Kendari (ANTARA) - Pemerintah Daerah (Pemda) Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) memberdayakan penenun lokal dalam memenuhi kebutuhan seragam gratis bagi siswa SD dan SMP kurang mampu di Wakatobi.
Bupati Wakatobi Haliana, di Kendari, Minggu, mengatakan di daerahnya dalam program merdeka belajar ada program yang dinamakan baju sentuhan yang telah dijalankan sejak tahun 2023 lalu.
"Dalam pembuatannya, baju seragam tersebut dibuat dengan memberi sentuhan tenun khas daerah Wakatobi yaitu tenun boke Kaledupa yang dibuat oleh penenun lokal," kata Haliana.
Menurutnya hal ini dilakukan agar selain bisa memberi bantuan kepada Siswa yang kurang mampu juga sekaligus memberdayakan penenun lokal sehingga bisa mendapatkan nilai ekonomis dari program tersebut.
“Pada setiap tahunnya kita anggarkan 1,7 miliar untuk pembuatan seragam tersebut yang perputaran uangnya juga akan mensejahterakan para penenun sebagai produsen sekaligus juga bisa membantu anak – anak kita yang kurang mampu,” katanya.
Haliana menuturkan pada tahun 2023 telah menyalurkan 6.000 seragam baju sentuhan kepada siswa SD dan SMP yang kurang mampu di wilayah Wakatobi.
“Pada tahun 2024 akan disalurkan lagi 7.000 baju sentuhan sehingga total telah mencapai 13.000 seragam dibagikan,” ujarnya.
Ia menambahkan, untuk produksi sebenarnya bisa lebih banyak lagi tetapi kembali lagi bahan baku dan produksi tenun masih terbatas sehingga pembuatannya harus dilakukan secara bertahap.
"Jadi kita cicil penyalurannya setiap tahunnya sehingga nantinya semua akan kebagian," tambahnya.
Bupati Wakatobi Haliana, di Kendari, Minggu, mengatakan di daerahnya dalam program merdeka belajar ada program yang dinamakan baju sentuhan yang telah dijalankan sejak tahun 2023 lalu.
"Dalam pembuatannya, baju seragam tersebut dibuat dengan memberi sentuhan tenun khas daerah Wakatobi yaitu tenun boke Kaledupa yang dibuat oleh penenun lokal," kata Haliana.
Menurutnya hal ini dilakukan agar selain bisa memberi bantuan kepada Siswa yang kurang mampu juga sekaligus memberdayakan penenun lokal sehingga bisa mendapatkan nilai ekonomis dari program tersebut.
“Pada setiap tahunnya kita anggarkan 1,7 miliar untuk pembuatan seragam tersebut yang perputaran uangnya juga akan mensejahterakan para penenun sebagai produsen sekaligus juga bisa membantu anak – anak kita yang kurang mampu,” katanya.
Haliana menuturkan pada tahun 2023 telah menyalurkan 6.000 seragam baju sentuhan kepada siswa SD dan SMP yang kurang mampu di wilayah Wakatobi.
“Pada tahun 2024 akan disalurkan lagi 7.000 baju sentuhan sehingga total telah mencapai 13.000 seragam dibagikan,” ujarnya.
Ia menambahkan, untuk produksi sebenarnya bisa lebih banyak lagi tetapi kembali lagi bahan baku dan produksi tenun masih terbatas sehingga pembuatannya harus dilakukan secara bertahap.
"Jadi kita cicil penyalurannya setiap tahunnya sehingga nantinya semua akan kebagian," tambahnya.