Kendari (ANTARA) - Komando Distrik Militer (Kodim) 1413/Buton, Sulawesi Tenggara, melakukan pembukaan lahan pertanian di Kecamatan Siontapina, Kabupaten Buton seluas 50 hektare dalam rangka mendukung program ketahanan pangan untuk masyarakat.
Perwira Seksi Teritorial (Pasi Ter) Kodim 1413/Buton, Kapten Inf Marlin, di Baubau, Selasa, mengatakan pembukaan lahan yang saat ini digarap untuk dibersihkan itu baru berjalan sekitar 20 persen dengan diperkirakan dua pekan tuntas.
"Lahan tersebut nantinya akan melibatkan 7 kelompok tani yang terdiri kurang lebih 70 orang, tapi sebenarnya (yang akan mengolah) lebih dari itu karena antusias masyarakat sangat tinggi dengan adanya pembukaan lahan, karena mereka istilahnya hanya tinggal menanam saja," kata Kapten Inf Marlin, didampingi Pasi Intel Kapten Inf Suherman.
Ia mengatakan, teknis pembagian lahan seluas 50 hektare tersebut kepada kelompok tani khususnya di dua desa yakni Desa Gunung Jaya dan Desa Kura nanti setelah semuanya selesai terbuka untuk memudahkan para petani yang akan menanam.
"Kalau untuk pembagian (lahan) itu teknisnya nanti kepala desa, kami hanya menyediakan dan membuka lahannya setelah berjalan kami tinggal mendampingi," ujarnya dengan menyebutkan akan di prioritaskan kelompok tani dua desa tersebut yang menjadi tempat lahan itu.
Mengenai potensi komoditas pangan yang akan ditanami, kata dia terdapat beberapa diantaranya jagung, sayur-mayur ataupun beberapa tanaman hortikultura lainnya yang sangat bermanfaat bagi kebutuhan warga termasuk dapat memberikan nilai ekonomi di masyarakat setempat.
"Rencana bibit-bibit dan pupuknya nanti disiapkan oleh pemda melalui dinas pertanian, kita hanya membuka. Tapi itu saya lihat ada kendala soal air, tetapi juga kemarin sudah koordinasi dengan kepala desa nanti dianggarkan apakah dari dana desa atau mungkin dari dinas pertanian dilakukan perpipaan sekitar 7 km, artinya saluran dari mata air ke lahan itu. Jadi itu yang akan dipikirkan lagi ke depan, termasuk jalan tani setelah hamparan terbuka," ujarnya.
Memang, menurutnya, kendala di lapangan dalam pembukaan lahan tersebut cukup menyulitkan seperti memobilisasi bahan bakar minyak (BBM) karena posisinya di ketinggian.
"Jadi untuk menuju ke lokasi itu memang harus ada mencari jalan, itulah yang menjadi kesulitan. Kalau alat sebenarnya tidak menjadi masalah, cuman untuk mobilisasi seperti BBM itu kan jauh, tapi kita berupaya dapat segera selesai," katanya.
Menurut dia, sebenarnya lahan hibah dari Pemda kepada TNI untuk disiapkan sebagai lokasi Batalion itu dimanfaatkan menjadi lahan untuk ketahanan pangan berhubung adanya program Angkatan Darat (AD) dalam memperkuat ketahanan pangan.
"Awalnya sih Pak Dandim berpikir untuk mencari (lahan) karena pimpinan Angkatan Darat (AD) khususnya Kasad selalu menekankan untuk masalah ketahanan pangan, sehingga kesempatan lah lahan itu dimanfaatkan karena ada program ketahanan pangan itu," ujarnya.
Perwira Seksi Teritorial (Pasi Ter) Kodim 1413/Buton, Kapten Inf Marlin, di Baubau, Selasa, mengatakan pembukaan lahan yang saat ini digarap untuk dibersihkan itu baru berjalan sekitar 20 persen dengan diperkirakan dua pekan tuntas.
"Lahan tersebut nantinya akan melibatkan 7 kelompok tani yang terdiri kurang lebih 70 orang, tapi sebenarnya (yang akan mengolah) lebih dari itu karena antusias masyarakat sangat tinggi dengan adanya pembukaan lahan, karena mereka istilahnya hanya tinggal menanam saja," kata Kapten Inf Marlin, didampingi Pasi Intel Kapten Inf Suherman.
Ia mengatakan, teknis pembagian lahan seluas 50 hektare tersebut kepada kelompok tani khususnya di dua desa yakni Desa Gunung Jaya dan Desa Kura nanti setelah semuanya selesai terbuka untuk memudahkan para petani yang akan menanam.
"Kalau untuk pembagian (lahan) itu teknisnya nanti kepala desa, kami hanya menyediakan dan membuka lahannya setelah berjalan kami tinggal mendampingi," ujarnya dengan menyebutkan akan di prioritaskan kelompok tani dua desa tersebut yang menjadi tempat lahan itu.
Mengenai potensi komoditas pangan yang akan ditanami, kata dia terdapat beberapa diantaranya jagung, sayur-mayur ataupun beberapa tanaman hortikultura lainnya yang sangat bermanfaat bagi kebutuhan warga termasuk dapat memberikan nilai ekonomi di masyarakat setempat.
"Rencana bibit-bibit dan pupuknya nanti disiapkan oleh pemda melalui dinas pertanian, kita hanya membuka. Tapi itu saya lihat ada kendala soal air, tetapi juga kemarin sudah koordinasi dengan kepala desa nanti dianggarkan apakah dari dana desa atau mungkin dari dinas pertanian dilakukan perpipaan sekitar 7 km, artinya saluran dari mata air ke lahan itu. Jadi itu yang akan dipikirkan lagi ke depan, termasuk jalan tani setelah hamparan terbuka," ujarnya.
Memang, menurutnya, kendala di lapangan dalam pembukaan lahan tersebut cukup menyulitkan seperti memobilisasi bahan bakar minyak (BBM) karena posisinya di ketinggian.
"Jadi untuk menuju ke lokasi itu memang harus ada mencari jalan, itulah yang menjadi kesulitan. Kalau alat sebenarnya tidak menjadi masalah, cuman untuk mobilisasi seperti BBM itu kan jauh, tapi kita berupaya dapat segera selesai," katanya.
Menurut dia, sebenarnya lahan hibah dari Pemda kepada TNI untuk disiapkan sebagai lokasi Batalion itu dimanfaatkan menjadi lahan untuk ketahanan pangan berhubung adanya program Angkatan Darat (AD) dalam memperkuat ketahanan pangan.
"Awalnya sih Pak Dandim berpikir untuk mencari (lahan) karena pimpinan Angkatan Darat (AD) khususnya Kasad selalu menekankan untuk masalah ketahanan pangan, sehingga kesempatan lah lahan itu dimanfaatkan karena ada program ketahanan pangan itu," ujarnya.