Kendari (ANTARA) - Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop) Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menjamin kualitas gua aren yang dihasilkan petani perajin di wilayah itu.
"Produk gula aren yang dihasilkan masih terjaga kualitasnya meskipun proses pengolahannya masih dilakukan dengan cara tradisional," kata Kadis Perindagkop Bombana, Asis Fair di Bombana, Kamis.
Ia mengatakan, perajin gula aren di Desa Tangkeno di Pulau Kabaena Tengah Kabupaten Bombana sudah jadi turun temurun, masyarakat yang mengolah dari pohon enau yang menghasilkan air dari pohon enau lalu di masak dengan beberapa jam hingga menjadi gula,
"Kualitas produk gula aren asal Pulau Kabaena tetap terjaga, wajar bila harga di pasaran tetap bagus dibanding dengan produk gula dari daerah lain," kata Asis.
Ia mengatakan, ciri khas gula aren Bombana ini dari bungkusannya yang unik karena terbungkus rapi dari daun aren sendiri, sedangkan produk gula aren dari daerah lain menggunakan daun kayu hutan dan bahkan menggunakan plastik. Proses pembuatannya pun cukup memakan Waktu 2-3 jam dalam sekali adonan, hal itu dilakukan para petani agar citarasanya tidak berubah-ubah.
Asis Fair menambahkan, gula aren dari Pulau Kabaena ini sudah dipasarkan di beberapa kabupaten seperti Kota Baubau, Kendari, Kabupaten Kolaka dan beberapa daerah di luar Sultra.
"Yang pasti bahwa dari segi kualitas tidak meragukan, adapun harganya senilai Rp12.000 per kilogram itu pada tingkat petani produksi sedangkan pada tingkat pedagang pengumpul kini mencapai Rp18.000 per kilogram hingga Rp20.000 per kilo gram.
Ari (45) salah satu perajin gula aren di Desa Tangkeno, Kecamatan Kabaena Tengah mengatakan dalam sehari dapat memproduksi sebanyak 12 biji gula aren dengan kualitas yang baik, sehingga rasanya tetap bagus.
"Dari segi kualitas gula aren Pulau Kabaena, juga warnanya bening kuning kemerah-merahan serta padat," katanya.
Ia menambahkan, bahwa gula aren Pulau Kabaena banyak diminati sejak dulu karena kualitas dan selalu dicari para tamu yang berkunjung di wisata Tangkeno negeri di awan untuk membeli dan di bawa pulang.