Kendari (ANTARA) - Anggota DPRD Kabupaten Muna, La Ode Dirun berharap para petani di daerah setempat untuk mengembangkan budi daya tanaman aren.
"Tanaman aren sangat menjanjikan kesejahteraan petani. Selain masa produktivitas cukup lama hingga puluhan tahun, juga seluruh bagian dari tanaman aren bernilai ekonomi," katanya dalam pernyataan resmi yang diterima, Kamis.
Ia mengatakan, bagian nira dari tanaman aren, misalnya, bisa diolah menjadi gula merah, alkohol, atau etanol.
Sementara itu, bagian buah dari pohon aren, bisa diolah menjadi kolak kaling yang menjadi bahan panganan khas saat berbuka puasa.
Bagian batang aren yang sudah berumur tua, lanjut dia, bisa menjadi bahan baku kerajinan bernilai ekonomi tinggi, sedangkan bagian dalam batang bisa diolah menjadi tepung untuk bahan baku membuat laksa.
"Karena nilai ekonomi yang dimiliki tanaman aren begitu besar, petani mulai saat ini sudah harus membudidayakan tanaman aren," katanya.
Selama ini, menurut politisi Partai Golkar, petani Muna hanya membiarkan pohon aren tumbuh liar di pinggir-pinggir kawasan hutan dan bekas lahan perkebunan warga.
Warga atau para petani, kata dia, hanya memanfaatkan pohon aren menyadap nira, lalu membuat gula merah atau minuman tradisional jenis arak atau `kameko` dalam bahasa masyarakat setempat.
"Cara pandang masyarakat Muna dengan pohon aren sudah harus diubah. Pohon aren bukan lagi dilihat hanya sebatas membuat gula merah atau minuman tradisional jenis `kameko`, melainkan harus dipandang sebagai sumber pendapatan yang bisa menghasilkan banyak uang dan meningkatkan kesejahteraan," katanya.
"Tanaman aren sangat menjanjikan kesejahteraan petani. Selain masa produktivitas cukup lama hingga puluhan tahun, juga seluruh bagian dari tanaman aren bernilai ekonomi," katanya dalam pernyataan resmi yang diterima, Kamis.
Ia mengatakan, bagian nira dari tanaman aren, misalnya, bisa diolah menjadi gula merah, alkohol, atau etanol.
Sementara itu, bagian buah dari pohon aren, bisa diolah menjadi kolak kaling yang menjadi bahan panganan khas saat berbuka puasa.
Bagian batang aren yang sudah berumur tua, lanjut dia, bisa menjadi bahan baku kerajinan bernilai ekonomi tinggi, sedangkan bagian dalam batang bisa diolah menjadi tepung untuk bahan baku membuat laksa.
"Karena nilai ekonomi yang dimiliki tanaman aren begitu besar, petani mulai saat ini sudah harus membudidayakan tanaman aren," katanya.
Selama ini, menurut politisi Partai Golkar, petani Muna hanya membiarkan pohon aren tumbuh liar di pinggir-pinggir kawasan hutan dan bekas lahan perkebunan warga.
Warga atau para petani, kata dia, hanya memanfaatkan pohon aren menyadap nira, lalu membuat gula merah atau minuman tradisional jenis arak atau `kameko` dalam bahasa masyarakat setempat.
"Cara pandang masyarakat Muna dengan pohon aren sudah harus diubah. Pohon aren bukan lagi dilihat hanya sebatas membuat gula merah atau minuman tradisional jenis `kameko`, melainkan harus dipandang sebagai sumber pendapatan yang bisa menghasilkan banyak uang dan meningkatkan kesejahteraan," katanya.