Kendari (ANTARA) - Pemerintah Kota Kendari di Provinsi Sulawesi Tenggara berupaya mempercepat penanganan dampak bencana hidrometeorologi yang terjadi di wilayahnya.
"Bencana itu telah menimbulkan korban jiwa maupun (kerugian) materiil, termasuk rusaknya beberapa fasilitas layanan umum atau publik. Oleh karenanya, pemerintah kota langsung melakukan langkah-langkah percepatan penanganan dampak bencana," kata Penjabat Wali Kota Kendari Asmawa Tosepu di Kendari, Kamis.
Ia mengatakan bahwa pemerintah kota berupaya mempercepat asesmen dampak bencana serta pendataan korban bencana supaya bisa segera menyalurkan bantuan, baik yang berupa pangan, sandang, maupun santunan.
Menurut dia, pemerintah kota sudah mengerahkan tim untuk mendata dan memverifikasi data kerusakan akibat hujan deras dan angin kencang yang melanda 65 kelurahan yang tersebar di 11 wilayah kecamatan.
Asmawa mengutip data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kendari yang menunjukkan bahwa 435 rumah warga serta sejumlah fasilitas umum rusak akibat hujan deras yang disertai angin kencang di daerah-daerah tersebut.
"Upaya pendataan serta verifikasi data kerusakan rumah juga masih terus berlangsung. Data tersebut nantinya akan dikirim ke pemerintah pusat guna mendapatkan dana rehabilitasi dan rekonstruksi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)," kata dia.
Pemerintah Kota Kendari telah membentuk Posko Tanggap Darurat untuk menangani dampak bencana hidrometeorologi yang terjadi Minggu (5/3).
Guna mempercepat penanganan dampak bencana di wilayahnya, Pemerintah Kota Kendari juga menetapkan status tanggap darurat bencana selama tujuh hari dari 6 sampai 12 Maret 2023.
Asmawa mengatakan bahwa pemerintah kota sudah mengerahkan petugas untuk membereskan batang pohon yang tumbang serta membersihkan lingkungan permukiman yang terdampak bencana.
"Pohon tumbang mulai diangkut satu per satu, utamanya yang menutup badan jalan. Setelah itu, tim difokuskan untuk membersihkan lingkungan perumahan," katanya.
Dia mengimbau warganya waspada dan berhati-hati ketika melakukan aktivitas di luar rumah karena menurut prakiraan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika kondisi cuaca ekstrem masih berpeluang terjadi di wilayah Kendari.
"Artinya sampai beberapa hari ke depan masih berpotensi terjadi cuaca ekstrem sehingga kita masih harus waspada lagi, mawas diri, terutama ketika melakukan aktivitas di luar rumah," kata Asmawa Tosepu.
"Bencana itu telah menimbulkan korban jiwa maupun (kerugian) materiil, termasuk rusaknya beberapa fasilitas layanan umum atau publik. Oleh karenanya, pemerintah kota langsung melakukan langkah-langkah percepatan penanganan dampak bencana," kata Penjabat Wali Kota Kendari Asmawa Tosepu di Kendari, Kamis.
Ia mengatakan bahwa pemerintah kota berupaya mempercepat asesmen dampak bencana serta pendataan korban bencana supaya bisa segera menyalurkan bantuan, baik yang berupa pangan, sandang, maupun santunan.
Menurut dia, pemerintah kota sudah mengerahkan tim untuk mendata dan memverifikasi data kerusakan akibat hujan deras dan angin kencang yang melanda 65 kelurahan yang tersebar di 11 wilayah kecamatan.
Asmawa mengutip data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kendari yang menunjukkan bahwa 435 rumah warga serta sejumlah fasilitas umum rusak akibat hujan deras yang disertai angin kencang di daerah-daerah tersebut.
"Upaya pendataan serta verifikasi data kerusakan rumah juga masih terus berlangsung. Data tersebut nantinya akan dikirim ke pemerintah pusat guna mendapatkan dana rehabilitasi dan rekonstruksi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)," kata dia.
Pemerintah Kota Kendari telah membentuk Posko Tanggap Darurat untuk menangani dampak bencana hidrometeorologi yang terjadi Minggu (5/3).
Guna mempercepat penanganan dampak bencana di wilayahnya, Pemerintah Kota Kendari juga menetapkan status tanggap darurat bencana selama tujuh hari dari 6 sampai 12 Maret 2023.
Asmawa mengatakan bahwa pemerintah kota sudah mengerahkan petugas untuk membereskan batang pohon yang tumbang serta membersihkan lingkungan permukiman yang terdampak bencana.
"Pohon tumbang mulai diangkut satu per satu, utamanya yang menutup badan jalan. Setelah itu, tim difokuskan untuk membersihkan lingkungan perumahan," katanya.
Dia mengimbau warganya waspada dan berhati-hati ketika melakukan aktivitas di luar rumah karena menurut prakiraan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika kondisi cuaca ekstrem masih berpeluang terjadi di wilayah Kendari.
"Artinya sampai beberapa hari ke depan masih berpotensi terjadi cuaca ekstrem sehingga kita masih harus waspada lagi, mawas diri, terutama ketika melakukan aktivitas di luar rumah," kata Asmawa Tosepu.