Kendari (ANTARA) - Penjabat (Pj) Bupati Muna Barat (Mubar), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), La Ode Butolo, mengatakan gerakan pangan murah (GPM) yang dilakukan oleh Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) Sultra dapat menekan laju inflasi di daerah ini.
Menurutnya apa yang dilakukan oleh Dinas Ketapang Sultra bersama Ketapang Mubar sesuai dengan Instruksi Presiden Joko Widodo.
"Tugas pokok yang diamanahkan oleh Presiden Joko Widodo adalah bagaimana caranya menekan dan mengendalikan inflasi di daerah. Salah satu caranya yaitu melalui GPM ini," ujar La Ode Butolo saat membuka kegiatan GPM di Desa Lapolea, Kecamatan Barangka, Rabu.
Butolo mengungkapkan atas program Dinas Ketapang Sultra tersebut pihaknya mengucapkan banyak terima kasih.
Kata dia, GPM ini dapat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Sebab lonjakan harga sejumlah komoditas pangan seperti beras, minyak goreng dan gula pasir cukup memberatkan masyarakat.
"Untuk itu saya mengajak kepada seluruh masyarakat Mubar agar dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk membeli pangan dengan harga murah dan terjangkau," ajaknya.
La Ode Butolo meminta agar program GPM itu diawasi dengan sebaik-baiknya sehingga beras yang diterima masyarakat beras yang bagus.
"Dan ini mohon Satgas ketahanan pangan bersama dengan Polsek, Koramil dan Satpol PP untuk melakukan pengawasan secara ketat," pintanya.
Kepala Dinas Ketapang Sultra Aris Sismanto mengatakan GPM merupakan kegiatan untuk menstabilkan harga khususnya pangan pokok dan pangan strategis yang ada di masyarakat sehingga warga berbelanja lebih murah.
"Kemudian program ini mendekatkan ke masyarakat supaya masyarakat tidak perlu ojek ke pasar. Ini juga upaya pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat agar tetap baik," tuturnya.
Antusias masyarakat di Desa Lapolea Kecamatan Barngka melakukan transaski pembelian sejumlah kebutuhan pokok dengan harga lebih murah dibanding di pasar umum yang digelar Pemkab Mubar melalui Gerakan Pangan Murah (GPM), Rabu. (Foto Antara/La Ode Biku)
Menurut Aris GPM juga memiliki peran menciptakan keseimbangan antara ketersediaan dan harga yang stabil. Dengan demikian diharapkan ekonomi makro akan berjalan dan dipastikan inflasi dapat dikendalikan dengan baik.
Aris menyampaikan bahwa pada GPM jenis sembako yang disiapkan adalah beras premium, beras medium, beras SPHP, minyak goreng dan bawang.
"Ada bawang merah, bawang putih, cabe merah, cabe keriting, cabe rawit dan beberapa komoditas lainnya," sebutnya.
Ia mengungkapkan jenis sembako yang dijual pada kegiatan GPM tersebut adalah komoditas yang menyumbang inflasi di Mubar.
"Komoditas penyumbang inflasi di Mubar adalah beras, cabe dan bawang putih. Sehingga kita menyiapkan itu semua, namun secara keseluruhan yang kita sediakan ialah pangan pokok dan pangan strategis. Untuk beras kita siapkan 4 ton, tapi kalau kurang nanti saya ambilkan lagi. Selama dua hari GPM seperti itu," terangnya.
Menurutnya apa yang dilakukan oleh Dinas Ketapang Sultra bersama Ketapang Mubar sesuai dengan Instruksi Presiden Joko Widodo.
"Tugas pokok yang diamanahkan oleh Presiden Joko Widodo adalah bagaimana caranya menekan dan mengendalikan inflasi di daerah. Salah satu caranya yaitu melalui GPM ini," ujar La Ode Butolo saat membuka kegiatan GPM di Desa Lapolea, Kecamatan Barangka, Rabu.
Butolo mengungkapkan atas program Dinas Ketapang Sultra tersebut pihaknya mengucapkan banyak terima kasih.
Kata dia, GPM ini dapat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Sebab lonjakan harga sejumlah komoditas pangan seperti beras, minyak goreng dan gula pasir cukup memberatkan masyarakat.
"Untuk itu saya mengajak kepada seluruh masyarakat Mubar agar dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk membeli pangan dengan harga murah dan terjangkau," ajaknya.
La Ode Butolo meminta agar program GPM itu diawasi dengan sebaik-baiknya sehingga beras yang diterima masyarakat beras yang bagus.
"Dan ini mohon Satgas ketahanan pangan bersama dengan Polsek, Koramil dan Satpol PP untuk melakukan pengawasan secara ketat," pintanya.
Kepala Dinas Ketapang Sultra Aris Sismanto mengatakan GPM merupakan kegiatan untuk menstabilkan harga khususnya pangan pokok dan pangan strategis yang ada di masyarakat sehingga warga berbelanja lebih murah.
"Kemudian program ini mendekatkan ke masyarakat supaya masyarakat tidak perlu ojek ke pasar. Ini juga upaya pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat agar tetap baik," tuturnya.
Menurut Aris GPM juga memiliki peran menciptakan keseimbangan antara ketersediaan dan harga yang stabil. Dengan demikian diharapkan ekonomi makro akan berjalan dan dipastikan inflasi dapat dikendalikan dengan baik.
Aris menyampaikan bahwa pada GPM jenis sembako yang disiapkan adalah beras premium, beras medium, beras SPHP, minyak goreng dan bawang.
"Ada bawang merah, bawang putih, cabe merah, cabe keriting, cabe rawit dan beberapa komoditas lainnya," sebutnya.
Ia mengungkapkan jenis sembako yang dijual pada kegiatan GPM tersebut adalah komoditas yang menyumbang inflasi di Mubar.
"Komoditas penyumbang inflasi di Mubar adalah beras, cabe dan bawang putih. Sehingga kita menyiapkan itu semua, namun secara keseluruhan yang kita sediakan ialah pangan pokok dan pangan strategis. Untuk beras kita siapkan 4 ton, tapi kalau kurang nanti saya ambilkan lagi. Selama dua hari GPM seperti itu," terangnya.