Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sebanyak 12 desa di Kecamatan Latimojong, Luwu, Sulawesi Selatan masih terisolasi setelah dilanda bencana banjir disertai tanah longsor.

"Bahkan keadaan di Latimojong hingga sore tadi bertambah parah akibat masih diguyur hujan deras," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu (5/5).
Menurut dia, hujan deras tersebut telah menimbulkan titik longsoran baru, yakni jalan menuju Latimojong ambles sepanjang 100 meter dan memutuskan beberapa jembatan penghubung antar desa.
 
Pihaknya belum dapat melaporkan berapa total jumlah warga di Latimojong yang terdampak akibat kondisi tersebut.
 
 
 
Sementara informasi yang dihimpun tim Pusdalops BNPB ada sebanyak delapan orang warga Latimojong meninggal dunia akibat banjir disertai tanah longsor ini.
 
Terlepas dari situ, ia memastikan, keselamatan warga setempat tetap menjadi prioritas, saat akses jalan terputus maka penyaluran bantuan logistik berupa makanan dan kebutuhan pokok lainnya dilakukan dengan bantuan helikopter milik TNI Angkatan Udara dan Polda Sulawesi Selatan sebagaimana yang telah berlangsung sejak Sabtu (4/5).
 
Kabupaten Luwu menjadi daerah yang mengalami dampak bencana banjir disertai tanah longsor yang paling parah di Sulawesi Selatan berdasarkan laporan tim Pusdalops BNPB.
 
Banjir disertai tanah longsor terjadi pada Jumat (3/4) dini hari sekitar 01.17 WITA setelah kabupaten itu diguyur hujan intensitas deras dengan durasi panjang sejak Kamis (2/5).
 
Selain Kecamatan Latimojong, bencana tersebut juga melanda sebanyak 12 kecamatan lain yakni, Suli, Suli Barat, Ponrang Selatan, Ponrang, Bupon, Larompong, Larompong Selatan, Bajo, Bajo Barat, Kamanre, Belopa dan Kecamatan Belopa Utara.
 
Dampak bencana semakin diperparah oleh luapan aliran Sungai Rongkong dan Baliesae.
 
Data Pusdalops BNPB mencatat hingga Minggu pukul 15.00 WIB total ada sebanyak 3.479 keluarga terdampak dan 155 jiwa di antaranya mengungsi.
 
Data tersebut juga melaporkan sedikitnya total ada 3.268 unit rumah terendam banjir, 211 rumah hanyut dan rusak berat, empat titik ruas jalan, satu unit jembatan, termasuk merusak 14 unit kendaraan sepeda motor dan mobil.
 
Kemudian, untuk korban jiwa total ada 12 warga Luwu meninggal dunia akibat bencana ini. Data tersebut diperbaharui tim BNPB setelah satu anak balita yang dilaporkan hilang berhasil ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
 
 


 

Pewarta : M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor : Zabur Karuru
Copyright © ANTARA 2024