Kendari (ANTARA) - Penjabat (Pj.) Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Andap Budhi Revianto membuka secara resmi rilis prakiraan musim kemarau wilayah Sulawesi Tenggara tahun 2024 secara virtual, Jumat.
Kegiatan ini diinisiasi oleh Stasiun Klimatologi Sultra ini, diselenggarakan dalam rangka menginformasikan kepada masyarakat mengenai prakiraan awal musim kemarau.
"Informasi ini merupakan hasil dari rapat nasional yang dilakukan oleh BMKG Pusat. Tadi juga saya dititipkan ucapan terima kasih dari Ibu Kepala BMKG untuk Pak Pj Gubernur, karena telah memberikan dukungan dan kepercayaan terhadap informasi cuaca dari BMKG," ucap Deputi bidang Klimatologi, Ardhasena Sopaheluwakan.
Ardhasena mengungkapkan bahwa dampak perubahan iklim semakin mengkhawatirkan dan mengancam Indonesia. Dari catatan BMKG tahun 2023, temperatur suhu alami peningkatan bahkan sampai memecahkan rekor baru.
"Hal ini harus disikapi bersama, karena dampak perubahan iklim semakin nyata, ditambah fenomena el-Nino, pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, yang menjadi salah satu penyebabnya," ungkapnya.
BMKG juga berharap, informasi yang diberikan dapat bermanfaat untuk meningkatkan langkah-langkah kesiapan menghadapi musim kemarau yang berpotensi lebih ekstrem di tahun 2024.
Pj Gubernur dalam sambutannya mengatakan bahwa pers rilis ini perlu diketahui bersama, baik jajaran Pemerintah Daerah dan seluruh lapisan masyarakat, sehingga secara dini dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi musim kemarau beserta dampaknya.
"Saya menghimbau dan perlu tegaskan seluruh jajaran Pemerintah Daerah, baik tingkat Provinsi maupun tingkat Kabupaten Kota, untuk siapkan langkah konkret dalam memitigasi daerah yang rawan potensi bencana hidrometeorologi, khususnya bencana kekeringan di tahun 2024," ujar Pj Gubernur.
Ia juga berharap seluruh unsur pentahelix agar berupaya optimal dalam melakukan langkah mitigasi baik upaya pre-emtif ( pembinaan ), pencegahan terhadap potensi bencana dan upaya penanggulangan bencana yang terjadi melalui sinergisitas dan kolaborasi.
Andap juga memberikan penekanan bahwa Negara harus hadir di tengah masyarakat sebagai pelayan publik. "Salus Populi Suprema Lex Esto, keselamatan rakyat adalah hukum yang tertinggi," tegasnya.
Sementara itu, Kepala Stasiun Klimatologi, Aris Yunatas mengucapkan terima kasih kepada Pj Gubernur karena telah didukung penuh dalam penyelenggaraan kegiatan ini.
"Kami hanya bisa mengucapkan banyak terima kasih, acara ini sudah didukung penuh oleh Bapak Pj Gubernur," ujar Aris.
Kegiatan ini diinisiasi oleh Stasiun Klimatologi Sultra ini, diselenggarakan dalam rangka menginformasikan kepada masyarakat mengenai prakiraan awal musim kemarau.
"Informasi ini merupakan hasil dari rapat nasional yang dilakukan oleh BMKG Pusat. Tadi juga saya dititipkan ucapan terima kasih dari Ibu Kepala BMKG untuk Pak Pj Gubernur, karena telah memberikan dukungan dan kepercayaan terhadap informasi cuaca dari BMKG," ucap Deputi bidang Klimatologi, Ardhasena Sopaheluwakan.
Ardhasena mengungkapkan bahwa dampak perubahan iklim semakin mengkhawatirkan dan mengancam Indonesia. Dari catatan BMKG tahun 2023, temperatur suhu alami peningkatan bahkan sampai memecahkan rekor baru.
"Hal ini harus disikapi bersama, karena dampak perubahan iklim semakin nyata, ditambah fenomena el-Nino, pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, yang menjadi salah satu penyebabnya," ungkapnya.
BMKG juga berharap, informasi yang diberikan dapat bermanfaat untuk meningkatkan langkah-langkah kesiapan menghadapi musim kemarau yang berpotensi lebih ekstrem di tahun 2024.
Pj Gubernur dalam sambutannya mengatakan bahwa pers rilis ini perlu diketahui bersama, baik jajaran Pemerintah Daerah dan seluruh lapisan masyarakat, sehingga secara dini dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi musim kemarau beserta dampaknya.
"Saya menghimbau dan perlu tegaskan seluruh jajaran Pemerintah Daerah, baik tingkat Provinsi maupun tingkat Kabupaten Kota, untuk siapkan langkah konkret dalam memitigasi daerah yang rawan potensi bencana hidrometeorologi, khususnya bencana kekeringan di tahun 2024," ujar Pj Gubernur.
Ia juga berharap seluruh unsur pentahelix agar berupaya optimal dalam melakukan langkah mitigasi baik upaya pre-emtif ( pembinaan ), pencegahan terhadap potensi bencana dan upaya penanggulangan bencana yang terjadi melalui sinergisitas dan kolaborasi.
Andap juga memberikan penekanan bahwa Negara harus hadir di tengah masyarakat sebagai pelayan publik. "Salus Populi Suprema Lex Esto, keselamatan rakyat adalah hukum yang tertinggi," tegasnya.
Sementara itu, Kepala Stasiun Klimatologi, Aris Yunatas mengucapkan terima kasih kepada Pj Gubernur karena telah didukung penuh dalam penyelenggaraan kegiatan ini.
"Kami hanya bisa mengucapkan banyak terima kasih, acara ini sudah didukung penuh oleh Bapak Pj Gubernur," ujar Aris.