Kendari (ANTARA) - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Kendari, Sulawesi Tenggara menyebut akibat adanya cuaca buruk hujan deras disertai angin kencang yang melanda daerah tersebut pada Minggu (5/3), mengakibatkan ornamen gedung baru Kantor Wali Kota rusak dan nyaris rubuh.
Kepala Dinas PUPR Kendari Erlys Sadya Kencana di Kendari, Senin mengatakan, struktur gedung Balai Kota secara umum tidak terdampak dengan adanya kejadian cuaca ekstrem pada Minggu (5/3).
"Yang rusak hanya ornamen APL-nya saja yang terdampak, gedungnya hingga saat ini masih aman," katanya.
Senada dengan Sekretaris PUPR Kendari Aswido mengatakan, cuaca buruk hanya merusak ornamen di roof top gedung baru tersebut, sedangkan struktur bangunan tetap dalam keadaan aman.
"Curah hujan dan angin kencang tidak mempengaruhi struktur bangunan Kantor Balai Kota, yang kita lihat tadi itu adalah ornamen topping saja yang rusak," katanya.
Dia menyampaikan bahwa pihaknya akan segera membenahi kerusakan tersebut dengan berkoordinasi kepada pihak kontraktor.
"Dalam waktu secepatnya kami akan membenahi, langkah awal kami mulai membersihkan, kita amankan dulu, lokasi kita sterilkan kemudian kita melihat langkah-langkah apa yang perlu kita lakukan," ujar Aswido.
Cuaca buruk melanda wilayah Kota Kendari, Sulawesi Tenggara pada Minggu (5/3). Akibatnya sejumlah pohon tumbang, bahkan mengakibatkan seorang warga di Kelurahan Watulondo, Kecamatan Puuwatu, kota tersebut meninggal dunia setelah tertimpa pohon jambu mete.
Selain itu, sejumlah rumah warga termasuk bangunan fasilitas umum dan swasta rusak akibat diterjang angin kencang. Meski begitu, BPBD setempat belum memberikan keterangan resmi terkait jumlah kerusakan karena masih melakukan pendataan.
Pemerintah Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) telah menetapkan daerah itu dalam status tanggap darurat bencana pada Senin.
Penjabat Wali Kota Kendari Asmawa Tosepu mengatakan status tanggap darurat bencana itu ditetapkan hingga tujuh hari ke depan mulai 6-11 Maret 2023.
Selain menetapkan status tanggap darurat bencana, Asmawa, juga mengeluarkan surat edaran tentang kesiapsiagaan menghadapi potensi ancaman bencana hidrometeorologi, yakni banjir, tanah longsor, dan angin kencang bernomor 360/67/2023.
Asmawa Tosepu menyebutkan surat edaran itu dikeluarkan berdasarkan siaran pers Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kendari perihal waspada cuaca ekstrem di Sultra.
Kepala Dinas PUPR Kendari Erlys Sadya Kencana di Kendari, Senin mengatakan, struktur gedung Balai Kota secara umum tidak terdampak dengan adanya kejadian cuaca ekstrem pada Minggu (5/3).
"Yang rusak hanya ornamen APL-nya saja yang terdampak, gedungnya hingga saat ini masih aman," katanya.
Senada dengan Sekretaris PUPR Kendari Aswido mengatakan, cuaca buruk hanya merusak ornamen di roof top gedung baru tersebut, sedangkan struktur bangunan tetap dalam keadaan aman.
"Curah hujan dan angin kencang tidak mempengaruhi struktur bangunan Kantor Balai Kota, yang kita lihat tadi itu adalah ornamen topping saja yang rusak," katanya.
Dia menyampaikan bahwa pihaknya akan segera membenahi kerusakan tersebut dengan berkoordinasi kepada pihak kontraktor.
"Dalam waktu secepatnya kami akan membenahi, langkah awal kami mulai membersihkan, kita amankan dulu, lokasi kita sterilkan kemudian kita melihat langkah-langkah apa yang perlu kita lakukan," ujar Aswido.
Cuaca buruk melanda wilayah Kota Kendari, Sulawesi Tenggara pada Minggu (5/3). Akibatnya sejumlah pohon tumbang, bahkan mengakibatkan seorang warga di Kelurahan Watulondo, Kecamatan Puuwatu, kota tersebut meninggal dunia setelah tertimpa pohon jambu mete.
Selain itu, sejumlah rumah warga termasuk bangunan fasilitas umum dan swasta rusak akibat diterjang angin kencang. Meski begitu, BPBD setempat belum memberikan keterangan resmi terkait jumlah kerusakan karena masih melakukan pendataan.
Pemerintah Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) telah menetapkan daerah itu dalam status tanggap darurat bencana pada Senin.
Penjabat Wali Kota Kendari Asmawa Tosepu mengatakan status tanggap darurat bencana itu ditetapkan hingga tujuh hari ke depan mulai 6-11 Maret 2023.
Selain menetapkan status tanggap darurat bencana, Asmawa, juga mengeluarkan surat edaran tentang kesiapsiagaan menghadapi potensi ancaman bencana hidrometeorologi, yakni banjir, tanah longsor, dan angin kencang bernomor 360/67/2023.
Asmawa Tosepu menyebutkan surat edaran itu dikeluarkan berdasarkan siaran pers Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kendari perihal waspada cuaca ekstrem di Sultra.