Kendari (ANTARA) - Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan menggelar Rapat koordinasi untuk menghasilkan Angka Tetap (ATAP) Produksi Tanaman Pangan tahun 2023 dalam Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Rakor tersebut turut dihadiri kepala BPS Sultra dan BPS kabupaten kota sebagai pelaksana Sensus Pertanian (ST) tahun 2023.
Kepala Distanak Sultra La Ode Muhammad Rusdin Jaya, di Kendari, Jumat, menyebutkan pada tahun 2023 produksi Tanaman Pangan untuk tanaman padi di Sultra sebesar 479.410 ton dengan luas panen sebesar 113.930 hektare dengan rata-rata produktivas tas sebesar 4,2 ton hectare.
“Sub sektor tanaman pangan dalam menjaga kestabilan pangan sekaligus juga berpengaruh pada inflasi khususnya di wilayah Sulawesi Tenggara sehingga perlu diberikan treatment yang tepat,” kata Rusdin Jaya.
Menurutnya hingga saat ini pihaknya telah melakukan beberapa upaya dalam mengatasi polemik yang dapat timbul dari penurunan produksi tanaman pangan yang terus menerus terjadi.
Adapun upaya yang telah dilakukan antara lain, pertama melakukan Perluasan Areal Tanam (PAT) di beberapa wilayah dengan potensi produksi yang tinggi, kedua melakukan peningkatan Luas Tambah Tanam (LTT), ketiga melakukan pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi.
“Keempat membangun dan meningkatkan jalan usaha tani, kelima pemberian bantuan Saprodi baik Alsintan, pupuk, maupun benih tanaman pangan dan yang terakhir melakukan peningkatan kapasitas SDM pertanian baik penyuluh maupun petani,” katanya.
Ia menambahkan semua upaya tersebut tidak akan bisa berhasil jika tidak dukung oleh semua pihak sehingga keberhasilan peningkatan produksi tanaman pangan sangat ditentukan oleh kerja keras bersama.
Sebelumnya pada tahun 2023 telah dilaksanakan Sensus Pertanian (ST) yang hasilnya secara keseluruhan telah dirilis pada tanggal 9 Agustus 2024.
Rakor tersebut turut dihadiri kepala BPS Sultra dan BPS kabupaten kota sebagai pelaksana Sensus Pertanian (ST) tahun 2023.
Kepala Distanak Sultra La Ode Muhammad Rusdin Jaya, di Kendari, Jumat, menyebutkan pada tahun 2023 produksi Tanaman Pangan untuk tanaman padi di Sultra sebesar 479.410 ton dengan luas panen sebesar 113.930 hektare dengan rata-rata produktivas tas sebesar 4,2 ton hectare.
“Sub sektor tanaman pangan dalam menjaga kestabilan pangan sekaligus juga berpengaruh pada inflasi khususnya di wilayah Sulawesi Tenggara sehingga perlu diberikan treatment yang tepat,” kata Rusdin Jaya.
Menurutnya hingga saat ini pihaknya telah melakukan beberapa upaya dalam mengatasi polemik yang dapat timbul dari penurunan produksi tanaman pangan yang terus menerus terjadi.
Adapun upaya yang telah dilakukan antara lain, pertama melakukan Perluasan Areal Tanam (PAT) di beberapa wilayah dengan potensi produksi yang tinggi, kedua melakukan peningkatan Luas Tambah Tanam (LTT), ketiga melakukan pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi.
“Keempat membangun dan meningkatkan jalan usaha tani, kelima pemberian bantuan Saprodi baik Alsintan, pupuk, maupun benih tanaman pangan dan yang terakhir melakukan peningkatan kapasitas SDM pertanian baik penyuluh maupun petani,” katanya.
Ia menambahkan semua upaya tersebut tidak akan bisa berhasil jika tidak dukung oleh semua pihak sehingga keberhasilan peningkatan produksi tanaman pangan sangat ditentukan oleh kerja keras bersama.
Sebelumnya pada tahun 2023 telah dilaksanakan Sensus Pertanian (ST) yang hasilnya secara keseluruhan telah dirilis pada tanggal 9 Agustus 2024.