Kendari (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Sulawesi Tenggara berkomitmen membantu seluruh pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) binaan agar bisa berkembang dan naik kelas.

Deputi Kepala Bank Indonesia Sultra Adik Afrinaldi di Kendari, Rabu mengatakan dalam membantu UMKM binaan agar naik kelas dan berdaya saing, pihaknya tidak secara langsung melatih namun menggandeng pihak lainnya.

"Kita ada beberapa langkah yang pertama kita ada kegiatan bantuan teknis. Kita nggak latih langsung UMKM-nya, tetapi kita mengundang ahli-ahli untuk melakukan berbagai kegiatan, baik itu dari sisi meningkatkan produktivitas ataupun lainnya," katanya.

Dia menyebut bahwa pihaknya memiliki kurang lebih 50 UMKM binaan. Ia mencontohkan, UMKM binaan di bidang pembuatan kain tenun, pihaknya mengundang ahli sehingga mereka dapat membuat kain tenun yang lebih menarik baik dari corak maupun motif.

"BI kan orang ekonomi, tapi kita mengundang orang-orang yang paham terkait dengan misalnya tenun, kita undang ahli tenun, yang sudah terkenal di skala nasional kita undang untuk melatih penenun-penenun untuk meningkatkan kualitas tenunnya," ujar dia.

Selain itu UMKM di bidang kuliner, Bank Indonesia Sulawesi Tenggara juga memfasilitasi sehingga sektor ini bisa menghasilkan produknya dengan kemasan yang inovatif sehingga dapat menarik konsumen untuk membeli.

"Lalu juga beberapa langkah lainnya terkait pemasarannya seperti apa nanti akan ada beberapa kegiatan Fesyar atau festival syariah, Sultra Expo dan sebagainya. Itu kita pasarkan produk-produk UMKM melalui kegiatan tersebut sehingga nanti UMKM kita juga meningkat," ucap Adik.

Selain itu, Bank Indonesia Sulawesi Tenggara juga memfasilitasi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di daerah tersebut dalam pendaftaran dan pengurusan Sertifikat Halal dan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI).

Menurutnya pelaku UMKM di Indonesia secara umum dan di Sulawesi Tenggara secara khusus memiliki potensi pasar yang besar, namun semua itu masih membutuhkan pengakuan yakni Sertifikat Halal dan HAKI.

Ia menerangkan kesadaran bahwa Sertifikasi Halal penting untuk menjangkau pasar yang lebih luas khususnya konsumen beragama Islam yang mengutamakan produk halal. Sedangkan HAKI untuk melindungi merek agar tidak diklaim oleh orang lain.

"Yang kemudian juga e-katalog, yang biasanya pengadaan pengadaan menggunakan itu. Nanti kita akan usahakan UMKM-UMKM kita masuk ke sana sehingga produk-produk mereka bisa dijadikan cinderamata bagi kegiatan-kegiatan pemerintahan ke depannya," kata Adik menambahkan.

Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024