Kendari (ANTARA) - Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara mempromosikan potensi wisata setempat kepada peserta konferensi internasional tahunan ke-15, Southeast Asian Biosphere Reserves Network (SeaBRnet) atau Perhimpunan Cagar Biosfer Asia Tenggara, di daerah itu, Selasa (30/4).
Kepala Dispar Kabupaten Wakatobi Muhidin saat dihubungi dari Kendari, Kamis, mengatakan konferensi itu berpengaruh bagi kemajuan pariwisata setempat pada masa mendatang.
"Dengan adanya kegiatan ini secara tidak langsung kami bisa mempromosikan potensi-potensi daerah kami pada tamu-tamu kami yang datang, baik yang dari dalam negeri maupun dari luar negeri, dan itu salah satu target kami," katanya.
Dalam kegiatan tersebut, pihaknya akan berupaya memberikan pelayanan terbaik kepada para tamu, termasuk menunjukkan ciri khas pariwisata Wakatobi.
"Kami akan memberikan pelayanan terbaik," ujarnya.
Pihaknya juga akan mempersembahkan tradisi adat Mola Suku Bajo di Wakatobi saat menyambut para peserta konferensi.
Selain itu, pertunjukan tradisi Kabuenga (ayunan) yang biasa untuk menyambut para tamu yang datang di Kabupaten Wakatobi.
"Tapi yang paling menonjol barangkali itu adalah tradisi Mola Bajo, ini untuk pertama kali akan hadirkan, di situ ada parade perahu, kemudian ada beberapa tarian yang berasal dari Mola," ucapnya.
Persiapan Pemerintah Kabupaten Wakatobi untuk menyambut kegiatan tersebut telah dirampungkan. Namun, yang menjadi kendala terkait dengan transportasi udara yang belum kembali mengudara di Kabupaten Wakatobi.
"Karena pesawat sampai hari ini belum bisa mengudara ke Wakatobi, jadi ini terpaksa penerbangan itu hanya sampai di Kota Kendari dan Bau-bau, sehingga teman-teman dari panitia itu sudah mempersiapkan untuk menyambut tamu-tamu kita di Bau-bau dan di Kota Kendari," katanya.
Ia berharap, kegiatan internasional di Kabupaten Wakatobi bisa memberikan dampak positif bagi pembangunan dan promosi wisata daerah tersebut.
Kepala Dispar Kabupaten Wakatobi Muhidin saat dihubungi dari Kendari, Kamis, mengatakan konferensi itu berpengaruh bagi kemajuan pariwisata setempat pada masa mendatang.
"Dengan adanya kegiatan ini secara tidak langsung kami bisa mempromosikan potensi-potensi daerah kami pada tamu-tamu kami yang datang, baik yang dari dalam negeri maupun dari luar negeri, dan itu salah satu target kami," katanya.
Dalam kegiatan tersebut, pihaknya akan berupaya memberikan pelayanan terbaik kepada para tamu, termasuk menunjukkan ciri khas pariwisata Wakatobi.
"Kami akan memberikan pelayanan terbaik," ujarnya.
Pihaknya juga akan mempersembahkan tradisi adat Mola Suku Bajo di Wakatobi saat menyambut para peserta konferensi.
Selain itu, pertunjukan tradisi Kabuenga (ayunan) yang biasa untuk menyambut para tamu yang datang di Kabupaten Wakatobi.
"Tapi yang paling menonjol barangkali itu adalah tradisi Mola Bajo, ini untuk pertama kali akan hadirkan, di situ ada parade perahu, kemudian ada beberapa tarian yang berasal dari Mola," ucapnya.
Persiapan Pemerintah Kabupaten Wakatobi untuk menyambut kegiatan tersebut telah dirampungkan. Namun, yang menjadi kendala terkait dengan transportasi udara yang belum kembali mengudara di Kabupaten Wakatobi.
"Karena pesawat sampai hari ini belum bisa mengudara ke Wakatobi, jadi ini terpaksa penerbangan itu hanya sampai di Kota Kendari dan Bau-bau, sehingga teman-teman dari panitia itu sudah mempersiapkan untuk menyambut tamu-tamu kita di Bau-bau dan di Kota Kendari," katanya.
Ia berharap, kegiatan internasional di Kabupaten Wakatobi bisa memberikan dampak positif bagi pembangunan dan promosi wisata daerah tersebut.