Bali (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak para delegasi Konferensi Tingkat Tinggi World Water Forum (KTT WWF) Ke-10 meninjau pembibitan mangrove di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai, di Bali, Senin.
Berdasarkan tayangan YouTube Sekretariat Presiden di Bali, Presiden memimpin delegasi untuk meninjau serta menanam mangrove di Tahura Ngurah Rai, yang menjadi cagar alam bagi lebih dari 1.300 hektare hutan tanaman bakau yang tumbuh subur.
Pemandu kegiatan melalui pengeras suara menyebutkan bahwa kegiatan itu sekaligus menjadi bukti komitmen Indonesia terhadap konservasi dan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan.
"Tujuan kunjungan hari ini adalah untuk menyelami esensi kawasan konservasi yang luar biasa ini. Surga bagi keanekaragaman hayati, laboratorium hidup untuk pendidikan konservasi serta tempat ekowisata," katanya.
Presiden Jokowi mengajak delegasi memasuki area tanaman mangrove yang terletak di sepanjang muara yang didukung dengan teknologi kelistrikan berpembangkit tenaga surya.
Fasilitas itu dilengkapi dengan area panel surya yang berfungsi sebagai landasan pembangkit listrik di berbagai area konservasi mangrove.
Keberadaan panel surya di Tahura Ngurah Rai diadopsi dari proyek panel surya Cirata yang merupakan proyek gabungan antara Indonesia dan Uni Emirat Arab, diluncurkan di Provinsi Jawa Barat beberapa waktu lalu.
Selanjutnya, Presiden membawa rombongan tersebut memasuki area pembibitan Mangrove yang didesain dengan teknologi modern.
Tempat itu berdiri sebagai satu-satunya pembibitan mangrove modern di Indonesia yang terdiri atas rumah perkecambahan dan rumah produksi.
Area itu menyajikan berbagai inovasi instalasi air yang memungkinkan bibit tanaman dapat berkembang subur tanpa bergantung pada perubahan iklim Indonesia.
Rumah perkecambahan dirancang khusus dengan fasilitas penyiraman otomatis. Lingkungan ini merupakan pengendalian untuk memastikan kondisi optimal bagi tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan yang rumit.
Puncak dari kegiatan itu, saat Presiden Jokowi beserta rombongan menerima pemberian bibit mangrove dari sekelompok pelajar berusia anak-anak.
Presiden Jokowi pun memperagakan proses penanaman mangrove di hadapan para delegasi sebagai tanggung jawab kolektif untuk memelihara dan melindungi ekosistem mangrove.
KTT WWF merupakan forum internasional sektor air yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan dunia. Event ini diadakan oleh World Water Council atau Dewan Air Dunia.
Forum ini dihadiri sejumlah pemimpin negara dan delegasi antara lain Presiden Tajakistan Qohir Saulzoda, Meike Van Ginneken selaku utusan Kerajaan Belanda, World Water Counsil Loic Fauchon, UN General Assembly Dennis Francis, Wakil PM Malaysia Dato Sri Haji Fadillah, serta Menteri Energi dan Industri Uni Emirat Arab Suhai Mohamed Al Mazrouei.
Juga hadir Wakil PM Papua New Guinea Jhon Rosso, Utusan khusus Prancis Barbara Pompili, Hungary Janos Ader, Srilanka Ranil Wickremesinghe, Presiden Fiji Ratu Wiliame Maivalili Kantonivre, Ketua DPR RI Puan Maharani, dan PM Morocco Aziz Akhannouch.
Berdasarkan tayangan YouTube Sekretariat Presiden di Bali, Presiden memimpin delegasi untuk meninjau serta menanam mangrove di Tahura Ngurah Rai, yang menjadi cagar alam bagi lebih dari 1.300 hektare hutan tanaman bakau yang tumbuh subur.
Pemandu kegiatan melalui pengeras suara menyebutkan bahwa kegiatan itu sekaligus menjadi bukti komitmen Indonesia terhadap konservasi dan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan.
"Tujuan kunjungan hari ini adalah untuk menyelami esensi kawasan konservasi yang luar biasa ini. Surga bagi keanekaragaman hayati, laboratorium hidup untuk pendidikan konservasi serta tempat ekowisata," katanya.
Presiden Jokowi mengajak delegasi memasuki area tanaman mangrove yang terletak di sepanjang muara yang didukung dengan teknologi kelistrikan berpembangkit tenaga surya.
Fasilitas itu dilengkapi dengan area panel surya yang berfungsi sebagai landasan pembangkit listrik di berbagai area konservasi mangrove.
Keberadaan panel surya di Tahura Ngurah Rai diadopsi dari proyek panel surya Cirata yang merupakan proyek gabungan antara Indonesia dan Uni Emirat Arab, diluncurkan di Provinsi Jawa Barat beberapa waktu lalu.
Selanjutnya, Presiden membawa rombongan tersebut memasuki area pembibitan Mangrove yang didesain dengan teknologi modern.
Tempat itu berdiri sebagai satu-satunya pembibitan mangrove modern di Indonesia yang terdiri atas rumah perkecambahan dan rumah produksi.
Area itu menyajikan berbagai inovasi instalasi air yang memungkinkan bibit tanaman dapat berkembang subur tanpa bergantung pada perubahan iklim Indonesia.
Rumah perkecambahan dirancang khusus dengan fasilitas penyiraman otomatis. Lingkungan ini merupakan pengendalian untuk memastikan kondisi optimal bagi tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan yang rumit.
Puncak dari kegiatan itu, saat Presiden Jokowi beserta rombongan menerima pemberian bibit mangrove dari sekelompok pelajar berusia anak-anak.
Presiden Jokowi pun memperagakan proses penanaman mangrove di hadapan para delegasi sebagai tanggung jawab kolektif untuk memelihara dan melindungi ekosistem mangrove.
KTT WWF merupakan forum internasional sektor air yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan dunia. Event ini diadakan oleh World Water Council atau Dewan Air Dunia.
Forum ini dihadiri sejumlah pemimpin negara dan delegasi antara lain Presiden Tajakistan Qohir Saulzoda, Meike Van Ginneken selaku utusan Kerajaan Belanda, World Water Counsil Loic Fauchon, UN General Assembly Dennis Francis, Wakil PM Malaysia Dato Sri Haji Fadillah, serta Menteri Energi dan Industri Uni Emirat Arab Suhai Mohamed Al Mazrouei.
Juga hadir Wakil PM Papua New Guinea Jhon Rosso, Utusan khusus Prancis Barbara Pompili, Hungary Janos Ader, Srilanka Ranil Wickremesinghe, Presiden Fiji Ratu Wiliame Maivalili Kantonivre, Ketua DPR RI Puan Maharani, dan PM Morocco Aziz Akhannouch.