Kendari (ANTARA) - Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Sulawesi Tenggara (Sultra) menemukan sebanyak 55 lembar uang palsu yang beredar di wilayah Provinsi Sultra pada periode Ramadhan dan Idul Fitri 1445 Hijriah/2024 Masehi.

Kepala KPw BI Sultra Doni Septadijaya saat ditemui di Kendari, Rabu, mengatakan bahwa jumlah temuan uang palsu yang beredar di wilayah Provinsi Sultra tersebut mengalami peningkatan dibanding dengan periode Ramadhan dan Idul Fitri tahun 2023 lalu.

"Periode Ramadhan dan Idul Fitri tahun 2023, kami temukan uang palsu yang beredar sebanyak 12 lembar," kata Doni Septadijaya.

Ia menyebutkan bahwa pecahan uang palsu yang ditemukan tersebut didominasi oleh pecahan uang besar, yakni pecahan 50 ribu dan pecahan 100 ribu.

Doni Septadijaya menjelaskan bahwa peningkatan temuan uang palsu yang beredar itu ditengarai sebagai efek samping dari pelaksanaan pesta demokrasi yang diselenggarakan beberapa waktu lalu di Provinsi Sultra.

"Namun, dapat digarisbawahi bahwa pada tahun 2023 seluruh temuan uang palsu atau Upal itu bersumber dari laporan perbankan, sementara pada tahun 2024 terdapat UPAL yang diidentifikasi berdasarkan laporan masyarakat," ujarnya.

Hal ini menunjukkan, lanjut Doni Septadijaya, terjadi peningkatan literasi rupiah masyarakat yang semakin memahami metode identifikasi keaslian uang rupiah melalui teknik 3D (dilihat, diraba, diterawang) dan konsep Cinta Bangga Paham (CBP) rupiah secara umum.

"Sehingga masyarakat turut berperan aktif pada pencegahan peredaran Uang Palsu. Kedepannya masyarakat terus didorong untuk dapat menggunakan QRIS dan menerapkan CBP Rupiah pada berbagai kegiatan, sehingga sistem pembayaran Indonesia dapat menjadi semakin aman, nyaman, dan tentunya terpercaya," sebutnya.

Diketahui, di sepanjang tahun 2023 lalu, KPw BI Sultra menemukan sebanyak 363 lembar uang palsu yang beredar di wilayah Bumi Anoa. Di mana, 363 lembar uang palsu yang ditemukan itu juga masing-masing pecahan 50 ribu dan 100 ribu.

Temuan uang palsu itu mengalami penurunan dibanding dengan tahun 2022 lalu. Dimana pada tahun 2022, pihaknya menemukan sebanyak 676 lembar, sedangkan pada 2023, menurun menjadi 363 lembar uang palsu.

"Hal itu sejalan dengan temuan uang palsu BI di seluruh Indonesia," ujar Doni Septadijaya.

 


Pewarta : La Ode Muh. Deden Saputra
Editor : Zabur Karuru
Copyright © ANTARA 2024