KENDARI (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), menggunakan metode pendekatan holistik atau menyeluruh untuk menurunkan angka stunting di kota itu.
Penjabat (Pj) Wali Kota Kendari Muhammad Yusup saat ditemui di Kendari, Kamis, mengatakan saat ini pihaknya telah merespon penurunan stunting melalui program pencegahan dengan kampanye edukasi gizi, peningkatan akses ke pelayanan kesehatan, dan menggalakkan program orang tua asuh.
"Hingga saat ini stunting Kota Kendari mengalami penurunan menjadi 19,5 persen, sebelumnya pada angka 24 persen pada tahun 2021. Ini menunjukkan Kota Kendari dapat menurunkan angka stunting sebesar 4,5 persen," katanya saat menggelar rapat tim percepatan penurunan stunting tahun 2024.
Dia meminta kepada seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD), camat, dan lurah, pada lingkup Kota Kendari untuk bersama-sama melaksanakan program yang tepat sasaran.
"Saya juga menyampaikan kepada seluruh camat dan lurah harus mengetahui warganya yang tergolong keluarga risiko stunting agar memudahkan dalam melakukan intervensi. dan yang tidak kalah pentingnya yaitu pelayanan di puskesmas dan posyandu harus lebih ditingkatkan lagi,” ujarnya.
Ia menyampaikan Pemkot Kendari berupaya menurunkan angka stunting hingga mencapai 17 persen tahun ini guna mendukung target pemerintah untuk menurunkan angka stunting nasional menjadi 14 persen.
"Meski terdapat penurunan angka stunting sebesar 4,5 persen, saya juga menekankan agar edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat terus digalakkan, khususnya pada pemahaman mengenai pentingnya makanan bergizi untuk Bbalita, ibu hamil, dan calon pengantin," jelasnya.
Menurutnya, penyebab kasus stunting atau gagal tumbuh juga berkaitan erat dengan pola konsumsi dan pola hidup masyarakat.
“Dalam melayani keluarga stunting prioritaskan pelayanan kepada baduta, balita, serta ibu hamil, karena pemantauan kesehatan di 1.000 hari pertama kehidupan, itulah yang sangat penting,” ujarnya.