Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus melakukan berbagai upaya mempercepat penurunan prevalensi stunting.

Salah satu upaya yang langsung menyentuh dan punya daya ungkit tinggi adalah Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat).

BKKBN sendiri telah meluncurkan program Dashat sebagai upaya menurunkan stunting melalui pemberdayaan masyarakat dalam pemenuhan gizi seimbang bagi Keluarga Berisiko Stunting (KRS), terutama bagi keluarga kurang mampu. 

Sebab, terjadinya stunting salah satunya karena faktor kurangnya asupan gizi dalam waktu yang lama, khususnya pada masa 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Program Dashat memanfaatkan sumber daya lokal serta bantuan kontribusi dari mitra.

"Program Dapur Sehat punya daya ungkit yang tinggi terhadap penuruan stunting, dampaknya juga signifikan bagi keluarga berisiko stunting. Bantuan yang diberikan akan terus dipantau selama enam bulan. Tumbuh kembang bayi stunting terus dipantau oleh Tim Pendamping Keluarga," kata Pelaksana Harian (Plh) Kepala Perwakilan BKKBN Banten Yuda Ganda Putra di Serang, Sabtu (17/06/2023).

Prevalensi stunting di Provinsi Banten berdasarkan survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 di bawah angka nasional yakni 20 persen. Prevalensi ini turun 4,5 dibanding tahun 2021.

Perlu upaya keras agar Banten bisa mencapai target prevalensi stunting 14 persen pada 2024.

"BKKBN Banten terus berkolaborasi dengan mitra kerja untuk meningkatkan pengelolaan Dapur Sehat agar lebih bergeliat dan bergerak dalam percepatan penurunan stunting sebagai bukti  bentuk kolaborasi pentahelix di setiap tingkatan wilayah," ujar Yuda.

BKKBN sendiri terus melakukan penguatan pengelolaan Dashat yang dikolaborasikan dengan pengelolaan Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB).

Saat ini di Banten sudah terbentuk 110 tim Dashat di 667 Kampung KB.

Berdasarkan hal tersebut BKKBN menggelar kegiatan penguatan pengelolaan Dashat di Kampung Keluarga Berkualitas (KB). 

Kegiatan ini akan dilakukan di delapan Kabupaten dan Kota se Provinsi Banten.

Di Kabupaten Pandeglang, penguatan pengelolaan Dashat di Kampung Keluarga KB dihadiri Koordinator Pengendalian Dampak Kependudukan dan Keluarga di Tingkat Desa BKKBN RI, Alifah Nuranti, S.Psi, MPH. dan tim, Tim Pokja Kampung KB Perwakilan BKKBN Provinsi Banten, dan jajaran perangkat daerah seperti camat, kepala desa, kepala puskesmas, kader DASHAT, dan berbagai lintas sektor di wilayah Kecamatan Cimanuk, pada hari Kamis, 15 Juni 2023. 

Alifah menyampaikan bahwa salah satu intervensi dalam penanganan stunting di Kampung KB adalah melalui Program Dashat, dimana program tersebut adalah pemberian makanan bergizi kepada keluarga risiko stunting guna memenuhi gizi KRS. 

Namun, program ini memerlukan dukungan dari lintas sektor. Oleh karena itu, pentingnya melakukan koordinasi dengan berbagai lintas sektor.

 “Sebagai kelompok kegiatan di Kampung KB, semua bantuan untuk keluarga risiko stunting di Kampung KB dapat dikelola melalui Dashat. Segala bantuan harus dimonitor agar bantuan tersebut tepat sasaran kepada anak risiko stunting,” ungkap Alifah.

Pada kegiatan itu juga diserahkan 15 paket telur melalui program Dua Telur Peduli Stunting (Dulur Penting) yang dibagikan kepada keluarga berisiko stunting di wilayah Desa Cimanuk. 

Kemudian peserta berkesempatan melihat demo masak untuk keluarga risiko stunting yang dilakukan oleh kader Dashat.

Dashat di Bener Meriah
Program Dashat juga diluncurkan di Kampung Keluarga Berkualitas (KB) Rembele, Kecamatan Bukit, Kabupaten Bener Meriah, pada Kamis, (15/6/2023). 

Tampak hadir, Sekdakab Bener Meriah yang diwakili, Plt. Asisten Asisten Administrasi Umum, Samusi Purnawira Dade, SIP, M.SI,  Sekban Perwakilan BKKBN Aceh, Ihya, SE, MM, dan Kepala OPD KB, Edi Jaswin, SKM, MSi.

Plt. Asisten Asisten Administrasi Umum, Samusi Purnawira Dade, dalam sambutannya mengatakan, Pemerintah Pusat telah menetapkan target 14% kasus stunting pada 2024.  Jelasnya, monitoring dan evaluasi kasus stunting merupakan salah satu kegiatan prioritas sebagaimana dimaksud dalam peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Nomor 12 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia.

"Salah satu tujuan strategis nasional percepatan penurunan stunting, sifatnya adalah pencegahan dimulai dari keluarga, maka yang menjadi target Pemerintah Kabupaten dalam rangka mendukung strategi nasional tersebut ialah seluruh keluarga yang ada pada 232  kampung dan 10 kecamatan  di Bener Meriah," jelasnya lagi.

Selanjutnya, ia mengatakan, saat ini menjadi salah satu tantangan dalam pembangunan keluarga,  maka dari itu pemerintah memprioritaskan target prevalensi stunting semakin signifikan. Sehingga dibutuhkan gotong royong dan sinergitas antara semua pihak sejalan dengan upaya dalam percepatan penurunan stunting.

Sedangkan Sekban Perwakilan BKKBN Aceh, Ihya, dalam sambutannya mengatakan,  Kampung Keluarga Berkualitas, memiliki peran penting melalui Dapur Sehat Atasi Stunting. Program Dashat, kata Ihya,  merupakan salah satu program yang dicanangkan oleh BKKBN sebagai salah satu bentuk upaya penurunan stunting. 

Sebut Sekban, terdapat tiga kegiatan yang dirancang dalam Program Dashat, yakni, pemberdayaan masyarakat untuk penyediaan makanan padat gizi dengan bahan lokal berupa pembagian makanan gratis untuk kelompok sasaran (ibu hamil, ibu menyusui, dan anak baduta).

Lanjutnya, pemberdayaan masyarakat untuk penyediaan makanan padat gizi dengan bahan lokal yang diperuntukan bagi pemenuhan gizi kelompok sasaran dan masyarakat umum dengan metode penjualan, pemberdayaan masyarakat untuk penyediaan makanan padat gizi dengan bahan lokal yang diperuntukkan bagi masyarakat umum dengan metode penjualan dan penguatan KIE tentang makanan sehat.

"Keberhasilan Program Dashat ini merupakan tanggung jawab bersama. Bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat, maupun provinsi dan daerah saja.  Tetapi perlu keterlibatan partisipasi masyarakat sebagai pendorong utama dalam percepatan penurunan stunting. Saya yakin dengan sinergisitas lintas sektor, Bener Meriah bisa menurunkan stunting hingga angka 14 persen, sebagaimana target yang telah ditentukan nasional," kata Ihya.

Kepala OPD KB, Edi Jaswin,menyebutkan, dengan diluncurkan Dashat di Kampung KB Rembele, Kecamatan Bukit, pada hari ini, dengan demikian, Bener Meriah telah memiliki tiga Dhasat di tiga Kampung KB. Dua lagi berada di Kampung KB  Bumiayu dan Timang Gajah.

"Untuk 2023 ini, kegiatan Dashat dari anggaran Dana BOKB, ditambah empat Kampung KB. Dengan demikian Dashat telah ada  di 19 Kampung KB.  Jumlah Kampung KB di Kabupaten Bener  Meriah sendiri saat ini berjumlah 21 Kampung KB yang tersebar di 10 kecamatan  dan 232 Kampung," sebut Edi.

Lanjutnya, tujuan dari Kampung KB adalah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di tingkat kampung melalui program Bangga Kencana,  serta pembangunan sekitar lainnya dalam rangka mewujudkan keluarga kecil berkualitas.

"Dashat, keberadaannya di Kampung KB, saya akul yakin akan mempercepat penurunan stunting di tingkat kampung. Jika kita bergerak bersama, bersinergisitas, tidak saja 14 persen akan kita capai, zero persen pun bisa tercapai, Insyaa Allah," pungkas Edi.

Penyerahan Bantuan
Empat ibu hamil dan enam anak berisiko stunting di Kampung KB Rembele, Kecamatan Bukit, Kabupaten Bener Meriah, menerima bantuan intervensi asuhan prioritas gizi spesifik dari Bapak asuh anak stunting binaan Kepala BKKBN RI, Dr. (HC), Dr. Hasto Wardoyo, SpOG (K).

Bantuan ini diserahkan langsung, Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Aceh, Husni Thamrin, SE, MM.

Salah seorang ibu hamil yang menerima bantuan mengatakan, bantuan ini sangat bermanfaat bagi dia dan janin kandungan. Untuk itu dia sangat berterimakasih kepada bapak asuh yang tahu memberikan bantuan ini.

"Terimakasih Bapak Asuh yang telah memberikan bantuan ini kepada kami. Semoga akan ada bapak asuh lainnya, yang mengambil peran ini," pungkasnya.
 

Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024