Kendari (ANTARA) - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Muna Barat, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Ahmad Ramadhan mengungkapkan pada tahun 2024 memperoleh bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sebesar Rp12 miliar.
Ahmad Ramadhan di Kendari, Rabu, mengatakan dana tersebut akan digunakan antara lain untuk rehabilitasi sekolah TK, SD, dan SMP, serta pembangunan laboratorium, perpustakaan, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan lima Ruang Kelas Baru (RKB).
Pelaksanaan proyek DAK itu, lanjutnya, dimulai pada Juli 2024 dan saat ini sedang menunggu petunjuk teknis (juknis) pengerjaan.
"Mudah-mudahan pelaksanaannya sama dengan tahun kemarin supaya tidak terlambat. Tinggal kami tunggu juknisnya ini keluar untuk ditindaklanjuti. Karena konsultan saya sudah perintahkan untuk digambar sekolah-sekolah yang menjadi lokasi penerima bantuan itu," ucapnya.
Terkait dengan proyek yang bersumber dari APBD, pihaknya belum bisa menjelaskan dengan gamblang karena hingga kini belum terbit Daftar Pelaksanaan Anggaran (DPA).
"Kegiatan dari Dana Alokasi Umum (DAU) atau APBD belum bisa digambarkan karena kami belum pegang DPA-nya. Kalau sudah pegang DPA saya sudah bisa uraikan," imbuhnya.
Ramadhan mengharapkan dengan perbaikan gedung yang rusak itu nantinya dapat memberikan kenyamanan bagi siswa dan guru dalam menjalankan kegiatan belajar mengajar.
"Gedung-gedung yang tidak layak kami perbaiki, sehingga kami harapkan anak-anak sekolah nyaman untuk belajar dan nyaman untuk guru mengajar. Apalagi dalam Kurikulum Merdeka ini sarana dan prasarana kami utamakan," ucapnya.
Ahmad Ramadhan di Kendari, Rabu, mengatakan dana tersebut akan digunakan antara lain untuk rehabilitasi sekolah TK, SD, dan SMP, serta pembangunan laboratorium, perpustakaan, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan lima Ruang Kelas Baru (RKB).
Pelaksanaan proyek DAK itu, lanjutnya, dimulai pada Juli 2024 dan saat ini sedang menunggu petunjuk teknis (juknis) pengerjaan.
"Mudah-mudahan pelaksanaannya sama dengan tahun kemarin supaya tidak terlambat. Tinggal kami tunggu juknisnya ini keluar untuk ditindaklanjuti. Karena konsultan saya sudah perintahkan untuk digambar sekolah-sekolah yang menjadi lokasi penerima bantuan itu," ucapnya.
Terkait dengan proyek yang bersumber dari APBD, pihaknya belum bisa menjelaskan dengan gamblang karena hingga kini belum terbit Daftar Pelaksanaan Anggaran (DPA).
"Kegiatan dari Dana Alokasi Umum (DAU) atau APBD belum bisa digambarkan karena kami belum pegang DPA-nya. Kalau sudah pegang DPA saya sudah bisa uraikan," imbuhnya.
Ramadhan mengharapkan dengan perbaikan gedung yang rusak itu nantinya dapat memberikan kenyamanan bagi siswa dan guru dalam menjalankan kegiatan belajar mengajar.
"Gedung-gedung yang tidak layak kami perbaiki, sehingga kami harapkan anak-anak sekolah nyaman untuk belajar dan nyaman untuk guru mengajar. Apalagi dalam Kurikulum Merdeka ini sarana dan prasarana kami utamakan," ucapnya.