Kendari (ANTARA) - Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menyampaikan hilal tidak terpantau di Pantai Anaiwoi Kecamatan Tanggetada Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, Rabu sore.
"Untuk hasil pemantauan tim rukyat hingga proses selesai, hilal tidak dapat terlihat namun berdasarkan data ketinggian hilal berada pada 7,5 derajat di atas ufuk hakiki," kata Tim Rukyatul Hilal Kanwil Kemenag Sultra Abdul Rauf di Kolaka.
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) bersama BMKG dan organisasi keagamaan mengadakan Rukyatul Hilal penentuan datangnya bulan Ramadhan 1444 Hijriah di Pantai Anaiwoi Kecamatan Tanggetada Kabupaten Kolaka.
Dengan demikian kata dia, awal puasa Ramadhan 1444 H/2023 kemungkinan mulai Kamis 23 April 2023 Namun, keputusan penetapan awal puasa Ramadhan menunggu sidang isbat di Kemenag Pusat, Rabu malam.
Abdul Rauf mengatakan pemantauan ini dilaksanakan secara serentak di seluruh wilayah Indonesia dan di Sulawesi Tenggara di pusatkan di Pantai Anaiwoi Kabupaten Kolaka.
Menurut dia, Hisab Hakiki Wujudul Hilal sudah terjadi ijtima sebelum matahari terbenam posisi tinggi hilal sudah di atas ufuk diseluruh Indonesia tinggi hilal ± 1-3 derajat.
Dia menjelaskan, Hisab Imkan/Kriteria Baru Mabims Imkanul Rukyat, yang dipedomani Pemerintah saat ini digunakan/diimplementasikan berdasarkan Muzyakarah Mabims Tahun 2022; sudah terjadi ijtima, tinggi hilal di atas 3 derajat atau umur bulan 8 jam ke atas dan jarak lengkung Matahari - Bulan (sudut elongasi) 6,4 derajat.
"Dengan demikian berdasarkan data Hisab dan Hasil Hisab astronomis tersebut di atas dan Implementasi Imkanul Rukyat dengan kriteria baru Mabims yang dipedomani, serta Visibilitas Hilal Berpotensi Teramati, maka Awal 1 (satu)Ramadhan 1444 Hijriah diperkirakan akan Jatuh pada hari Kamis (Pon) Tanggal 23 Maret 2023 M," katanya.
Namun demikian kata dia, tetap melakukan observasi secara maksimal untuk memastikan visibilitas hilal teramati.
Lebih lanjut dia mengatakan hasil hisab tersebut dijadikan sebagai referensi dan alat bantu informasi dalam melakukan Rukyatul Hilal Awal Bulan Ramadhan 1444 Hijriah. Pembuktian pada saat observasi atau pengamatan.
"Hilal di lapangan pada saat pelaksanaan Rukyatul Hilal (Konfirmatif), awal Bulan Ramadhan 1444 Hijriah tahun 2023 Masehi," katanya.
Hasil rukyat akan dilaporkan sore ini juga kepada Menteri Agama, kepastian penetapan awal bulan Ramadhan 1443 Hijriah akan diputuskan melalui musyawarah bersama pada sidang isbat dan ditetapkan oleh Menteri Agama RI ba'da magrib WIB.
"Setelah melakukan pemantauan, hasil rukyat tersebut akan dikirim ke Kementerian Agama RI, sebagai bahan laporan dalam sidang Isbat awal Ramadhan1444 Hijriah," ujarnya.
Plh Kepala Kanwil Kemenag Sultra Muhammad Saleh mengatakan berdasarkan hitungan secara astronomi tidak ada perbedaan terkait penentuan awal Ramadhan.
"Tetapi yang kita lakukan validasi secara syariat dan memungkinkan terjadi perbedaan karena metode pendekatannya," katanya.
Ia meminta warga untuk laksanakan Ramadhan dengan teduh, dan yang tidak laksanakan maka hargai yang melaksanakan puasa.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenag Sultra: Hilal tidak terpantau di Kolaka akibat tertutup awan
"Untuk hasil pemantauan tim rukyat hingga proses selesai, hilal tidak dapat terlihat namun berdasarkan data ketinggian hilal berada pada 7,5 derajat di atas ufuk hakiki," kata Tim Rukyatul Hilal Kanwil Kemenag Sultra Abdul Rauf di Kolaka.
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) bersama BMKG dan organisasi keagamaan mengadakan Rukyatul Hilal penentuan datangnya bulan Ramadhan 1444 Hijriah di Pantai Anaiwoi Kecamatan Tanggetada Kabupaten Kolaka.
Dengan demikian kata dia, awal puasa Ramadhan 1444 H/2023 kemungkinan mulai Kamis 23 April 2023 Namun, keputusan penetapan awal puasa Ramadhan menunggu sidang isbat di Kemenag Pusat, Rabu malam.
Abdul Rauf mengatakan pemantauan ini dilaksanakan secara serentak di seluruh wilayah Indonesia dan di Sulawesi Tenggara di pusatkan di Pantai Anaiwoi Kabupaten Kolaka.
Menurut dia, Hisab Hakiki Wujudul Hilal sudah terjadi ijtima sebelum matahari terbenam posisi tinggi hilal sudah di atas ufuk diseluruh Indonesia tinggi hilal ± 1-3 derajat.
Dia menjelaskan, Hisab Imkan/Kriteria Baru Mabims Imkanul Rukyat, yang dipedomani Pemerintah saat ini digunakan/diimplementasikan berdasarkan Muzyakarah Mabims Tahun 2022; sudah terjadi ijtima, tinggi hilal di atas 3 derajat atau umur bulan 8 jam ke atas dan jarak lengkung Matahari - Bulan (sudut elongasi) 6,4 derajat.
"Dengan demikian berdasarkan data Hisab dan Hasil Hisab astronomis tersebut di atas dan Implementasi Imkanul Rukyat dengan kriteria baru Mabims yang dipedomani, serta Visibilitas Hilal Berpotensi Teramati, maka Awal 1 (satu)Ramadhan 1444 Hijriah diperkirakan akan Jatuh pada hari Kamis (Pon) Tanggal 23 Maret 2023 M," katanya.
Namun demikian kata dia, tetap melakukan observasi secara maksimal untuk memastikan visibilitas hilal teramati.
Lebih lanjut dia mengatakan hasil hisab tersebut dijadikan sebagai referensi dan alat bantu informasi dalam melakukan Rukyatul Hilal Awal Bulan Ramadhan 1444 Hijriah. Pembuktian pada saat observasi atau pengamatan.
"Hilal di lapangan pada saat pelaksanaan Rukyatul Hilal (Konfirmatif), awal Bulan Ramadhan 1444 Hijriah tahun 2023 Masehi," katanya.
Hasil rukyat akan dilaporkan sore ini juga kepada Menteri Agama, kepastian penetapan awal bulan Ramadhan 1443 Hijriah akan diputuskan melalui musyawarah bersama pada sidang isbat dan ditetapkan oleh Menteri Agama RI ba'da magrib WIB.
"Setelah melakukan pemantauan, hasil rukyat tersebut akan dikirim ke Kementerian Agama RI, sebagai bahan laporan dalam sidang Isbat awal Ramadhan1444 Hijriah," ujarnya.
Plh Kepala Kanwil Kemenag Sultra Muhammad Saleh mengatakan berdasarkan hitungan secara astronomi tidak ada perbedaan terkait penentuan awal Ramadhan.
"Tetapi yang kita lakukan validasi secara syariat dan memungkinkan terjadi perbedaan karena metode pendekatannya," katanya.
Ia meminta warga untuk laksanakan Ramadhan dengan teduh, dan yang tidak laksanakan maka hargai yang melaksanakan puasa.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenag Sultra: Hilal tidak terpantau di Kolaka akibat tertutup awan