Kendari (ANTARA) - Produk gula aren yang dihasilkan para petani pengrajin aren di Pulau Kabaena, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) hingga kini masih tetap terjamin kualitasnya.
Harga gula aren yang dihasilkan para kelompok pengrajin yang bahan baku dari air pohon enau itu, hingga kini masih di atas harga jualnya dibanding dengan gula aren produk kabupaten lain di Sultra.
"Kualitas produk gula aren asal Bombana tetap terjaga, sehingga wajar bila harga di pasaran tetap teratas dibanding dengan produk gula dari daerah lain," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sultra Sitti Saleha di Kendari, Rabu.
Ia mengatakan, ciri khas gula aren Bombana ini dari bungkusannya yang unik karena terbungkus rapi dari daun aren sendiri, sedangkan produk gula aren dari daerah lain menggunakan daun kayu hutan dan bahkan menggunakan plastik.
Dari segi kualitas gula aren Bombana, kata Saleha, juga warnanya bening kuning kemerah-merahan serta padat. Bahkan dalam satu biji bisa mencapai 1,2 kilogram hingga 1,5 kilogram dalam satu buah.
"Yang pasti bahwa gula aren Bombana itu hingga kini tetap pada posisi yang tinggi yakni mencapai Rp18.000 per kg dan pembeli pun tidak pernah melakukan tawar menawar karena kualitas serta mutunya sudah tidak diragukan lagi," ujar Saleha yang juga putri asal Bombana itu.
Menurut Saleha, harga gula merah senilai Rp18.000 per kilogram itu pada tingkat petani produksi sedangkan pada tingkat pedagang pengumpul kini mencapai Rp22.000 per kilogram hingga Rp23.000 per kg.
"Bahkan pada Ramadhan lalu, harganya pernah mencapai Rp25.000 per kilogram, seiring dengan permintaan konsumen cukup besar saat itu," ujarnya.
Dikatakan, gula aren Bombana sudah menjadi primadona, oleh-oleh para tamu untuk membeli dan di bawa pulang bila melakukan kunjungan ke daerah itu.
Harga gula aren yang dihasilkan para kelompok pengrajin yang bahan baku dari air pohon enau itu, hingga kini masih di atas harga jualnya dibanding dengan gula aren produk kabupaten lain di Sultra.
"Kualitas produk gula aren asal Bombana tetap terjaga, sehingga wajar bila harga di pasaran tetap teratas dibanding dengan produk gula dari daerah lain," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sultra Sitti Saleha di Kendari, Rabu.
Ia mengatakan, ciri khas gula aren Bombana ini dari bungkusannya yang unik karena terbungkus rapi dari daun aren sendiri, sedangkan produk gula aren dari daerah lain menggunakan daun kayu hutan dan bahkan menggunakan plastik.
Dari segi kualitas gula aren Bombana, kata Saleha, juga warnanya bening kuning kemerah-merahan serta padat. Bahkan dalam satu biji bisa mencapai 1,2 kilogram hingga 1,5 kilogram dalam satu buah.
"Yang pasti bahwa gula aren Bombana itu hingga kini tetap pada posisi yang tinggi yakni mencapai Rp18.000 per kg dan pembeli pun tidak pernah melakukan tawar menawar karena kualitas serta mutunya sudah tidak diragukan lagi," ujar Saleha yang juga putri asal Bombana itu.
Menurut Saleha, harga gula merah senilai Rp18.000 per kilogram itu pada tingkat petani produksi sedangkan pada tingkat pedagang pengumpul kini mencapai Rp22.000 per kilogram hingga Rp23.000 per kg.
"Bahkan pada Ramadhan lalu, harganya pernah mencapai Rp25.000 per kilogram, seiring dengan permintaan konsumen cukup besar saat itu," ujarnya.
Dikatakan, gula aren Bombana sudah menjadi primadona, oleh-oleh para tamu untuk membeli dan di bawa pulang bila melakukan kunjungan ke daerah itu.