Kendari (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan atau OJK mengenalkan berbagai produk dan karakteristik Industri Jasa Keuangan (IJK) kepada mahasiswa dengan menggelar OJK Goes To Campus di Kampus Universitas Muhammadiyah Kendari (UMK), Sulawesi Tenggara.
Kepala Regional 6 OJK Sulawesi, Maluku dan Papua Darwisman di Kendari, Kamis, mengatakan bahwa kegiatan tersebut juga sebagai upaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di wilayah Bumi Anoa itu.
"Dalam kegiatan ini juga, OJK mengedukasi para mahasiswa untuk mengenali pinjaman online (Pinjol) yang legal dan ilegal," kata Darwisman.
Ia juga mengungkapkan bahwa OJK juga saat ini terus berupaya untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan melalui sosialisasi, maupun edukasi ke semua kalangan masyarakat, yang salah satunya adalah kalangan mahasiswa di kampus-kampus.
"Hal ini demi mencapai target nasional inklusi keuangan sebesar 90 persen dan literasi keuangan sebesar 50 persen pada tahun 2024," ujarnya.
Darwisman menyebutkan bahwa tujuan dari kegiatan tersebut untuk memberi pemahaman kepada mahasiswa terkait dengan produk-produk dan karakteristik dari jasa keuangan, khususnya yang ada di Sultra agar meningkatkan indeks literasi.
“Masyarakat khususnya mahasiswa memahami produk-produk dan karakteristik dari industri jasa keuangan yang ada di Indonesia khususnya yang beroperasi di Sultra yang diharapkan ini akan meningkatkan indeks literasi, kalau ini sudah baik tentunya nanti juga mendukung pencapaian tingkat inklusinya," jelasnya.
Sementara itu, Kepala OJK Sultra Arjaya Dwi Raya menambahkan bahwa terkait dengan Pinjol ilegal maupun legal, pihaknya telah memberikan edukasi kepada masyarakat untuk cara mengenalinya, yakni dengan istilah Camilan (Camera, Microphone dan location).
“Edukasi yang pertama paling gampang mengenali Pinjol yang legal adalah kita mengenalkan yang namanya Camilan, jadi yang boleh akses dari pinjol ke hp kita hanya tiga itu, Camilan," sebutnya.
Diketahui, dalam kegiatan OJK Goes To Campus itu diikuti oleh ratusan mahasiswa dari UMK, Universitas Halu Oleo (UHO), Institut Agama Islam Negeri (IAIN), dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (Stie) 66 Kendari.
Ketua Dewan Audit Merangkap Anggota Dewan Komisioner OJK RI Shopia Isabella Wattimena saat membawakan materi. (Antara/La Ode Muh Deden Saputra)
Kepala Regional 6 OJK Sulawesi, Maluku dan Papua Darwisman di Kendari, Kamis, mengatakan bahwa kegiatan tersebut juga sebagai upaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di wilayah Bumi Anoa itu.
"Dalam kegiatan ini juga, OJK mengedukasi para mahasiswa untuk mengenali pinjaman online (Pinjol) yang legal dan ilegal," kata Darwisman.
Ia juga mengungkapkan bahwa OJK juga saat ini terus berupaya untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan melalui sosialisasi, maupun edukasi ke semua kalangan masyarakat, yang salah satunya adalah kalangan mahasiswa di kampus-kampus.
"Hal ini demi mencapai target nasional inklusi keuangan sebesar 90 persen dan literasi keuangan sebesar 50 persen pada tahun 2024," ujarnya.
Darwisman menyebutkan bahwa tujuan dari kegiatan tersebut untuk memberi pemahaman kepada mahasiswa terkait dengan produk-produk dan karakteristik dari jasa keuangan, khususnya yang ada di Sultra agar meningkatkan indeks literasi.
“Masyarakat khususnya mahasiswa memahami produk-produk dan karakteristik dari industri jasa keuangan yang ada di Indonesia khususnya yang beroperasi di Sultra yang diharapkan ini akan meningkatkan indeks literasi, kalau ini sudah baik tentunya nanti juga mendukung pencapaian tingkat inklusinya," jelasnya.
Sementara itu, Kepala OJK Sultra Arjaya Dwi Raya menambahkan bahwa terkait dengan Pinjol ilegal maupun legal, pihaknya telah memberikan edukasi kepada masyarakat untuk cara mengenalinya, yakni dengan istilah Camilan (Camera, Microphone dan location).
“Edukasi yang pertama paling gampang mengenali Pinjol yang legal adalah kita mengenalkan yang namanya Camilan, jadi yang boleh akses dari pinjol ke hp kita hanya tiga itu, Camilan," sebutnya.
Diketahui, dalam kegiatan OJK Goes To Campus itu diikuti oleh ratusan mahasiswa dari UMK, Universitas Halu Oleo (UHO), Institut Agama Islam Negeri (IAIN), dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (Stie) 66 Kendari.