Kendari (ANTARA) - Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi berharap Perum Bulog dapat menyerap beras petani secara maksimal guna memastikan ketersediaan pangan tetap terjaga saat memasuki bulan Suci Ramadhan 1444 Hijriah.
"Bulog perlu menyerap beras dalam negeri dengan harga yang fleksibel agar serapannya dapat optimal," kata Ali Mazi di sela menyambut Kunjungan Kerja Reses Komisi IV DPR RI Masa Persidangan III Tahun Sidang 2022/2023 di di Kendari, Selasa.
Menurut Gubernur, seiring dengan musim panen raya padi awal 2023 yang berlangsung di banyak wilayah di Indonesia, termasuk Sulawesi Tenggara, Gubernur Ali Mazi menegaskan produksi gabah dan beras dalam negeri saat ini melimpah ruah.
Oleh karena itu, dia mengharapkan Bulog dapat menyerap beras dalam negeri dengan harga yang fleksibel agar serapannya dapat optimal sehingga memenuhi target penyerapan Bulog minimal sebanyak 1,5 juta ton atau bahkan 2 juta ton hingga Juni 2023.
"Karena kita tahu Bulog selama ini adalah pedagang sehingga target penyerapan beras untuk Cadangan Beras Pemerintah (CBP) minimal 1,5 juta ton, syukur-syukur 2 juta ton sampai dengan bulan Juni ini karena musim panen sedang berlangsung di mana-mana," ujar Ali Mazi.
Gubernur meminta kepada seluruh jajarannya hingga pemangku kepentingan lainnya agar memastikan semua ketersediaan pangan salah satunya beras tetap aman dan terjaga saat bulan Suci Ramadhan 1444 hijriah.
Direktur Keuangan Perum Bulog Bagya Mulyanto menargetkan pada tahun 2023, pihaknya menargetkan pengadaan beras dalam negeri sebanyak 1,5 juta ton meningkat bila dibandingkan pada tahun 2022 sebesar 1 juta ton.
Bagya mengaku bahwa target pengadaan beras dalam negeri tersebut masih naik menjadi 2,5 juta ton sesuai dengan yang ditargetkan dari Badan Pangan Nasional.
"Badan Pangan mentargetkan kami supaya melakukan pengadaan 2,5 juta ton di tahun 2023. Itu akan kita capai bersama-sama dengan Badan Pangan untuk dapat merealisasikan pengadaan beras di dalam negeri sebesar 2,5 juta ton," ujar dia.
Ia menyebut target tersebut akan diupayakan bisa tercapai bersama Badan Pangan Nasional. Apalagi sejumlah daerah di Indonesia sudah melakukan panen hingga puncak panen pada April 2023. "Di tahun 2023 ini secara nasional beberapa wilayah sudah mulai panen," katanya.
Sementara itu, Kepala Perum Bulog Kantor Wilayah Sulawesi Tenggara Siti Mardati Saing mengatakan untuk tahun 2023 ini, pihaknya menargetkan dapat menyerap beras petani sebanyak 30 ribu ton.
Bulog Sultra optimistis target ini dapat dicapai dalam upaya menjaga ketersediaan serta pengadaan beras lokal di Provinsi Sulawesi Tenggara.
"Kami optimis karena tahun sebelumnya kita sudah mencapai 29.983 ton dan di tahun 2023 ini kita optimis bisa mencapai target pengadaan beras lokal dari yang ditargetkan tersebut yakni 30 ribu ton," kata Mardati Saing.
Anggota Komisi IV DPR RI, Djarot Saiful Hidayat, meminta Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara untuk menjaga ketersediaan dan stabilitas harga pangan, terutama beras menjelang Bulan Suci Ramadhan 1444 H/2023 M.
Salah satu agenda reses Komisi IV DPR RI adalah peninjauan dan diskusi bersama pemangku kepentingan di Pemprov Sultra, terkait upaya peningkatan produksi untuk menjaga pasokan beras dan komoditas pangan lain di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Djarot mengakui bahwa saat ini terjadi kekurangan pasokan beras di beberapa daerah di Indonesia. Oleh karena itu, Kementerian Pertanian dan pihak terkait lainnya didorong untuk meningkatkan produksi, terlebih akan memasuki masa panen bulan depan.
“Di lapangan memang terjadi kekurangan pangan, makanya harus didukung ya, supaya ada stabilisasi harga pangan. Karena beras itu adalah penyumbang inflasi terbesar di sektor pangan," ujar dia.
Dia menyebut, berdasarkan hasil peninjauan gudang Bulog, stok beras di Sulawesi Tenggara dikatakan aman dan terjaga hingga lebaran nanti. Saat ini, pasokan beras yang tersedia di gudang sebanyak 7.500 ton dan diprediksi aman hingga tiga atau empat bulan ke depan.
"Bulog perlu menyerap beras dalam negeri dengan harga yang fleksibel agar serapannya dapat optimal," kata Ali Mazi di sela menyambut Kunjungan Kerja Reses Komisi IV DPR RI Masa Persidangan III Tahun Sidang 2022/2023 di di Kendari, Selasa.
Menurut Gubernur, seiring dengan musim panen raya padi awal 2023 yang berlangsung di banyak wilayah di Indonesia, termasuk Sulawesi Tenggara, Gubernur Ali Mazi menegaskan produksi gabah dan beras dalam negeri saat ini melimpah ruah.
Oleh karena itu, dia mengharapkan Bulog dapat menyerap beras dalam negeri dengan harga yang fleksibel agar serapannya dapat optimal sehingga memenuhi target penyerapan Bulog minimal sebanyak 1,5 juta ton atau bahkan 2 juta ton hingga Juni 2023.
"Karena kita tahu Bulog selama ini adalah pedagang sehingga target penyerapan beras untuk Cadangan Beras Pemerintah (CBP) minimal 1,5 juta ton, syukur-syukur 2 juta ton sampai dengan bulan Juni ini karena musim panen sedang berlangsung di mana-mana," ujar Ali Mazi.
Gubernur meminta kepada seluruh jajarannya hingga pemangku kepentingan lainnya agar memastikan semua ketersediaan pangan salah satunya beras tetap aman dan terjaga saat bulan Suci Ramadhan 1444 hijriah.
Direktur Keuangan Perum Bulog Bagya Mulyanto menargetkan pada tahun 2023, pihaknya menargetkan pengadaan beras dalam negeri sebanyak 1,5 juta ton meningkat bila dibandingkan pada tahun 2022 sebesar 1 juta ton.
Bagya mengaku bahwa target pengadaan beras dalam negeri tersebut masih naik menjadi 2,5 juta ton sesuai dengan yang ditargetkan dari Badan Pangan Nasional.
"Badan Pangan mentargetkan kami supaya melakukan pengadaan 2,5 juta ton di tahun 2023. Itu akan kita capai bersama-sama dengan Badan Pangan untuk dapat merealisasikan pengadaan beras di dalam negeri sebesar 2,5 juta ton," ujar dia.
Ia menyebut target tersebut akan diupayakan bisa tercapai bersama Badan Pangan Nasional. Apalagi sejumlah daerah di Indonesia sudah melakukan panen hingga puncak panen pada April 2023. "Di tahun 2023 ini secara nasional beberapa wilayah sudah mulai panen," katanya.
Sementara itu, Kepala Perum Bulog Kantor Wilayah Sulawesi Tenggara Siti Mardati Saing mengatakan untuk tahun 2023 ini, pihaknya menargetkan dapat menyerap beras petani sebanyak 30 ribu ton.
Bulog Sultra optimistis target ini dapat dicapai dalam upaya menjaga ketersediaan serta pengadaan beras lokal di Provinsi Sulawesi Tenggara.
"Kami optimis karena tahun sebelumnya kita sudah mencapai 29.983 ton dan di tahun 2023 ini kita optimis bisa mencapai target pengadaan beras lokal dari yang ditargetkan tersebut yakni 30 ribu ton," kata Mardati Saing.
Anggota Komisi IV DPR RI, Djarot Saiful Hidayat, meminta Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara untuk menjaga ketersediaan dan stabilitas harga pangan, terutama beras menjelang Bulan Suci Ramadhan 1444 H/2023 M.
Salah satu agenda reses Komisi IV DPR RI adalah peninjauan dan diskusi bersama pemangku kepentingan di Pemprov Sultra, terkait upaya peningkatan produksi untuk menjaga pasokan beras dan komoditas pangan lain di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Djarot mengakui bahwa saat ini terjadi kekurangan pasokan beras di beberapa daerah di Indonesia. Oleh karena itu, Kementerian Pertanian dan pihak terkait lainnya didorong untuk meningkatkan produksi, terlebih akan memasuki masa panen bulan depan.
“Di lapangan memang terjadi kekurangan pangan, makanya harus didukung ya, supaya ada stabilisasi harga pangan. Karena beras itu adalah penyumbang inflasi terbesar di sektor pangan," ujar dia.
Dia menyebut, berdasarkan hasil peninjauan gudang Bulog, stok beras di Sulawesi Tenggara dikatakan aman dan terjaga hingga lebaran nanti. Saat ini, pasokan beras yang tersedia di gudang sebanyak 7.500 ton dan diprediksi aman hingga tiga atau empat bulan ke depan.