Kendari (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) membekali ratusan guru tingkat SMA, SMK, dan SLB atau sederajat dengan kemampuan pemahaman psikologi siswa.
Kepala Dikbud Sultra Yusmin di Kendari, Rabu, mengatakan pelatihan ini diberikan kepada guru sebagai bekal untuk melakukan pendampingan awal kepada siswa secara keilmuan.
“Nantinya guru diajari bagaimana memahami karakteristik siswa serta bagaimana menjadi orang tua yang baik bagi anak-anak di sekolah,” kata dia.
Ia menyebutkan para guru akan diberikan pelatihan oleh tiga akademisi yang memiliki latar belakang keahlian di bidang psikologi, sedankan kegiatan berlangsung selama empat hari.
“Jadi untuk para guru harus menyimak betuk materi yang disampaikan dengan sebaik-baiknya agar ilmunya bisa diserap dengan baik,” katanya.
Ketua Tim Psikologi asal Universitas Islam Indonesia (UII) Uly Gusniarti mengatakan bagi guru yang memiliki atau menemukan siswanya mengalami masalah di sekolah, nantinya pihaknya mengajarkan kepada guru untuk memahami cara memberikan pertolongan pertama kepada siswa tersebut.
“Nantinya para guru ini juga akan kita arahkan untuk membuat rencana aksi terkait dengan kegiatan-kegiatan yang bisa diimplementasikan di sekolah tempat mengajar masing-masing,” katanya.
Kepala Dikbud Sultra Yusmin di Kendari, Rabu, mengatakan pelatihan ini diberikan kepada guru sebagai bekal untuk melakukan pendampingan awal kepada siswa secara keilmuan.
“Nantinya guru diajari bagaimana memahami karakteristik siswa serta bagaimana menjadi orang tua yang baik bagi anak-anak di sekolah,” kata dia.
Ia menyebutkan para guru akan diberikan pelatihan oleh tiga akademisi yang memiliki latar belakang keahlian di bidang psikologi, sedankan kegiatan berlangsung selama empat hari.
“Jadi untuk para guru harus menyimak betuk materi yang disampaikan dengan sebaik-baiknya agar ilmunya bisa diserap dengan baik,” katanya.
Ketua Tim Psikologi asal Universitas Islam Indonesia (UII) Uly Gusniarti mengatakan bagi guru yang memiliki atau menemukan siswanya mengalami masalah di sekolah, nantinya pihaknya mengajarkan kepada guru untuk memahami cara memberikan pertolongan pertama kepada siswa tersebut.
“Nantinya para guru ini juga akan kita arahkan untuk membuat rencana aksi terkait dengan kegiatan-kegiatan yang bisa diimplementasikan di sekolah tempat mengajar masing-masing,” katanya.