Yerusalem (ANTARA) - Militer Israel mengeluarkan perintah evakuasi pada Kamis bagi penduduk di beberapa gedung di kota pinggiran selatan Beirut, memerintahkan untuk meninggalkan gedung sebelum serangan.
Juru bicara militer Israel Avichay Adraee mengeluarkan "peringatan penting" pada X terutama bagi penduduk kawasan Bourj el-Barajneh.
Peringatan itu mencakup dua peta yang menunjukkan target serangan militer Israel.
Menurut Israel gedung-gedung tersebut berada dekat fasilitas Hizbullah dan mereka kemungkinan akan segera melakukan serangan, sehingga mendesak warga untuk evakuasi dari gedung-gedung itu dan menjauh dalam jarak setidaknya 500 meter.
Sejak Israel melancarkan serangan darat di Lebanon pada awal Oktober, militer mereka telah berulang kali memperingatkan penduduk daerah pinggiran selatan Beirut untuk meninggalkan gedung-gedung tertentu, menyebut tempat itu merupakan depot senjata Hizbullah.
Setelah memerintahkan evakuasi, pesawat tempur Israel mulai melancarkan serangan udara intensif di daerah pinggiran selatan dengan dua serangan terjadi setengah jam sebelum tengah malam, menurut Kantor Berita Nasional resmi Lebanon.
Sebelumnya pada hari itu, pasukan Israel melancarkan serangkaian serangan udara di daerah pinggiran selatan Beirut dan kawasan Gubernuran Mount Lebanon.
Pesawat tempur Israel mengebom beberapa wilayah di selatan, meliputi Hay al-Sellom dan sebuah apartemen di Chiyah.
Di Lebanon selatan, jet tempur Israel menyasar lembah Wadi al-Saluki dan Wadi Al Hijar serta kota-kota Kfarkela, Khiyam dan Taybeh di distrik Marjayoun.
Dalam serangan di Taybeh, lima anggota Palang Merah Lebanon terluka saat menjalani misi penyelamatan, sedangkan penyerangan di kota Chaqra juga menyebabkan beberapa orang terluka, meski lembaga Lebanon tidak menyebut jelas jumlah korban.
Israel telah melancarkan serangan udara besar-besaran sejak 23 September terhadap apa yang mereka sebut target Hizbullah di seluruh Lebanon yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 1.100 orang, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.
Serangan udara tersebut merupakan eskalasi dalam konflik selama setahun antara Israel dan Hizbullah sejak dimulainya serangan brutal Tel Aviv di Jalur Gaza yang telah menewaskan hampir 41.800 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, sejak serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada Oktober tahun lalu.
Setidaknya 1.974 orang telah tewas, lebih dari 9.384 orang terluka dan 1,2 juta lainnya mengungsi, menurut otoritas Lebanon.
Masyarakat internasional telah memperingatkan bahwa serangan Israel di Lebanon dapat meningkatkan konflik Gaza menjadi perang regional yang lebih luas.
Anadolu
Juru bicara militer Israel Avichay Adraee mengeluarkan "peringatan penting" pada X terutama bagi penduduk kawasan Bourj el-Barajneh.
Peringatan itu mencakup dua peta yang menunjukkan target serangan militer Israel.
Menurut Israel gedung-gedung tersebut berada dekat fasilitas Hizbullah dan mereka kemungkinan akan segera melakukan serangan, sehingga mendesak warga untuk evakuasi dari gedung-gedung itu dan menjauh dalam jarak setidaknya 500 meter.
Sejak Israel melancarkan serangan darat di Lebanon pada awal Oktober, militer mereka telah berulang kali memperingatkan penduduk daerah pinggiran selatan Beirut untuk meninggalkan gedung-gedung tertentu, menyebut tempat itu merupakan depot senjata Hizbullah.
Setelah memerintahkan evakuasi, pesawat tempur Israel mulai melancarkan serangan udara intensif di daerah pinggiran selatan dengan dua serangan terjadi setengah jam sebelum tengah malam, menurut Kantor Berita Nasional resmi Lebanon.
Sebelumnya pada hari itu, pasukan Israel melancarkan serangkaian serangan udara di daerah pinggiran selatan Beirut dan kawasan Gubernuran Mount Lebanon.
Pesawat tempur Israel mengebom beberapa wilayah di selatan, meliputi Hay al-Sellom dan sebuah apartemen di Chiyah.
Di Lebanon selatan, jet tempur Israel menyasar lembah Wadi al-Saluki dan Wadi Al Hijar serta kota-kota Kfarkela, Khiyam dan Taybeh di distrik Marjayoun.
Dalam serangan di Taybeh, lima anggota Palang Merah Lebanon terluka saat menjalani misi penyelamatan, sedangkan penyerangan di kota Chaqra juga menyebabkan beberapa orang terluka, meski lembaga Lebanon tidak menyebut jelas jumlah korban.
Israel telah melancarkan serangan udara besar-besaran sejak 23 September terhadap apa yang mereka sebut target Hizbullah di seluruh Lebanon yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 1.100 orang, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.
Serangan udara tersebut merupakan eskalasi dalam konflik selama setahun antara Israel dan Hizbullah sejak dimulainya serangan brutal Tel Aviv di Jalur Gaza yang telah menewaskan hampir 41.800 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, sejak serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada Oktober tahun lalu.
Setidaknya 1.974 orang telah tewas, lebih dari 9.384 orang terluka dan 1,2 juta lainnya mengungsi, menurut otoritas Lebanon.
Masyarakat internasional telah memperingatkan bahwa serangan Israel di Lebanon dapat meningkatkan konflik Gaza menjadi perang regional yang lebih luas.
Anadolu