Kendari, Sultra (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sulawesi Tenggara menginisiasi program produksi seragam sekolah karya siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) dengan merek A to B, yang bertujuan menambah keterampilan, pengalaman, dan penghasilan tambahan bagi sekolah yang memproduksi.
Karya siswa SMK tersebut telah resmi diluncurkan Penjabat Gubernur Sulawesi Tenggara Andap Budhi Revianto bersamaan dengan dilaksanakannya Lomba Kompetensi Siswa (LKS) se-Sultra.
Kepala Dikbud Sultra Yusmin di Kendari, Jumat, mengatakan program produksi seragam sekolah karya siswa SMK adalah program yang telah dirancangnya sejak 2023, tetapi masih terkendala bahan baku.
“Sebenarnya, program ini sudah saya buat sejak tahun 2023, tetapi kendalanya tidak semua sekolah memiliki modal untuk membeli bahan baku yakni kain, sehingga programnya belum bisa dijalankan,” kata Yusmin.
Tetapi, di tahun ini program tersebut akhirnya bisa dijalankan Dikbud menggunakan anggaran perubahan tahun 2023 yang telah disiapkan sebesar Rp110 juta dan akan diupayakan lebih besar lagi di tahun 2024.
“Untuk alat produksi SMK kita di Sultra telah dilengkapi alat yang standar industri jadi aman,” katanya
Salah satu tujuan program ini ialah karena dirinya melihat kemampuan siswa SMK di Sultra sudah cukup mumpuni saat melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah kejuruan di Sultra yang berjumlah kurang lebih 172 sekolah.
Menurutnya, program ini, sangat positif sebab secara harga seragam yang dibuat oleh siswa SMK tersebut memiliki harga yang lebih terjangkau dibanding produksi pasaran yang secara tidak langsung akan meringankan beban siswa untuk membeli seragam karena harga lebih murah.
“Secara harga kami di bawah harga pasar yakni sebesar Rp160 ribu sedangkan pasaran seharga Rp200 ribu tetapi tetap dengan kualitas yang tidak kalah,” katanya.
Selain itu, nantinya setiap SMK di daerah akan bertanggung jawab memproduksi kebutuhan seragam di daerah masing-masing.
Karya siswa SMK tersebut telah resmi diluncurkan Penjabat Gubernur Sulawesi Tenggara Andap Budhi Revianto bersamaan dengan dilaksanakannya Lomba Kompetensi Siswa (LKS) se-Sultra.
Kepala Dikbud Sultra Yusmin di Kendari, Jumat, mengatakan program produksi seragam sekolah karya siswa SMK adalah program yang telah dirancangnya sejak 2023, tetapi masih terkendala bahan baku.
“Sebenarnya, program ini sudah saya buat sejak tahun 2023, tetapi kendalanya tidak semua sekolah memiliki modal untuk membeli bahan baku yakni kain, sehingga programnya belum bisa dijalankan,” kata Yusmin.
Tetapi, di tahun ini program tersebut akhirnya bisa dijalankan Dikbud menggunakan anggaran perubahan tahun 2023 yang telah disiapkan sebesar Rp110 juta dan akan diupayakan lebih besar lagi di tahun 2024.
“Untuk alat produksi SMK kita di Sultra telah dilengkapi alat yang standar industri jadi aman,” katanya
Salah satu tujuan program ini ialah karena dirinya melihat kemampuan siswa SMK di Sultra sudah cukup mumpuni saat melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah kejuruan di Sultra yang berjumlah kurang lebih 172 sekolah.
Menurutnya, program ini, sangat positif sebab secara harga seragam yang dibuat oleh siswa SMK tersebut memiliki harga yang lebih terjangkau dibanding produksi pasaran yang secara tidak langsung akan meringankan beban siswa untuk membeli seragam karena harga lebih murah.
“Secara harga kami di bawah harga pasar yakni sebesar Rp160 ribu sedangkan pasaran seharga Rp200 ribu tetapi tetap dengan kualitas yang tidak kalah,” katanya.
Selain itu, nantinya setiap SMK di daerah akan bertanggung jawab memproduksi kebutuhan seragam di daerah masing-masing.