Kendari (ANTARA) - Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UMKM Kota Kendari, Aldakesutan Lapae, mengatakan jumlah pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di daerah itu tumbuh 100 persen atau dua kali lipat dari kondisi sebelum pandemi.
"Dalam catatan kami, sebelum pandemi COVID-19 melanda daerah ini, pelaku UMKM saat ini sekitar 21 ribu, dan catatan akhir Desember 2022 jumlahnya mencapai 41 ribu," kata Aldakesutan, di Kendari, Senin.
Dikatakan, jumlah itu diketahui setelah dibuka pendaftaran online terhadap UMKM yang ada melalui Online Data System (ODS).
Dikatakan, kondisi itu menggambarkan bahwa sektor UMKM menjadi penopang utama pergerakan ekonomi di Kendari selama pandemi COVID-19, sehingga pertumbuhan ekonomi Kendari saat pandemi tidak mengalami keterpurukan yang signifikan dibanding beberapa daerah lain di Sultra.
"Artinya bahwa masa pandemi menjadikan minat masyarakat untuk berusaha meningkat. Tetapi, tidak bisa kita pungkiri bahwa tidak sedikit pula usaha dan industri menengah yang gulung tikar saat itu, Namun, Usaha Kecil dan Mikro mampu bertahan dalam keadaan apapun bahkan tumbuh subur," katanya.
Ia mengatakan, Pemkot terus berupaya untuk mendorong pengembangan dan pertumbuhan sektor UMKM, salah satunya dengan mengusung konsep mampu bersaing dan memiliki pasaran yang luas.
"Kita terus berupaya mendorong para pelaku UMKM ini dengan konsep go digital. Termasuk permodalan yang sering mengemuka dari problem-problem UMKM kita kita menemui mereka di lapangan," katanya.
Pemerintah kota kata dia, terus mendorong agar usaha masyarakat berskala rumahan, yang hanya sekadar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dapat meningkatkan menjadi skala industri rumah tangga, sehingga dapat berkembang dan dapat menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat di sekitarnya.
"Yang terpenting lagi, bahwa awalnya hanya skala rumahan dengan pasaran lokal, ke depan bisa menghasilkan produk yang bisa memenuhi permintaan pasar skala nasional.
Untuk mencapai sasaran itu, saat ini terdapat 2.000 pelaku UMKM yang telah dilatih untuk dapat memasarkan produknya hingga go nasional.
"Pelatihan dilakukan secara sistematis mulai dari peningkatan kapasitas, label halal, go digital, go Online, dan go global," kata Aldakesutan.
"Dalam catatan kami, sebelum pandemi COVID-19 melanda daerah ini, pelaku UMKM saat ini sekitar 21 ribu, dan catatan akhir Desember 2022 jumlahnya mencapai 41 ribu," kata Aldakesutan, di Kendari, Senin.
Dikatakan, jumlah itu diketahui setelah dibuka pendaftaran online terhadap UMKM yang ada melalui Online Data System (ODS).
Dikatakan, kondisi itu menggambarkan bahwa sektor UMKM menjadi penopang utama pergerakan ekonomi di Kendari selama pandemi COVID-19, sehingga pertumbuhan ekonomi Kendari saat pandemi tidak mengalami keterpurukan yang signifikan dibanding beberapa daerah lain di Sultra.
"Artinya bahwa masa pandemi menjadikan minat masyarakat untuk berusaha meningkat. Tetapi, tidak bisa kita pungkiri bahwa tidak sedikit pula usaha dan industri menengah yang gulung tikar saat itu, Namun, Usaha Kecil dan Mikro mampu bertahan dalam keadaan apapun bahkan tumbuh subur," katanya.
Ia mengatakan, Pemkot terus berupaya untuk mendorong pengembangan dan pertumbuhan sektor UMKM, salah satunya dengan mengusung konsep mampu bersaing dan memiliki pasaran yang luas.
"Kita terus berupaya mendorong para pelaku UMKM ini dengan konsep go digital. Termasuk permodalan yang sering mengemuka dari problem-problem UMKM kita kita menemui mereka di lapangan," katanya.
Pemerintah kota kata dia, terus mendorong agar usaha masyarakat berskala rumahan, yang hanya sekadar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dapat meningkatkan menjadi skala industri rumah tangga, sehingga dapat berkembang dan dapat menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat di sekitarnya.
"Yang terpenting lagi, bahwa awalnya hanya skala rumahan dengan pasaran lokal, ke depan bisa menghasilkan produk yang bisa memenuhi permintaan pasar skala nasional.
Untuk mencapai sasaran itu, saat ini terdapat 2.000 pelaku UMKM yang telah dilatih untuk dapat memasarkan produknya hingga go nasional.
"Pelatihan dilakukan secara sistematis mulai dari peningkatan kapasitas, label halal, go digital, go Online, dan go global," kata Aldakesutan.