Kendari (ANTARA) - Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) turut serta dalam mensukseskan kebijakan nasional pencegahan stunting dengan mengembangkan beras biofortifikasi yang kaya akan kandungan gizi.

Kepala Distanak Sultra La Ode Muhammad Rusdin Jaya, di Kendari, Selasa, mengatakan Distanak Sultra merupakan masuk dalam salah satu tim penanganan stunting tepatnya dalam kelompok intervensi sensitif.

“Dimana dalam intervensi sensitive ini tugas kami adalah membagikan beras biofortifikasi yaitu beras yang kaya akan nutrisi dengan varietas padi yang memiliki kandungan unsur Nutri Zinc,” kata Rusdin Jaya.

Ia menuturkan, jika beras pada umumnya memiliki kandungan karbohidratnya sangat tinggi tinggi dan tidak punya kandungan gizi yang lain tetapi beras biofortifikasi ada kandungan gizi yang lain selain tentunya karbohidrat.

“Tahun 2024 ini kami telah mendistribusikan 1.000 hektare benih sebanyak 25 ton untuk 6 kabupaten di Sultra yakni Kabupaten Kolaka 100 hektare, Buton 100 hektare, Bombana 183 hektare, Konawe Selatan 100 hektare, Kolaka Timur 200 hektare dan Kota Kendari 317 hektare,” katanya.

Ia berharap beras ini bisa dikonsumsi oleh ibu hamil sehingga akan mempengaruhi janin yang dikandung begitu pula dengan balita yang sedang dalam masa pertumbuhan

“Dengan mengonsumsi beras ini yang notabene kandungan gizi nya lebih baik dari beras biasa sehingga menjadi salah satu upaya menekan stunting di daerah kita Sulawesi Tenggara,” tambahnya.

Pewarta : Azis Senong/Andry Denisah
Editor : Zabur Karuru
Copyright © ANTARA 2024