Kendari, Sultra (ANTARA) - Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Sulawesi Tenggara (Sultra) mulai menyusun langkah mitigasi dalam menghadapi musim kemarau, yang diprediksi terjadi sejak Agustus 2024.
Kepala Distanak Sultra La ode Muhammad Rusdin Jaya di Kendari, Sultra, Sabtu, mengatakan salah satu langkah yang dilakukan adalah melakukan identifikasi dini terhadap kesiapan sentra-sentra produksi Sultra.
"Sentra tersebar di beberapa daerah yakni Konawe Selatan, Bombana, Kolaka, Kolaka Timur, Konawe Utara, serta Konawe yang sangat potensial," katanya.
Rusdin mengatakan telah menghimbau seluruh penyuluh pertanian melakukan pendataan secara intensif guna merumuskan langkah apa yang akan diambil menghadapi musim kemarau.
"Misalnya, pendataan untuk wilayah yang akan dibantu pompanisasi sebab dari kementerian saat ini telah menyiapkan 75 unit pompa yang sudah di distribusi di sembilan kabupaten dan kota," katanya.
Ia juga menuturkan saat ini beberapa wilayah di Sultra belum maksimal melakukan pemanfaatan pompa, sebab intensitas hujan masih tinggi.
Selain itu, lanjutnya, langkah antisipasi lain yang dilakukan ialah dengan pemanfaatan APBD yang akan dialokasikan untuk pembuatan sumur di daerah pertanaman, sehingga ketika musim kemarau, tiba tidak terjadi kekeringan.
"Kita berharap dengan langkah mitigasi yang dilakukan ini bisa setidaknya menekan risiko kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi akibat kekeringan pada saat musim kemarau tiba," tambahnya.
Kepala Distanak Sultra La ode Muhammad Rusdin Jaya di Kendari, Sultra, Sabtu, mengatakan salah satu langkah yang dilakukan adalah melakukan identifikasi dini terhadap kesiapan sentra-sentra produksi Sultra.
"Sentra tersebar di beberapa daerah yakni Konawe Selatan, Bombana, Kolaka, Kolaka Timur, Konawe Utara, serta Konawe yang sangat potensial," katanya.
Rusdin mengatakan telah menghimbau seluruh penyuluh pertanian melakukan pendataan secara intensif guna merumuskan langkah apa yang akan diambil menghadapi musim kemarau.
"Misalnya, pendataan untuk wilayah yang akan dibantu pompanisasi sebab dari kementerian saat ini telah menyiapkan 75 unit pompa yang sudah di distribusi di sembilan kabupaten dan kota," katanya.
Ia juga menuturkan saat ini beberapa wilayah di Sultra belum maksimal melakukan pemanfaatan pompa, sebab intensitas hujan masih tinggi.
Selain itu, lanjutnya, langkah antisipasi lain yang dilakukan ialah dengan pemanfaatan APBD yang akan dialokasikan untuk pembuatan sumur di daerah pertanaman, sehingga ketika musim kemarau, tiba tidak terjadi kekeringan.
"Kita berharap dengan langkah mitigasi yang dilakukan ini bisa setidaknya menekan risiko kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi akibat kekeringan pada saat musim kemarau tiba," tambahnya.