Jakarta (ANTARA) - Timnas Bola Basket U18 dituntut bermain secara konsisten saat melawan Selandia Baru dalam ajang FIBA U18 Asia Cup 2024, usai menelan kekalahan di laga perdana atas Filipina.
Dalam pertandingan perdana melawan Filipina, Indonesia takluk dengan skor 48-75 setelah berjuang keras sepanjang pertandingan.
Pelatih Timnas U18, Endrie Ekayana, yang akrab disapa Coach Yayan, mengakui kekalahan ini disebabkan oleh eksekusi yang kurang baik terutama di kuarter kedua.
"Eksekusi yang kurang baik di kuarter kedua membuat jarak skor menjadi terlalu jauh. Perubahan strategi sudah dilakukan, tapi memang tidak cukup baik," ujar Coach Yayan dalam keterangan resmi.
Pada kuarter pertama, Indonesia memberikan perlawanan ketat dengan hanya tertinggal satu poin dari Filipina, 14-15. Namun, memasuki kuarter kedua, Indonesia mengalami kesulitan dalam mencetak poin, hanya menambah dua angka sementara Filipina melesat dengan menambah 23 poin untuk memperlebar jarak skor.
Meski Timnas U18 berhasil bangkit di kuarter ketiga dengan mencetak 13 angka, Filipina tetap mendominasi dengan tambahan 25 poin. Di kuarter keempat, Indonesia menunjukkan perlawanan terbaiknya dengan mencetak 19 poin, namun upaya tersebut belum mampu menutup jarak skor yang sudah terlanjur lebar. Filipina menambah 12 poin di kuarter terakhir dan memastikan kemenangan dengan skor akhir 75-48.
Coach Yayan juga menyoroti kemampuan Filipina dalam mengeksekusi tembakan yang lebih baik, meskipun penjagaan dari Timnas U18 sudah maksimal. "Harus diakui, Filipina mengeksekusi tembakan jauh lebih bagus dari kita, walaupun penjagaan yang diberikan anak-anak sudah maksimal," tambahnya.
Setelah pertandingan, Coach Yayan langsung melakukan evaluasi terhadap tim. Ia menekankan bahwa mental eksekusi, baik dalam offense maupun defense, harus lebih ditingkatkan. Selain itu, konsistensi permainan di lapangan juga menjadi perhatian utama.
Coach Yayan juga menyebutkan bahwa kebugaran pemain sedikit terganggu akibat delay penerbangan selama 12 jam dalam perjalanan menuju Yordania. Meskipun demikian, ia menegaskan bahwa hal ini tidak dijadikan alasan atas hasil pertandingan. "Kebugaran pemain sedikit terganggu karena adanya delay penerbangan selama 12 jam, tapi bukan jadi alasan kita untuk tidak menampilkan yang terbaik yang kita punya," tutupnya.
Dengan kekalahan ini, Indonesia harus segera bangkit dan fokus pada pertandingan selanjutnya melawan Selandia Baru untuk menjaga peluang di FIBA U18 Asia Cup 2024.
Dalam pertandingan perdana melawan Filipina, Indonesia takluk dengan skor 48-75 setelah berjuang keras sepanjang pertandingan.
Pelatih Timnas U18, Endrie Ekayana, yang akrab disapa Coach Yayan, mengakui kekalahan ini disebabkan oleh eksekusi yang kurang baik terutama di kuarter kedua.
"Eksekusi yang kurang baik di kuarter kedua membuat jarak skor menjadi terlalu jauh. Perubahan strategi sudah dilakukan, tapi memang tidak cukup baik," ujar Coach Yayan dalam keterangan resmi.
Pada kuarter pertama, Indonesia memberikan perlawanan ketat dengan hanya tertinggal satu poin dari Filipina, 14-15. Namun, memasuki kuarter kedua, Indonesia mengalami kesulitan dalam mencetak poin, hanya menambah dua angka sementara Filipina melesat dengan menambah 23 poin untuk memperlebar jarak skor.
Meski Timnas U18 berhasil bangkit di kuarter ketiga dengan mencetak 13 angka, Filipina tetap mendominasi dengan tambahan 25 poin. Di kuarter keempat, Indonesia menunjukkan perlawanan terbaiknya dengan mencetak 19 poin, namun upaya tersebut belum mampu menutup jarak skor yang sudah terlanjur lebar. Filipina menambah 12 poin di kuarter terakhir dan memastikan kemenangan dengan skor akhir 75-48.
Coach Yayan juga menyoroti kemampuan Filipina dalam mengeksekusi tembakan yang lebih baik, meskipun penjagaan dari Timnas U18 sudah maksimal. "Harus diakui, Filipina mengeksekusi tembakan jauh lebih bagus dari kita, walaupun penjagaan yang diberikan anak-anak sudah maksimal," tambahnya.
Setelah pertandingan, Coach Yayan langsung melakukan evaluasi terhadap tim. Ia menekankan bahwa mental eksekusi, baik dalam offense maupun defense, harus lebih ditingkatkan. Selain itu, konsistensi permainan di lapangan juga menjadi perhatian utama.
Coach Yayan juga menyebutkan bahwa kebugaran pemain sedikit terganggu akibat delay penerbangan selama 12 jam dalam perjalanan menuju Yordania. Meskipun demikian, ia menegaskan bahwa hal ini tidak dijadikan alasan atas hasil pertandingan. "Kebugaran pemain sedikit terganggu karena adanya delay penerbangan selama 12 jam, tapi bukan jadi alasan kita untuk tidak menampilkan yang terbaik yang kita punya," tutupnya.
Dengan kekalahan ini, Indonesia harus segera bangkit dan fokus pada pertandingan selanjutnya melawan Selandia Baru untuk menjaga peluang di FIBA U18 Asia Cup 2024.