganan optimal di lapangan," ujar Ariasandy.
Personel BKO tersebut terdiri atas anggota Brimob, Samapta, Reskrim, Humas, Dokkes, dan tim SDM yang berperan dalam pemulihan trauma, serta tambahan personel dari Polres Sikka, Brimob Batalyon B Sikka, dan Polres Ende.
Pascabentrokan yang terjadi sebelumnya, personel TNI dan Polri juga terlibat dalam kegiatan pembersihan puing-puing rumah di Desa Bugalima.
Kegiatan ini dipimpin kapolsek Adonara Barat pada Selasa (22/10) pagi pukul 06.30 WITA, sebagai bentuk dukungan kepada warga yang rumahnya terbakar akibat insiden tersebut.
Kapolsek Adonara Barat juga melakukan kunjungan kepada warga untuk memberikan penguatan dan imbauan agar menyerahkan penanganan masalah ini kepada pemerintah dan aparat keamanan.
Ariasandy juga mengatakan bahwa dampak dari konflik tersebut, aktivitas pendidikan di daerah tersebut terpengaruh. Ada tiga sekolah yang diliburkan sementara akibat dampak kejadian.
Tiga sekolah di Desa Bugalima, Kecamatan Adonara Barat, yakni PAUD St. Elisabeth, SD Inpres Bugalima, dan SMPN SATAP Bugalima.
"Kami tetap menyiagakan anggota untuk melakukan patroli di sepanjang desa. Masyarakat yang sebelumnya mengungsi kini mulai membersihkan rumah mereka dibantu kapolsek dan anggotanya," kata Ariasandy kepada wartawan di Kupang, Rabu.
Ia mengatakan hal ini berkaitan dengan perkembangan konflik antarwarga di dua desa, yakni Bugalima dan Ile Pati, Kecamatan Adonara Barat.
Konflik tersebut mengakibatkan 51 rumah dilaporkan terbakar dan satu orang meninggal dunia, serta dmpat orang mengalami luka tembak.
Ariasandy mengatakan bahwa personel gabungan Polri dan TNI juga telah berada di lokasi kejadian pada Senin (21/10) setelah konflik itu terjadi.
Selain itu, Polda NTT juga mengirimkan 96 personel gabungan untuk bantuan kendali operasi (BKO) pada Selasa (22/10) dan akan tiba pada Rabu (23/10) pagi tadi.
"Mereka akan berada di bawah kendali Kapolres Flores Timur untuk memastikan penanganan optimal di lapangan," ujar Ariasandy.
Personel BKO tersebut terdiri atas anggota Brimob, Samapta, Reskrim, Humas, Dokkes, dan tim SDM yang berperan dalam pemulihan trauma, serta tambahan personel dari Polres Sikka, Brimob Batalyon B Sikka, dan Polres Ende.
Pascabentrokan yang terjadi sebelumnya, personel TNI dan Polri juga terlibat dalam kegiatan pembersihan puing-puing rumah di Desa Bugalima.
Kegiatan ini dipimpin kapolsek Adonara Barat pada Selasa (22/10) pagi pukul 06.30 WITA, sebagai bentuk dukungan kepada warga yang rumahnya terbakar akibat insiden tersebut.
Kapolsek Adonara Barat juga melakukan kunjungan kepada warga untuk memberikan penguatan dan imbauan agar menyerahkan penanganan masalah ini kepada pemerintah dan aparat keamanan.
Ariasandy juga mengatakan bahwa dampak dari konflik tersebut, aktivitas pendidikan di daerah tersebut terpengaruh. Ada tiga sekolah yang diliburkan sementara akibat dampak kejadian.
Tiga sekolah di Desa Bugalima, Kecamatan Adonara Barat, yakni PAUD St. Elisabeth, SD Inpres Bugalima, dan SMPN SATAP Bugalima.