Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengakui bahwa dirinya kini merupakan seorang provokator demi kebenaran dan keadilan.

Megawati menyampaikan hal itu dalam pidato politiknya saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V partai berlambang banteng moncong putih itu di Beach City International Stadium Ancol, Jakarta, Jumat.
 
Mulanya Megawati menyinggung soal patung banteng yang tertusuk panah yang berdiri di sekitar arena rakernas.
 
Ia mengatakan PDI Perjuangan tidak apa-apa meskipun ditusuk banyak anak panah.
 
"Ndak apa-apa, tadi 'kan ada banteng penuh panah, ya saya bilang ‘Enggak apa-apa kok, kita tahan banting kok’,” kata Megawati.
 
Ia lantas membakar semangat ribuan kader yang hadir. "Berani apa tidak? Takut apa tidak? Berani apa tidak? Takut apa tidak? Berani apa tidak? Takut apa tidak?" ucapnya yang dijawab dengan teriakan kata "tidak"” oleh kader PDI Perjuangan.
 
"Nah, gitu dong. Berani!" kata Megawati sembari menghadapkan telunjuknya ke hadapan kader.
 
Megawati lantas mengatakan bahwa dirinya memang seorang provokator demi sebuah kebenaran dan keadilan.
 
"Nanti katanya 'Bu Mega provokator.' Ya! Saya sekarang provokator demi kebenaran dan keadilan. Uenak ae (enak saja, red.). Ngerti 'kan yang dimaksud? Ya sudah," ucapnya.
 
Ia pun mengaku mendapatkan komentar dari keluarga karena dianggap menjadi pemarah. Namun, menurutnya, hal itu memang perlu dilakukan sebagai bentuk perlawanan.
 
“Kenapa toh? Malah anak-anak saya sendiri bilang ‘Kok Ibu Ketum berubah, ya? Tukang ngamuk saja.’ Eh, enak saja. Kalau enggak diamukin, sudah dipanahin melulu badannya bantengnya. Keok, tahu enggak?” ucap dia.
 
"Makanya, Ibu kalau marah itu malah dicium-cium. Lah karena apa? Pasti menang,” katanya lagi.
 
Rakernas V PDI Perjuangan mengangkat tema Satyam Eva Jayate, Kebenaran Pasti Menang dengan subtema Kekuatan Kesatuan Rakyat, Jalan Kebenaran yang Berjaya. Rakernas itu berlangsung hingga Minggu (26/5).
 
 

Pewarta : Fath Putra Mulya
Editor : Zabur Karuru
Copyright © ANTARA 2024