Kendari (ANTARA) - Kantor Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kendari melakukan evakuasi 62 penumpang kapal yang mengalami mati mesin di perairan Pulau Saponda, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.

Pelaksana Tugas Kepala Basarnas Kendari Hidayat di Kendari, Minggu (28/5) malam, mengatakan penumpang kapal tersebut berlayar dari Minui, Sulawesi Tengah, sekitar pukul 09.00 Wita ke Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, namun kapal mengalami mati mesin di perairan Saponda, sekitar pukul 11.30 Wita.

"Untuk penumpang itu jumlah 53 orang, tiga diantaranya balita dan ABK beserta nahkoda kapal itu sembilan orang. Jadi jumlah total penumpang kapal tersebut 62 orang," katanya.

Ia menyebut kapal yang mengalami mati mesin tersebut bernama KM 2R. Basarnas melakukan evakuasi terhadap para penumpang kapal setelah mendapat informasi dari nahkoda kapal KSOP Kendari.

Ia menuturkan awalnya KN 370 milik KSOP Kendari hendak melakukan evakuasi terhadap kapal yang ditumpangi para penumpang, namun kapal milik KSOP tersebut juga mengalami mati mesin sehingga melaporkan kejadian tersebut ke Basarnas Kendari.

"Awalnya KN 370 itu langsung mengarah ke sana namun terkendala dengan mesin induk dan kemasukan air melalui koker as sehingga kapal KN 370 kembali dan langsung saya perintahkan Kapal Pacitan untuk keluar mengevakuasi dan pada pukul 18.00 KN SAR Pacitan menemukan KM 2R," katanya.
Pelaksana Tugas Kepala Basarnas Kendari Hidayat di Kendari, Minggu malam (28/5/2023) (ANTARA/Harianto)

Para penumpang kapal dievakuasi menggunakan KN SAR Pacitan dan tiba di dermaga Basarnas Kendari sekitar pukul 21.30 Wita, sedangkan KM 2R yang mengalami mati mesin berlabuh di depan muara Teluk Kendari.

"Untuk penumpang seluruhnya 53 orang selamat termasuk sembilan orang ABK dan nahkoda kapal. Sementara untuk penyebab mati mesinnya KM 2R, kami belum mengetahui secara pasti karena banyak kendala sehingga kita belum bisa memberikan komentar," katanya.

Marwan (53), salah satu penumpang kapal, bercerita saat kapal mengalami mati mesin, banyak orang menangis, apalagi kondisi gelombang mencapai 2-3 meter.

Dirinya yang datang di Kota Kendari hendak mengantar anak perempuannya untuk mendaftar di Poltekkes Kemenkes Kendari.

Ia mengaku musibah yang dialami bersama penumpang kapal lainnya kali pertama setelah sering datang di Kendari sekitar 20 tahun lebih.

"Ada yang menangis, kami hanya pasrah, saya datang sama dua anak, satu di antaranya mau masuk kuliah di Poltekkes Kendari. Kita bersyukur ada bantuan dari Basarnas," katanya.
 

Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024