Kendari (ANTARA) - Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) Baubau, Sulawesi Tenggara mencatat nilai ekspor hasil perikanan PT Jaya Seafood mencapai Rp745,5 juta sepanjang semester II-2022.
"Jenis ikan di dominasi ikan tuna atau cakalang dengan volume seluruhnya mencapai 5.663,7 ton di bawah pengawasan SKIPM Baubau," kata Kepala SKIPM Baubau Yuni Irawati Wijaya dalam pernyataan yang diterima Baubau, Sulawesi Tenggara, Senin.
Yuni menyampaikan, perusahaan ikan yang baru memulai ekspor enam bulan terakhir di 2022 tersebut adalah satu-satunya perusahaan di Kepulauan Buton yang mampu menembus pasar Internasional, meskipun dalam volume yang relatif kecil
"Untuk saat ini, tujuan ekspor yakni Singapura dan kini tengah ancang-ancang mengirim komoditi perikanan lainnya ke negara Malaysia," kata Yuni.
Yuni menambahkan bahwa dalam sebulan, Jaya Seafood mampu mengekspor 8-10 kali pengiriman ke luar negeri.
Yuni menyebut, perusahaan pernah dua kali mengirim produk ke Malaysia berupa sampel, namun masih menunggu untuk ditindak lanjuti.
"Akhir 2022 lalu pengiriman sempat merosot akibat cuaca ekstrim, hal tersebut tidak dapat dibendung. Meski begitu kegiatan ekspor yang baru dimulai Juli 2022 tersebut tergolong stabil," ujarnya.
Jaya Seafood telah mengurus sertifikat HACCP (Sertifikat Hazard Analysis and Critical Control Point) dengan sertifikat C itu merupakan syarat agar dapat mengirim produk keluar negeri secara mandiri.
Jalur pengiriman ekspor Jaya Seafood melewati jalur kapal cepat ke Kendari, selanjutnya terbang dari Bandara Haluoleo ke Singapura via Jakarta.
"Kami berharap jejak Jaya Seafood bisa ekspor bisa diikuti oleh unit pengelola lainnya di Kepulauan Buton, apalagi beberapa perusahaan perikanan seperti di Wakatobi dan Kabupaten Buton telah mengantongi HACCP grade B," pungkas Yuni.
"Jenis ikan di dominasi ikan tuna atau cakalang dengan volume seluruhnya mencapai 5.663,7 ton di bawah pengawasan SKIPM Baubau," kata Kepala SKIPM Baubau Yuni Irawati Wijaya dalam pernyataan yang diterima Baubau, Sulawesi Tenggara, Senin.
Yuni menyampaikan, perusahaan ikan yang baru memulai ekspor enam bulan terakhir di 2022 tersebut adalah satu-satunya perusahaan di Kepulauan Buton yang mampu menembus pasar Internasional, meskipun dalam volume yang relatif kecil
"Untuk saat ini, tujuan ekspor yakni Singapura dan kini tengah ancang-ancang mengirim komoditi perikanan lainnya ke negara Malaysia," kata Yuni.
Yuni menambahkan bahwa dalam sebulan, Jaya Seafood mampu mengekspor 8-10 kali pengiriman ke luar negeri.
Yuni menyebut, perusahaan pernah dua kali mengirim produk ke Malaysia berupa sampel, namun masih menunggu untuk ditindak lanjuti.
"Akhir 2022 lalu pengiriman sempat merosot akibat cuaca ekstrim, hal tersebut tidak dapat dibendung. Meski begitu kegiatan ekspor yang baru dimulai Juli 2022 tersebut tergolong stabil," ujarnya.
Jaya Seafood telah mengurus sertifikat HACCP (Sertifikat Hazard Analysis and Critical Control Point) dengan sertifikat C itu merupakan syarat agar dapat mengirim produk keluar negeri secara mandiri.
Jalur pengiriman ekspor Jaya Seafood melewati jalur kapal cepat ke Kendari, selanjutnya terbang dari Bandara Haluoleo ke Singapura via Jakarta.
"Kami berharap jejak Jaya Seafood bisa ekspor bisa diikuti oleh unit pengelola lainnya di Kepulauan Buton, apalagi beberapa perusahaan perikanan seperti di Wakatobi dan Kabupaten Buton telah mengantongi HACCP grade B," pungkas Yuni.