Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agama melaporkan keberangkatan kelompok terbang (kloter) pertama jamaah calon haji Indonesia 1446 Hijriah/2025 Masehi diperkirakan akan berlangsung mulai 2 Mei 2025.
"Insya Allah 2 Mei 2025 berangkat. 1 Mei 2025 mulai masuk asrama," ujar Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief di Jakarta, Kamis.
Hilman mengatakan saat ini Kementerian Agama tengah mempersiapkan penyelenggaraan haji 2025, baik operasional di tanah air maupun di Arab Saudi.
Sejumlah hal dipersiapkan mulai dari layanan akomodasi, transportasi, konsumsi, penguatan skema-skema seperti Murur dan Tanazul, hingga dari sisi regulasi.
Apalagi dari sisi kuota, Pemerintah Arab Saudi telah mengumumkan dan Indonesia mendapat kuota 221 ribu orang. Jumlah ini sama seperti pada penyelenggaraan tahun 2024, namun saat itu terdapat penambahan kuota hingga 20 ribu orang.
"Saat ini Kemenag sedang menyiapkan langkah-langkah, khusus di direktorat sudah berkoordinasi dengan provinsi dan kabupaten sembari menunggu KMA (keputusan menteri agama), yang mungkin ada penyesuaian regulasi," ujar Hilman.
Khusus untuk pelayanan di luar negeri, kata Hilman, pada 23 Oktober 2024 kontrak-kontrak layanan di Arab Saudi harus mulai dipersiapkan. Lalu pada 13 Januari 2025, akan dilakukan penandatanganan MoU dengan Arab Saudi perihal kesiapan dan pemberangkatan haji.
"Mulai dari asrama haji, pengecekan kesehatan, armada yang akan digunakan, baik untuk transportasi darat maupun udara, ini harus kita pikirkan sejak dini. Mudah-mudahan kejadian tahun lalu menjadi pembelajaran kita," kata dia.
Menurut dia, jadwal keberangkatan ini harus menjadi perhatian bersama agar jemaah dapat melakukan persiapan manasik sebelum berangkat ke Saudi.
"Insya Allah 2 Mei 2025 berangkat. 1 Mei 2025 mulai masuk asrama," ujar Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief di Jakarta, Kamis.
Hilman mengatakan saat ini Kementerian Agama tengah mempersiapkan penyelenggaraan haji 2025, baik operasional di tanah air maupun di Arab Saudi.
Sejumlah hal dipersiapkan mulai dari layanan akomodasi, transportasi, konsumsi, penguatan skema-skema seperti Murur dan Tanazul, hingga dari sisi regulasi.
Apalagi dari sisi kuota, Pemerintah Arab Saudi telah mengumumkan dan Indonesia mendapat kuota 221 ribu orang. Jumlah ini sama seperti pada penyelenggaraan tahun 2024, namun saat itu terdapat penambahan kuota hingga 20 ribu orang.
"Saat ini Kemenag sedang menyiapkan langkah-langkah, khusus di direktorat sudah berkoordinasi dengan provinsi dan kabupaten sembari menunggu KMA (keputusan menteri agama), yang mungkin ada penyesuaian regulasi," ujar Hilman.
Khusus untuk pelayanan di luar negeri, kata Hilman, pada 23 Oktober 2024 kontrak-kontrak layanan di Arab Saudi harus mulai dipersiapkan. Lalu pada 13 Januari 2025, akan dilakukan penandatanganan MoU dengan Arab Saudi perihal kesiapan dan pemberangkatan haji.
"Mulai dari asrama haji, pengecekan kesehatan, armada yang akan digunakan, baik untuk transportasi darat maupun udara, ini harus kita pikirkan sejak dini. Mudah-mudahan kejadian tahun lalu menjadi pembelajaran kita," kata dia.
Menurut dia, jadwal keberangkatan ini harus menjadi perhatian bersama agar jemaah dapat melakukan persiapan manasik sebelum berangkat ke Saudi.