Kendari (ANTARA) - Pemkot Baubau, Sulawesi Tenggara sedang mengumpulkan data kerugian dan kerusakan akibat banjir yang melanda sawah di daerah itu, untuk mendukung usulan bantuan bagi para petani terdampak bencana tersebut ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Kepala Pelaksana BPBD Baubau, La Ode Muslimin Hibali, di Baubau, Sabtu, mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan daerah itu terkait data kerugian yang dialami akibat banjir yang melanda sawah beberapa hari lalu.
"Di BNPB itu ada deputi yang menangani tentang pemberdayaan masyarakat. Jadi kami bermaksud mengambil data kerugian dan kerusakan itu, baik berapa kerugiannya melakukan pengolahan sawahnya, kemudian sebelum melakukan penanaman ada traktor, ada berapa biaya pembelian bibit gabah yang dikeluarkan dan lainnya,' ujarnya.
Oleh karena itu, pihaknya meminta data-data untuk dikirimkan ke BNPB yang barangkali bisa terakomodasi sehingga kerugian masyarakat akibat bencana banjir yang merendam sawah mereka bisa dipikirkan oleh deputi tersebut.
Ia juga menuturkan akan mengusulkan secepatnya melalui elektronik setelah data tersebut juga sudah ada. "Tetap kita usulkan cuman datanya harus akurat," imbuhnya.
Muslimin mengatakan, banjir yang menimpa wilayah dan merendam sawah masyarakat terjadi di empat kelurahan, yakni Kelurahan Waliabuku, Liabuku, dan Ngkari-ngkari Kecamatan Bungi, serta Kelurahan Kantalai Kecamatan Lealea.
Menurut dia, banjir yang menimpa daerah itu merupakan musiman atau langganan tahunan ketika hujan dengan intensitas tinggi melanda, apalagi salah satu penyebabnya terjadi banjir dan berdampak merendam sawah memang adalah hutan di bagian gunung di Kampeonaho sudah gundul.
"Lagi pula dulunya ada perambahan hutan yang dilakukan oleh PT BIS, jadi memang hancur, sehingga tangkapan air sudah berkurang, makanya salah satu penyebabnya juga itu," katanya.
Ia juga menyebut adanya penebang pohon liar yang walaupun bukan masuk wilayah Baubau melainkan wilayah Kabupaten Buton, namun kecuali yang melarang dari Kabupaten Buton sendiri.
Muslimin juga mengatakan telah memitigasi bencana banjir tersebut dengan membuat talud sepanjang 1.000 meter dengan posisi sebelah menyebelah beberapa tahun lalu tetapi masih kurang.
"Kita berencana mengusulkan lagi ke BNPB cuma sekarang aturan baru tidak bisa membuat pekerjaan baru kecuali hanya merehab saja yang rusak. Bisa kita usulkan begitu pakai dana darurat kecuali," ujarnya seraya menambahkan bahwa masih ada pihaknya desain infrastruktur yang memang harus dikerjakan kurang lebih 1 km.
Kepala Pelaksana BPBD Baubau, La Ode Muslimin Hibali, di Baubau, Sabtu, mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan daerah itu terkait data kerugian yang dialami akibat banjir yang melanda sawah beberapa hari lalu.
"Di BNPB itu ada deputi yang menangani tentang pemberdayaan masyarakat. Jadi kami bermaksud mengambil data kerugian dan kerusakan itu, baik berapa kerugiannya melakukan pengolahan sawahnya, kemudian sebelum melakukan penanaman ada traktor, ada berapa biaya pembelian bibit gabah yang dikeluarkan dan lainnya,' ujarnya.
Oleh karena itu, pihaknya meminta data-data untuk dikirimkan ke BNPB yang barangkali bisa terakomodasi sehingga kerugian masyarakat akibat bencana banjir yang merendam sawah mereka bisa dipikirkan oleh deputi tersebut.
Ia juga menuturkan akan mengusulkan secepatnya melalui elektronik setelah data tersebut juga sudah ada. "Tetap kita usulkan cuman datanya harus akurat," imbuhnya.
Muslimin mengatakan, banjir yang menimpa wilayah dan merendam sawah masyarakat terjadi di empat kelurahan, yakni Kelurahan Waliabuku, Liabuku, dan Ngkari-ngkari Kecamatan Bungi, serta Kelurahan Kantalai Kecamatan Lealea.
Menurut dia, banjir yang menimpa daerah itu merupakan musiman atau langganan tahunan ketika hujan dengan intensitas tinggi melanda, apalagi salah satu penyebabnya terjadi banjir dan berdampak merendam sawah memang adalah hutan di bagian gunung di Kampeonaho sudah gundul.
"Lagi pula dulunya ada perambahan hutan yang dilakukan oleh PT BIS, jadi memang hancur, sehingga tangkapan air sudah berkurang, makanya salah satu penyebabnya juga itu," katanya.
Ia juga menyebut adanya penebang pohon liar yang walaupun bukan masuk wilayah Baubau melainkan wilayah Kabupaten Buton, namun kecuali yang melarang dari Kabupaten Buton sendiri.
Muslimin juga mengatakan telah memitigasi bencana banjir tersebut dengan membuat talud sepanjang 1.000 meter dengan posisi sebelah menyebelah beberapa tahun lalu tetapi masih kurang.
"Kita berencana mengusulkan lagi ke BNPB cuma sekarang aturan baru tidak bisa membuat pekerjaan baru kecuali hanya merehab saja yang rusak. Bisa kita usulkan begitu pakai dana darurat kecuali," ujarnya seraya menambahkan bahwa masih ada pihaknya desain infrastruktur yang memang harus dikerjakan kurang lebih 1 km.