Ambon (ANTARA) - Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Maluku berkomitmen untuk menjadikan daerah itu sebagai pusat pembinaan sepak bola di kawasan Indonesia timur.

"Tentu Asprov PSSI Maluku berkomitmen untuk menjadi pusat pembinaan sepak bola di Indonesia timur, karena selama ini Maluku banyak mencetak pemain-pemain muda berprestasi yang merumput di liga 1 dan liga 2," kata Ketua Asprov PSSI Maluku Sofyan Lestaluhu di Ambon, Rabu.

Sofyan mengatakan pembinaan sepak bola yang dimaksudkan disini yakni pembinaan pada usia dini dimulai dari U-12 hingga U-16.

Menurutnya pembinaan usia dini dinilai penting guna memupuk pemahaman bermain bola yang baik dan benar bagi para pesepak bola cilik.

"Kita tahu bersama bahwa selama ini dunia sepak bola pada tim level nasional banyak diperkuat oleh nama-nama dari Maluku seperti Leonard Tupamahu, Alvin Tuasalamony, Alwi Selamat dan banyak lagi. Ini membuktikan bahwa selama ini Maluku mampu menghasilkan pemain top," katanya.

Apalagi Maluku sendiri menjadi satu-satunya provinsi di Indonesia yang memiliki kampung sepak bola yakni Tulehu, Maluku Tengah.

"Karena pembinaan usia dini adalah urat nadi dari kemajuan sepak bola kita," kata dia.

Komitmen kuat untuk menjadi pusat pembinaan sepak bola usia dini itu ditunjukkan Asprov PSSI Maluku dengan rutin melakukan liga-liga kecil guna merangsang kemampuan bermain sepak bola pada sejumlah Sekolah Sepak Bola (SSB) yang ada.

Sofyan mengatakan untuk menjadi pusat pmbinaan sepak bola usia dini, tentu dibutuhkan kerja sama yang baik dari seluruh elemen yakni lembaga wasit, pelatih, asosiasi, hingga SSB itu sendiri.

Kemauan Maluku untuk menjadi pusat pembinaan sepak bola di kawasan timur Indonesia itu diindahkan oleh PSSI sebagai wujud nyata regenerasi pemain dalam lima sampai tujuh tahun ke depan.

"Melalui kompetisi berkelanjutan yang diadakan PSSI Maluku saat ini tercipta pola latihan dan pola pembinaan bagi pemain muda sehingga para pesepakbola muda itu memiliki jeda waktu untuk bertanding, rehat, evaluasi dan kembali bertanding lagi," kata Wakil Ketua Umum PSSI Ratu Tisha Destria.

Menurut dia, selain pola latihan dan pembinaan juga harus dilakukan pengumpulan data dari kualitas pemain-pemain yang ada, dengan kata lain para pelatih wajib melapor kepada Asprov akan perkembangan pemainnya.

"Jadi tidak hanya sekedar pasang pemain dan evaluasi internal saja. Tetapi mereka wajib melapor kepada Asprov terkait mana pemain-pemain yang bisa diidentifikasi memiliki talenta yang lebih dari yang lain. Karena pengukuran data itu sangat penting karena tanpa itu kita tidak bisa melakukan akselerasi lebih jauh," jelasnya.


Pewarta : Ode Dedy Lion Abdul Azis
Editor :
Copyright © ANTARA 2024