Kendari (ANTARA) - Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Sulawesi Tenggara (Sultra) menyebutkan bahwa berdasarkan data dari perbankan, sebanyak Rp701 miliar uang tunai beredar di Provinsi Sultra selama periode 1 Januari hingga 22 Februari 2024.
"Cukup menarik di Februari 2024 ini, tapi kita tidak harus menyebut bahwa itu adalah sebagai dampak dari Pemilu (pemilihan umum), tapi kalau kita lihat berdasarkan dari penarikan perbankan itu cukup besar untuk uang tunai," kata Kepala KPw BI Sultra Doni Septadijaya saat ditemui di Kendari, Jumat.
Doni Septadijaya mengatakan bahwa kebutuhan uang tunai pada awal tahun 2024, yang cukup besar itu jauh dari proyeksi KPw BI Sultra.
Namun, penarikan uang tunai yang terjadi di perbankan di seluruh wilayah Bumi Anoa ini bukan semata-mata karena kebutuhan agenda nasional terkait penyelenggaraan pesta demokrasi.
"Ada kegiatan-kegiatan salah satunya misalnya pemenuhan pembayaran gaji ASN (Aparatur Sipil Negara) yang di tahun 2023 tertunda itu ditarik bulan Februari 2024 ini, terus yang kedua anggaran KPU (Komisi Pemilihan Umum) tiba-tiba ditarik melalui perbankan dengan menggunakan uang tunai," ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa berdasarkan proyeksi pada awal tahun 2024 ini terdapat beberapa agenda nasional yang diperkirakan masyarakat membutuhkan uang tunai persis seperti tahun 2023 sebesarRp1,5 triliun.
"Proyeksi BI ini sebenarnya satu siklus dalam tahun 2024 dimana di bulan Januari, Februari dan Maret, April ini akan banyak kegiatan program nasional, yang pertama ada imlek, terus ada Pemilu, nanti ada Ramadhan, dan nanti ada Idul Adha," ucap Doni Septadijaya.
Ia mengatakan bahwa jumlah penarikan uang tunai yang cukup besar itu mampu dipenuhi oleh KPw BI Sultra. Sebab, kas khasanah BI Sultra cukup besar, sehingga mampu untuk memenuhi kebutuhan uang tunai masyarakat di Provinsi Sultra.
"Ini yang tidak kita antisipasi, namun kita bisa penuhi karena memang kebutuhan uang di Sulawesi Tenggara ini relatif Bank Indonesia mampu untuk memenuhinya," sebutnya.
Doni Septadijaya menyampaikan bahwa meski telah dilakukan penarikan uang tunai yang cukup besar, pihaknya mendapat laporan dari perbankan di seluruh daerah bahwa uang tunai yang beredar itu perlahan-lahan sudah kembali masuk ke perbankan.
"Cukup menarik di Februari 2024 ini, tapi kita tidak harus menyebut bahwa itu adalah sebagai dampak dari Pemilu (pemilihan umum), tapi kalau kita lihat berdasarkan dari penarikan perbankan itu cukup besar untuk uang tunai," kata Kepala KPw BI Sultra Doni Septadijaya saat ditemui di Kendari, Jumat.
Doni Septadijaya mengatakan bahwa kebutuhan uang tunai pada awal tahun 2024, yang cukup besar itu jauh dari proyeksi KPw BI Sultra.
Namun, penarikan uang tunai yang terjadi di perbankan di seluruh wilayah Bumi Anoa ini bukan semata-mata karena kebutuhan agenda nasional terkait penyelenggaraan pesta demokrasi.
"Ada kegiatan-kegiatan salah satunya misalnya pemenuhan pembayaran gaji ASN (Aparatur Sipil Negara) yang di tahun 2023 tertunda itu ditarik bulan Februari 2024 ini, terus yang kedua anggaran KPU (Komisi Pemilihan Umum) tiba-tiba ditarik melalui perbankan dengan menggunakan uang tunai," ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa berdasarkan proyeksi pada awal tahun 2024 ini terdapat beberapa agenda nasional yang diperkirakan masyarakat membutuhkan uang tunai persis seperti tahun 2023 sebesarRp1,5 triliun.
"Proyeksi BI ini sebenarnya satu siklus dalam tahun 2024 dimana di bulan Januari, Februari dan Maret, April ini akan banyak kegiatan program nasional, yang pertama ada imlek, terus ada Pemilu, nanti ada Ramadhan, dan nanti ada Idul Adha," ucap Doni Septadijaya.
Ia mengatakan bahwa jumlah penarikan uang tunai yang cukup besar itu mampu dipenuhi oleh KPw BI Sultra. Sebab, kas khasanah BI Sultra cukup besar, sehingga mampu untuk memenuhi kebutuhan uang tunai masyarakat di Provinsi Sultra.
"Ini yang tidak kita antisipasi, namun kita bisa penuhi karena memang kebutuhan uang di Sulawesi Tenggara ini relatif Bank Indonesia mampu untuk memenuhinya," sebutnya.
Doni Septadijaya menyampaikan bahwa meski telah dilakukan penarikan uang tunai yang cukup besar, pihaknya mendapat laporan dari perbankan di seluruh daerah bahwa uang tunai yang beredar itu perlahan-lahan sudah kembali masuk ke perbankan.