Unaaha (ANTARA) - Perwakilan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terus melaksanakan upaya percepatan penurunan stunting di hampir semua wilayah kab/kota terutama di wilayah pesisir.

Salah satu upaya yang dilakukan BKKBN Sultra adalah melakukan kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi, Pendampingan Perguruan Tinggi Melalui Implementasi Kuliah Kerja Nyata Merdeka Belajar Kampus Merdeka difokuskan pada wilayah pesisir yakni Desa Tapulaga Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe, Senin.
 
"Kegiatan ini merupakan wujud dari upaya percepatan penurunan stunting yang terintegrasi," kata Ketua Tim Kerja Bidang Dalduk BKKBN Sultra, Mustakim, saat memberikan sambutan.

Ia mengatakan, bahwa stunting itu bukanlah penyakit pada umumnya, tetapi merupakan gangguan tumbuh kembang pada anak dimulai dari dalam kandungan sampai umur 2 tahun.

"Stunting ini akan terlihat setelah umur 2 tahun dimana tinggi rata-rata anak kurang dari anak se usianya. Maka dari itu membutuhkan perhatian dari para peserta yang hadir," katanya.
 
Pada kegiatan ini dihadiri pula oleh Sekretaris Desa Tapulaga, Babinsa setempat, tenaga gizi Puskesmas Kecamatan Soropia, Koordinator PLKB, Kepala Dusun, kader PKK dan kelompok BKB.

Kemudian hadir dari akademisi Universitas Haluoleo, Muhaimin Hamzah yang merupakan Dosen pembina KKN serta Ruwiah yang merupakan Dosen ahli gizi Universitas Haluoleo Kendari yang bertindak sebagai narasumber.
 
Ruwiah saat memberikan materi menjelaskan bahwa untuk mendukung pencegahan dan percepatan penurunan stunting dapat memanfaatkan olahan pangan lokal, ini sangat mendukung apalagi di Desa Tapulaga ini memiliki hasil laut (ikan) yang melimpah dengan harga yang relatif murah tetapi memiliki kandungan protein tinggi.

Dalam kesempatan itu, dosen ahli gizi itu memberikan tata cara mengolah bahan pangan lokal sehingga menghasilkan makanan yang bergizi yang sangat dibutuhkan anak untuk tumbuh kembangnya.

Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024