Kendari (ANTARA) - Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan atau Distanak Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mengatakan pihaknya melakukan vaksinasi kepada ternak untuk menghindari yang mati mendadak akibat Virus Jembrana.
"Teman-teman di lapangan selalu melakukan monitoring (pemantauan) terhadap gejala, kita berharap nanti bisa kita lokalisasi agar tidak tersesat di kabupaten lainnya," kata Kepala Distanak Sultra LM Rusdin Jaya di Kendari, Senin.
Hal tersebut dikatakan menanggapi virus tersebut menyerang 22 ternak di wilayah Bumi Anoa. Meski begitu, Rusdin membeberkan bahwa ternak yang teridentifikasi tertular Virus Jembrana tidak berbahaya untuk dikonsumsi manusia.
Dikatakan virus tersebut terdapat di empat kabupaten di Provinsi Sultra. "Sebelumnya hanya menyerang ternak jenis sapi pada dua kabupaten, kini hasil identifikasi lapangan, terdapat empat kabupaten yang teridentifikasi Virus Jembrana," kata Rusdin.
Ia menyampaikan bahwa empat kabupaten yang teridentifikasi Virus Jembrana berdasarkan hasil uji sampel tersebut, antara lain Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), Bombana, Konawe, dan Kabupaten Konawe Utara (Konut).
"Kabupaten Koltim 13 ekor sapi, Bombana lima ekor, Konawe tiga ekor, Kabupaten Konut satu ekor. Total semua 22 ekor dan tidak semuanya ternak itu mati," ujar Rusdin.
Ia menjelaskan bahwa kasus Virus Jembrana yang menyerang hewan ternak di empat kabupaten tersebut telah dilaporkan ke pemerintah pusat untuk dilakukan pencegahan untuk penyebarannya ke wilayah lain atau ke hewan ternak lainnya.
"Saat ini bagi kami yang paling utama juga adalah menjaga lalu lintas ternak antara kabupaten dan provinsi yang keluar masuk apakah sehat atau tidak," sebut Rusdin.
Diketahui, Penyakit Jembrana adalah penyakit hewan menular pada sapi Bali yang disebabkan oleh virus. Wabah penyakit Jembrana pertama kali terjadi di Bali pada tahun 1964.
Kerugian ekonomi yang ditimbulkan pada saat wabah cukup besar karena angka kesakitan dan angka kematiannya relatif tinggi. Disamping itu penyakit Jembrana dapat menyerang sistem kekebalan tubuh, sehingga hewan rentan terhadap penyakit lainnya.
"Teman-teman di lapangan selalu melakukan monitoring (pemantauan) terhadap gejala, kita berharap nanti bisa kita lokalisasi agar tidak tersesat di kabupaten lainnya," kata Kepala Distanak Sultra LM Rusdin Jaya di Kendari, Senin.
Hal tersebut dikatakan menanggapi virus tersebut menyerang 22 ternak di wilayah Bumi Anoa. Meski begitu, Rusdin membeberkan bahwa ternak yang teridentifikasi tertular Virus Jembrana tidak berbahaya untuk dikonsumsi manusia.
Dikatakan virus tersebut terdapat di empat kabupaten di Provinsi Sultra. "Sebelumnya hanya menyerang ternak jenis sapi pada dua kabupaten, kini hasil identifikasi lapangan, terdapat empat kabupaten yang teridentifikasi Virus Jembrana," kata Rusdin.
Ia menyampaikan bahwa empat kabupaten yang teridentifikasi Virus Jembrana berdasarkan hasil uji sampel tersebut, antara lain Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), Bombana, Konawe, dan Kabupaten Konawe Utara (Konut).
"Kabupaten Koltim 13 ekor sapi, Bombana lima ekor, Konawe tiga ekor, Kabupaten Konut satu ekor. Total semua 22 ekor dan tidak semuanya ternak itu mati," ujar Rusdin.
Ia menjelaskan bahwa kasus Virus Jembrana yang menyerang hewan ternak di empat kabupaten tersebut telah dilaporkan ke pemerintah pusat untuk dilakukan pencegahan untuk penyebarannya ke wilayah lain atau ke hewan ternak lainnya.
"Saat ini bagi kami yang paling utama juga adalah menjaga lalu lintas ternak antara kabupaten dan provinsi yang keluar masuk apakah sehat atau tidak," sebut Rusdin.
Diketahui, Penyakit Jembrana adalah penyakit hewan menular pada sapi Bali yang disebabkan oleh virus. Wabah penyakit Jembrana pertama kali terjadi di Bali pada tahun 1964.
Kerugian ekonomi yang ditimbulkan pada saat wabah cukup besar karena angka kesakitan dan angka kematiannya relatif tinggi. Disamping itu penyakit Jembrana dapat menyerang sistem kekebalan tubuh, sehingga hewan rentan terhadap penyakit lainnya.