Kendari (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Baubau, Sulawesi Tenggara di tahun 2024 akan membenahi dan mengembangkan tiga ruang terbuka hijau (RTH) yang kerap dikunjungi baik masyarakat lokal maupun dari luar daerah.
Sekretaris DLH Baubau, Maaruji dalam pernyataan resmi yang diterima, Senin mengatakan, RTH yang menjadi titik perhatian pada tahun ini, yakni di Kotamara, Pantai Kamali dan Benteng Keraton Wolio.
Tiga titik RTH itu menurut Maaruji, kerap dikunjungi baik masyarakat lokal maupun wisatawan dari luar daerah saat berkunjung ke wilayah itu merasa betah.
"Tiga titik ini harus betul-betul kita poles agar bagaimana Kota Baubau bisa indah. Makanya tahun ini beberapa RTH kita mau kembangkan khususnya di Kotamara, Pantai Kamali dan Benteng Keraton," ungkap Maaruji.
Lebih labnjut dikatakannya kecantikan kota dapat terlihat, bila kawasan kotanya bersih dan RTH -nya bagus. Dua indikator itu juga dapat menunjang kegiatan pariwisata daerah.
"Istilahnya pariwisata itu ada pariwisata lokal. Jadi pulang dari kantor, orang akan datang di situ (RTH) pasti enak dia duduk-duduk. Kalau RTH dan tamannya bagus, orang akan merasa nyaman juga,"ujarnya.
Karena itu pihaknya berharap Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Baubau untuk meningkatkan anggaran program-program pertamanan dan pengelolaan sampah.
Selama ini, anggaran DLH Baubau untuk dua program tersebut masih minim. Sehingga keindahan Kota untuk bisa setara dengan kota-kota lainnya di Indonesia yang sudah bagus, masih sulit tercapai, tutur Maaruji.
Sekretaris DLH Baubau, Maaruji dalam pernyataan resmi yang diterima, Senin mengatakan, RTH yang menjadi titik perhatian pada tahun ini, yakni di Kotamara, Pantai Kamali dan Benteng Keraton Wolio.
Tiga titik RTH itu menurut Maaruji, kerap dikunjungi baik masyarakat lokal maupun wisatawan dari luar daerah saat berkunjung ke wilayah itu merasa betah.
"Tiga titik ini harus betul-betul kita poles agar bagaimana Kota Baubau bisa indah. Makanya tahun ini beberapa RTH kita mau kembangkan khususnya di Kotamara, Pantai Kamali dan Benteng Keraton," ungkap Maaruji.
Lebih labnjut dikatakannya kecantikan kota dapat terlihat, bila kawasan kotanya bersih dan RTH -nya bagus. Dua indikator itu juga dapat menunjang kegiatan pariwisata daerah.
"Istilahnya pariwisata itu ada pariwisata lokal. Jadi pulang dari kantor, orang akan datang di situ (RTH) pasti enak dia duduk-duduk. Kalau RTH dan tamannya bagus, orang akan merasa nyaman juga,"ujarnya.
Karena itu pihaknya berharap Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Baubau untuk meningkatkan anggaran program-program pertamanan dan pengelolaan sampah.
Selama ini, anggaran DLH Baubau untuk dua program tersebut masih minim. Sehingga keindahan Kota untuk bisa setara dengan kota-kota lainnya di Indonesia yang sudah bagus, masih sulit tercapai, tutur Maaruji.