Kendari (ANTARA) - Dinas Perkebunan dan Hortikultura (Disbunhorti) Sulawesi Tenggara menyebutkan dari belasan jenis komoditas andalan sektor perkebunan di Sultra, harga hingga saat ini masih terpantau stabil, meskipun ada beberapa komoditi cenderung naik.

"Sebanyak 13 jenis komoditi perkebunan andalan yang menjadi pantauan setiap hari dan ada juga dilaporkan dalam bentuk mingguan," kata Kabid Perkebunan Sultra Akbar Effendi di Kendari, Rabu.

Ia mengatakan, 13 komoditas perkebunan yang menjadi titik perhatian yang dicatat mulai dari harga ditingkat petani produsen, pedagang pengumpul, pedagang antar daerah hingga pada pedagang pengecer lalu diolah dengan menggunakan metode rata-rata sesuai dengan harga yang terjadi pada saat itu.

Adapun komoditi perkebunan unggulan yang dilaporkan yakni kakao dalam bentuk biji kering, jambu mete gelondongan maupun dalam bentuk kacang mete, lada putih, cengkeh, kelapa, aren, kopi robusta, sagu, pala, kemiri, pinang dan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit .

"Harga kakao kering ditingkat petani saat ini dijual antara Rp30.000 per kg, sedangkan pada tingkat pedagang pengumpul dan pedagang antar daerah dijual masing-masing Rp32.000 hingga Rp34.000 per kg," kata Akbar didampingi Petugas Informasi Pasar Dinas Perkebunan Sultra Adnan Jaya.

Begitu pula dengan harga mete gelondongan saat ini mencapai Rp12.000 per kg ditingkat petani, sedangkan pada pedagang pengumpul dan pedagang antar daerah masing-masing Rp14.000-Rp15.000 per kg. Sementara dalam bentuk kacang mete antara Rp115.000 hingga Rp135.000 per kg tergantung dari kualitas produknya.

Sementara harga cengkih, saat ini mencapai Rp110.000 per kg ditingkat petani dan Rp120.000 hingga Rp135.000 pada tingkat pedagang pengumpul dan pedagang antar daerah. Harga alami kenaikan dibanding sebelumnya yang hanya di bawah Rp100.000 per kg di tingkat petani.

Kemudian, gula aren Rp18.000 per kg ditingkat petani produsen sementara di tingkap pengumpul dan pedagang antar pulau Rp20.000 hingga Rp22.000 per kilo gram.

Sagu basah dan sagu tepung seharga Rp3.000 dan Rp5.000 per kg sementara pada tingkat pedagang pengumpul dan antara pulau masing-masing untuk sagu basah Rp5.000 dan Rp7.000 per kg sedangkan dalam bentuk tepung kering Rp8.000 dan Rp10.000 per kg.

Begitu pula dengan harga Pala dalam bentuk kulit gelondongan Rp35.000 per kg, sementara pala kupas Rp50.000 per kilogram dan pala fuly (bunga pala) seharga Rp195.000 per kilogram dijual ditingkat petani produsen.

Khusus TBS kelapa sawit, kata Adnan Jaya meskipun komoditi perkebunan itu masih tergolong baru masuk pantauan namun sudah menjadi komoditi andalan sektor perkebunan di Sultra karena hingga saat ini beberapa kabupaten di Sultra sudah banyak petani setempat yang panen sawit.

Harga TBS kelapa sawit kini mencapai Rp1.850 ditingkat petani produsen, sedangkan harga pada tingkat pedagang pengumpul antara Rp2.200- Rp2.300 per kilogram.
 

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024