Kendari (ANTARA) - Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sulawesi Tenggara Asrun Lio mengharapkan usai pelantikan Yusmin sebagai Kepala Dinas Pendidikan dan kebudayaan Sultra yang baru mampu tingkatkan kualitas pendidikan di daerah itu.
Pernyataan Sekda Sultra itu disampaikan pada acara pisah sambut Kepala Dinas Dikbud Sultra dari Plt Kadis Dikbud Sultra Angraeni Balaka kepada penggantinya Yusmin, mantan Kepala Biro Kesejahteraan Sekda Sultra, di pusatkan di Toronipa, Kabupaten Konawe, Senin.
Menurut Asrun Lio, posisi Yusmin sebagai Kadis Dikbud yang baru tidak perlu diragukan karena sudah memiliki berbagai prestasi dan latar belakang yang tidak perlu diragukan.
"Di pemerintahan, seorang Yusmin pernah menjabat Kabid di ESDM, sebagai Kadispora Sultra, hingga Kabag Kesra. Dari sini kita melihat bahwa untuk menjadi seorang pemimpin itu butuh proses. Tidak ada yang bisa kita banggakan selain bersyukur terhadap apa yang diberikan Allah, karena hanya Allah yang mengatur kehidupan ini dan menggerakkan setiap hati yang dikehendakinya, bukan sekda atau gubernur," papar Jenderal ASN Provinsi Sultra ini.
Terkait di Dikbud terdapat konsep Menteri Pendidikan RI yakni bergerak dan memberikan pelayanan. Dalam pelaksanaannya, dirinya melakukan perubahan serta menyamakan main set semua jajaran agar Dikbud Sultra berorientasi servis center bukan provide center. Misalnya, tidak mudah mengeluarkan anak didik, tetapi harus mengedepankan pembinaan karena tugas pendidik adalah bisa mengarahkan anak didik menjadi lebih baik serta tanpa pamrih.
"Jika kita melihat total anggaran daerah, sebagian besar berada di bidang pendidikan. Sumber mata air ini berasal dari air mata seperti masih daruratnya sarana prasarana hingga kita harus kontrak 3000 lebih guru untuk memenuhi tenaga pendidik di pelosok-pelosok, selain itu juga kita ratakan penyebarannya melalui program Perau Gadik. Adinda Yusmin sudah teruji di beberapa OPD. Di Dispora berhasil melakukan pembaruan disana. Di ESDM banyak datangkan PAD untuk Sultra sehingga tidak heran jika mengalami kenaikan pangkat istimewa secara otomatis oleh negara. Jadi memilih pemimpin itu tidak mudah, kalau hati pemakainya tidak digerakkan oleh Allah," paparnya lagi.
Sebelum mengakhiri sambutannya, Asrun Lio berpesan kepada seluruh jajaran Dikbud untuk terus membantu Kepala Dinas terhadap apa-apa yang dibutuhkan, dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Sultra.
Kadis Dikbud Sultra Yusmin, SPd,MH (kiri) saat memberi sambutan pada rangkaian serah terima jabatan dari Plt Kadis Dikbud Hj Angraeni Balaka, SE, yang disaksikan Sekda Sultra Drs Asrun Lio, M.Hum, PhD .di wisata pantai Toronipa, Kabupaten Konawe, Senin. (Foto ANTARA/Azis Senong)
"Insya Allah, saya masih di Sultra, tiap hari ketemu. Nomor saya masih tetap dan tidak berubah. Mari tetap berbuat kebaikan karena kita tidak pernah tahu, kebaikan mana yang akan menolong kita kelak," pesan lulusan S3 The Australian National University of Canbera ini.
Sementara itu, Kepala Dikbud Sultra, Yusmin mengakui, jika dirinya pun kaget karena harus menggantikan gurunya sendiri, yang memiliki pendidikan lebih kompeten bahkan S3 di luar negeri, dibandingkan dirinya.
"Tentu kami tidak bisa bekerja dengan baik, tanpa bimbingan serta arahan dari beliau, baik sebagai sekda maupun orang tua, yang selama ini tanpa henti bekerja dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan di Sultra. Dan inilah tantangan besar saya. Saya juga tidak bisa kerja sendiri tanpa bantuan dari semua jajaran, karena tidak ada yang bisa bekerja secara personal tanpa bantuan orang lain. Untuk itu, apapun yang kami lakukan, akan dilaporkan ke pak sekda. Jadi pak sekda tidak tinggalkan Dikbud tetapi lebih tinggi lagi beliau menangi kita," ucapnya.
Pernyataan Sekda Sultra itu disampaikan pada acara pisah sambut Kepala Dinas Dikbud Sultra dari Plt Kadis Dikbud Sultra Angraeni Balaka kepada penggantinya Yusmin, mantan Kepala Biro Kesejahteraan Sekda Sultra, di pusatkan di Toronipa, Kabupaten Konawe, Senin.
Menurut Asrun Lio, posisi Yusmin sebagai Kadis Dikbud yang baru tidak perlu diragukan karena sudah memiliki berbagai prestasi dan latar belakang yang tidak perlu diragukan.
"Di pemerintahan, seorang Yusmin pernah menjabat Kabid di ESDM, sebagai Kadispora Sultra, hingga Kabag Kesra. Dari sini kita melihat bahwa untuk menjadi seorang pemimpin itu butuh proses. Tidak ada yang bisa kita banggakan selain bersyukur terhadap apa yang diberikan Allah, karena hanya Allah yang mengatur kehidupan ini dan menggerakkan setiap hati yang dikehendakinya, bukan sekda atau gubernur," papar Jenderal ASN Provinsi Sultra ini.
Terkait di Dikbud terdapat konsep Menteri Pendidikan RI yakni bergerak dan memberikan pelayanan. Dalam pelaksanaannya, dirinya melakukan perubahan serta menyamakan main set semua jajaran agar Dikbud Sultra berorientasi servis center bukan provide center. Misalnya, tidak mudah mengeluarkan anak didik, tetapi harus mengedepankan pembinaan karena tugas pendidik adalah bisa mengarahkan anak didik menjadi lebih baik serta tanpa pamrih.
"Jika kita melihat total anggaran daerah, sebagian besar berada di bidang pendidikan. Sumber mata air ini berasal dari air mata seperti masih daruratnya sarana prasarana hingga kita harus kontrak 3000 lebih guru untuk memenuhi tenaga pendidik di pelosok-pelosok, selain itu juga kita ratakan penyebarannya melalui program Perau Gadik. Adinda Yusmin sudah teruji di beberapa OPD. Di Dispora berhasil melakukan pembaruan disana. Di ESDM banyak datangkan PAD untuk Sultra sehingga tidak heran jika mengalami kenaikan pangkat istimewa secara otomatis oleh negara. Jadi memilih pemimpin itu tidak mudah, kalau hati pemakainya tidak digerakkan oleh Allah," paparnya lagi.
Sebelum mengakhiri sambutannya, Asrun Lio berpesan kepada seluruh jajaran Dikbud untuk terus membantu Kepala Dinas terhadap apa-apa yang dibutuhkan, dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Sultra.
"Insya Allah, saya masih di Sultra, tiap hari ketemu. Nomor saya masih tetap dan tidak berubah. Mari tetap berbuat kebaikan karena kita tidak pernah tahu, kebaikan mana yang akan menolong kita kelak," pesan lulusan S3 The Australian National University of Canbera ini.
Sementara itu, Kepala Dikbud Sultra, Yusmin mengakui, jika dirinya pun kaget karena harus menggantikan gurunya sendiri, yang memiliki pendidikan lebih kompeten bahkan S3 di luar negeri, dibandingkan dirinya.
"Tentu kami tidak bisa bekerja dengan baik, tanpa bimbingan serta arahan dari beliau, baik sebagai sekda maupun orang tua, yang selama ini tanpa henti bekerja dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan di Sultra. Dan inilah tantangan besar saya. Saya juga tidak bisa kerja sendiri tanpa bantuan dari semua jajaran, karena tidak ada yang bisa bekerja secara personal tanpa bantuan orang lain. Untuk itu, apapun yang kami lakukan, akan dilaporkan ke pak sekda. Jadi pak sekda tidak tinggalkan Dikbud tetapi lebih tinggi lagi beliau menangi kita," ucapnya.