Kendari (ANTARA) - Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara menyebutkan selama musim kemarau antara September hingga Oktober terjadi sebanyak 87 peristiwa kebakaran di kota itu.

Kepala Dinas Damkar Kota Kendari Junaidin Umar di Kendari, Selasa mengatakan selama periode Januari hingga Oktober 2023 terdapat sebanyak 160 kejadian kebakaran.

"Sebanyak 80 persennya itu kebakaran lahan dan selebihnya itu rumah," kata Junaidin.

Dia menyebutkan bahwa jumlah tersebut meningkat sangat tinggi dari tahun sebelumnya yang juga diakibatkan oleh kemarau panjang yang melanda hampir seluruh wilayah.

"Semoga saja nanti musim ini cepat berlalu, karena memang luar biasa frekuensi kenaikannya ini luar biasa, peningkatannya sangat tinggi," sebutnya.

Ia mengatakan bahwa rata-rata kebakaran lahan diduga dari percikan api. Namun, hal tersebut tidak diketahui apakah percikan api tersebut disengaja atau tidak.

"Hanya kan sampai sekarang belum ada yang terungkap apakah disengaja atau tidak disengaja, yang pastinya bahwa apakah itu melalui puntung rokok atau pembukaan lahan yang disengaja dibakar, seperti itu," ujarnya.

Kepala Dinas Damkar Kota Kendari itu juga menjelaskan bahwa pihaknya terus menyiapkan personel dalam 1x24 jam untuk menangani kebakaran yang terjadi di Kota Kendari.

Selain itu, seluruh staf di Damkar Kota Kendari juga disiapkan untuk membantu menangani laporan masyarakat terkait kejadian kebakaran.

"Karena bayangkan dalam satu hari ada enam sampai tujuh kejadian, saya maksimalkan seluruh tenaga untuk siaga," jelasnya.

Junaidin juga membeberkan bahwa saat ini personel Damkar yang disiapkan dalam satu hari itu ada satu pleton yang terdiri dari 50 sampai 60 personel.

"Kemudian dukungan armada untuk mobil kurang lebih lima tambah satu tangki sebagai suplai," tambahnya.

Sementara untuk Pos-pos Damkar yang ada di Kota Kendari, lanjutnya, terdapat sebanyak tiga titik yang aktif, yakni di Benu-benua, Wuawua, dan di Abeli untuk melaporkan apabila terdapat kejadian kebakaran di wilayah mereka.

"Pos titiknya ada beberapa yang masih aktif tapi ada yang tidak aktif karena sarana-sarananya yang rusak sementara dalam perbaikan sekarang ini, tapi kami masih tempatkan personel yang menjaga di sana sebagai pelapor manakala ada kejadian di sekitarnya," ujarnya.

Pewarta : La Ode Muh. Deden Saputra
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024