Kendari (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Bahteramas Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menerima setidaknya 15 pasien baru demam berdarah dengue (DBD) sejak awal tahun 2024.
Kepala Sub Bagian (Kasubag) Hubungan Masyarakat (Humas) RSUP Bahteramas Titi Rahmatia dalam wawancara di Kendari Senin mengatakan, menurut laporan yang masuk kenaikan jumlah pasien demam berdarah sejak seminggu terakhir memang mengalami kenaikan secara signifikan bila dibandingkan dengan dua bulan belakangan.
“Tercatat hingga 7 Januari 2024 ini ada 15 kasus demam berdarah dengue terutama di tanggal 6 kemarin,” katanya.
Ia menjelaskan, jumlah kasus yang masuk pada seminggu terakhir cukup signifikan bila dibandingkan dengan kasus yang terjadi di dua bulan sebelumnya.
"Pada Sabtu 6 Januari kemarin memang sempat terjadi penumpukan pasien demam berdarah di Unit Gawat Darurat
-UGD- RSU Bahteramas, tetapi dengan kesigapan tenaga kesehatan yang berjaga semua bisa teratasi dengan baik,” katanya.
Titi menerangkan, sejak dua bulan terakhir tepatnya pada November 2023 memang telah terjadi banyak kasus penyakit demam berdarah yang ditangani RSUP Bahteramas.
Dari data yang ada ia mencatat pada bulan November 2023 totalnya ada 19 kasus dari beberapa kabupaten/kota se-Sultra, yaitu tiga kasus dari Ranomeeto Konawe Selatan, lima kasus dari Buton Utara, dan 11 kasus berasal dari Kota Kendari.
“Sedangkan pada bulan Desember total ada 17 kasus DBD yang berasal dari beberapa kabupaten/kota se-Sultra di antaranya satu kasus dari Buton Utara, satu kasus dari Kabaena Bombana, dua kasus dari Konda Konawe Selatan sedangkan 13 kasus berasal dari Kota Kendari,” katanya.
Selain itu, menurut Hasratin selaku Kepala Ruangan Anak Lambu Barakati RSU Bahteramas, dari seluruh kasus demam berdarah yang ada memang didominasi oleh pasien asal Kota Kendari.
Ia menambahkan, pihaknya telah melaporkan kepada institusi terkait dalam hal ini Dinas Kesehatan (Dinkes) provinsi terkait terjadinya lonjakan kasus demam berdarah yang didominasi oleh warga Kota Kendari itu.
“Saya sudah laporkan ke Dinkes Provinsi terkait kasus demam berdarah yang didominasi oleh warga Kota Kendari, dan berharap ada langkah kongkret yang bisa dilakukan untuk mencegah timbulnya lebih banyak lagi kasus yang berasal dari Kota Kendari,” katanya.
Kepala Sub Bagian (Kasubag) Hubungan Masyarakat (Humas) RSUP Bahteramas Titi Rahmatia dalam wawancara di Kendari Senin mengatakan, menurut laporan yang masuk kenaikan jumlah pasien demam berdarah sejak seminggu terakhir memang mengalami kenaikan secara signifikan bila dibandingkan dengan dua bulan belakangan.
“Tercatat hingga 7 Januari 2024 ini ada 15 kasus demam berdarah dengue terutama di tanggal 6 kemarin,” katanya.
Ia menjelaskan, jumlah kasus yang masuk pada seminggu terakhir cukup signifikan bila dibandingkan dengan kasus yang terjadi di dua bulan sebelumnya.
"Pada Sabtu 6 Januari kemarin memang sempat terjadi penumpukan pasien demam berdarah di Unit Gawat Darurat
-UGD- RSU Bahteramas, tetapi dengan kesigapan tenaga kesehatan yang berjaga semua bisa teratasi dengan baik,” katanya.
Titi menerangkan, sejak dua bulan terakhir tepatnya pada November 2023 memang telah terjadi banyak kasus penyakit demam berdarah yang ditangani RSUP Bahteramas.
Dari data yang ada ia mencatat pada bulan November 2023 totalnya ada 19 kasus dari beberapa kabupaten/kota se-Sultra, yaitu tiga kasus dari Ranomeeto Konawe Selatan, lima kasus dari Buton Utara, dan 11 kasus berasal dari Kota Kendari.
“Sedangkan pada bulan Desember total ada 17 kasus DBD yang berasal dari beberapa kabupaten/kota se-Sultra di antaranya satu kasus dari Buton Utara, satu kasus dari Kabaena Bombana, dua kasus dari Konda Konawe Selatan sedangkan 13 kasus berasal dari Kota Kendari,” katanya.
Selain itu, menurut Hasratin selaku Kepala Ruangan Anak Lambu Barakati RSU Bahteramas, dari seluruh kasus demam berdarah yang ada memang didominasi oleh pasien asal Kota Kendari.
Ia menambahkan, pihaknya telah melaporkan kepada institusi terkait dalam hal ini Dinas Kesehatan (Dinkes) provinsi terkait terjadinya lonjakan kasus demam berdarah yang didominasi oleh warga Kota Kendari itu.
“Saya sudah laporkan ke Dinkes Provinsi terkait kasus demam berdarah yang didominasi oleh warga Kota Kendari, dan berharap ada langkah kongkret yang bisa dilakukan untuk mencegah timbulnya lebih banyak lagi kasus yang berasal dari Kota Kendari,” katanya.